AGARIEL 01

242 12 0
                                    

GARIOR siapa yang tidak mengenal geng motor itu? Sebuah geng motor yang pernah membuat geger pada masanya, karena sebuah peristiwa yang terjadi dua tahun lalu mengakibatkan salah satu dari mereka menjadi korban jiwa.

Geng motor yang di bentuk oleh Jehario Atlanta saat dirinya memasuki pertengahan kelas sepuluh itu masih aktif hingga saat ini, walaupun Jehar sendiri sudah di nyatakan lulus dari SMA Nusa Bakti, dan sekarang dirinya bersama teman satu angkatannya sudah berada di bangku perkuliahan.

Sekarang geng motor itu di ambil alih oleh Agas, sepupu Jehar yang baru bergabung dengan Garior kurang lebih satu tahun, karena dia resmi menjadi siswa SMA Nusa Bakti saat kelas 11.

Kini Agas sudah berada di kelas 12, satu tahun ia belajar disini, dan sudah satu tahun juga ia memiliki perasaan luar biasanya untuk seseorang yang ia kagumi.

Namun.. perasaan luar biasanya itu belum terbalaskan sampai sekarang.

"Gas! berisik banget anying, itu lagu lo puter berapa kali dalam sehari??" olok Arfi, lelaki remaja berkulit tan itu sangat kesal karena lagu yang di putar oleh Agas menggunakan speaker bluetooth miliknya.

Arfi pusing, tadinya ia sedang menumpang mengerjakan tugas matematika di base karena rumahnya berisik, katanya sih tetangganya sedang hajatan. Namun ternyata lagu yang Agas putar itu malah mengganggu otaknya, tidak ada bedanya dengan di rumah.

Tentu saja Arfi sangat kesal, sejak tadi lagu berjudul Risalah Hati dari band lokal bernama Dewa 19 itu di putar berulang-ulang oleh Agas, sedangkan Agas malah merebahkan diri dan melamun sambil menatap langit-langit ruangan.

"bacot" jawab Agas pelan.

Arfi melotot, "wah, bajingan ni anak" umpatnya.

"udah fi, udah biasa si Agas mah, kan cintanya belum dapet feedback sampe sekarang" kompor Arion, lelaki itu menertawakan Agas dengan teman-temannya yang lain.

Bagi mereka, Agas akan berubah ketika dirinya sedang merasa galau karena lelah mengejar cintanya. Lelaki tampan yang biasanya selalu tersenyum dan suka menjahili teman-temannya itu akan berubah menjadi murung dan lebih banyak melamun, hal itu di manfaatkan oleh mereka untuk menjahili Agas.

"kenapa lagi, Gas? Kalo udah gak kuat mah udah, nyerah aja, daripada nanti hasilnya sia-sia" ujar Maven.

"gak akan nyerah, soalnya gue yakin dia itu jodoh gue yang dikirim oleh tuhan" jawab Agas.

"emang boleh se-yakin itu?" kata Arfi yang kemudian mengalihkan pandangannya, karena Agas berubah meliriknya dengan tatapan tajam.

"emang kemana anaknya?" celetuk Gilang.

"kemarin gue nanya, katanya ada urusan, kan udah hampir seminggu gak berangkat. Katanya sih besok udah berangkat lagi" jawab Arfi.

"beneran Lo?"

"iya Gas, percaya dah sama gue"

"ogah, percaya kok sama setan"

Arfi melotot kesal, ia mengusap dadanya sabar sambil memejamkan mata, lalu anak itu melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.

"udah lah Gas, gak usah galau-galau, mending makan kuaci bareng gue" celetuk Erlan yang sedari tadi memakan kuaci dengan diam di samping Arfi.

"bagi dong, lan" Arfi menyodorkan telapak tangannya.

"nih" Erlan memberikan kulit kuaci pada Arfi, tentu saja hal itu membuat Arfi kesal padanya.

"bangsat lo, pelit banget anjing!"

***

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah besar yang di huni oleh satu orang. Suasana rumah itu sangat sepi seperti tidak ada manusia yang tinggal di sana, namun rupanya ada seseorang laki-laki manis yang menghuni rumah itu.

Dia adalah Nariel, anak itu sudah hampir satu Minggu mengurung dirinya di rumah, melupakan kewajibannya sebagai seorang pelajar yang harus berangkat ke sekolah setiap hari kecuali hari minggu.

Entah apa yang ada di pikirannya, sampai Nariel sendiri malas untuk datang ke sekolah. Jika kalian berpikir dia memiliki masalah di sekolah sampai di skors atau mungkin dia di bully, tentu saja tidak. Selama ini Nariel adalah murid idaman setiap guru, namanya selalu terpampang di setiap mading sekolah karena prestasinya. Nariel juga di kenal dengan baik oleh semua siswa, bukan hanya pintar dan baik, dia juga memiliki wajah yang sempurna, tentu saja banyak yang menyukainya.

Nariel memiliki orangtua, tapi mengapa dia sendirian? sudah menjadi hal yang biasa bagi Nariel, sejak kecil selalu di tinggal oleh orangtuanya. Pasangan suami-istri itu lebih mementingkan pekerjaan mereka yang sudah bercabang hingga keluar negeri.

Salah satu alasan Nariel mengurung diri di rumah adalah orangtuanya, anak itu merindukan ayah dan bundanya, bagaimana sekarang wajah orangtuanya? Bagaimana rasanya pelukan bunda sekarang? Yang jelas Nariel tidak tahu.

Bundanya sudah pergi dari Indonesia sejak Nariel kelas dua SMP, sejak itu beliau benar-benar pergi dan entah kapan akan kembali. Sedangkan ayahnya, sudah sibuk sejak Nariel kecil hingga sekarang, jika dulu Ayahnya pulang ke rumah walaupun jarang, berbeda dengan sekarang, bahkan Nariel selalu menunggu kepulangannya.

Mereka bilang, dulu Nariel masih kecil dan sekarang Nariel sudah besar, yang katanya harus mandiri.

"Halen? kamu kapan jemput aku?"

"Udah lama sejak kamu pergi, hidup aku tambah sepi. liat gak aku nangis? dulu kamu selalu meluk aku kalo aku nangis, tapi sekarang gak ada yang meluk aku"

"Kamu gak kangen sama aku?"

"Percuma ya aku ngurung diri sendiri, dan nangis kayak gini? Tenang aja besok aku udah masuk sekolah kok"

Berbicara sendiri sambil memandang bintang adalah kebiasaannya, biarkan Nariel bercerita kepada sahabatnya, karena sahabatnya kini sudah menjadi bintang yang paling bersinar di langit malam.

"Aku sendirian, bi Ida kapan kesini lagi ya? Katanya bi Ida ada acara keluarga di rumahnya, padahal aku kangen banget. Bi Ida udah kayak ibu aku, dia baik banget, sejak kecil aku sama dia"

"Aku mau tidur, cerita ke kamu lama-lama buat aku ngantuk, udah gak sedih soalnya mata aku udah gak ngeluarin air mata. Besok malam aku cerita lagi deh, aku tutup tirainya gapapa kan? datang ke mimpi aku ya.. aku pengen meluk kamu"

Nariel menutup tirai jendela kamarnya, lalu memposisikan tubuhnya berbaring dengan nyaman sambil memeluk boneka panda berukuran besar-salah satu hadiah dari Halen saat dirinya berulang tahun. Dan tak lama kemudian kedua mata indahnya terpejam di susul dengan dengkuran halus khas orang tertidur.

AGARIEL [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang