AGARIEL 11

118 9 3
                                    


HAPPY READING

"tumben banget ngajakin buat ketemu, Lo mau ngomong soal apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tumben banget ngajakin buat ketemu, Lo mau ngomong soal apa?"

Saat ini Nariel dan Bastian sedang berada di rooftop gedung sekolah mereka. Setelah sekian lama tidak berbicara berdua, sekarang Nariel mengajak Bastian untuk bertemu.

Nariel memberikan sebuah kertas yang di lipat ke tangan Bastian, membuat Bastian sendiri bingung. "ini.. apa?" tanyanya.

"baca aja."

Lantas Bastian pun membaca tulisan yang tertera di kertas itu hingga tuntas. "Nemu dimana?"

"di kamar Halen. Bas.. selama ini Lo tau? Dari dulu Lo tau kan? Kenapa Lo ga bilang sama gue?" tanya Nariel dengan sedih.

Bastian menundukkan wajahnya, terdiam sejenak sebelum menarik napas panjang. Ia menggenggam erat kertas itu, seolah tak rela melepaskannya.

"maaf, gue gak bermaksud nyembunyiin ini dari Lo. Tapi Halen sendiri yang minta gue supaya jangan kasih tau lo tentang hal ini, gue udah janji sama dia.. mana mungkin gue ingkar sama janji yang udah gue buat sendiri" jawab Bastian.

Nariel terdiam, matanya tertuju pada Bastian, mencari kejujuran dalam ekspresi itu. Sekian detik berlalu dalam keheningan, diiringi angin yang berhembus pelan di rooftop. Nariel merasakan ada sesuatu yang sulit dijelaskan, perasaan ganjil bercampur kecewa.

"seharusnya dia bilang dan jujur ke gue" ucap Nariel.

"lo tau malam itu, waktu gue jemput lo tengah malam? Waktu ulang tahun Lo itu, dia ada rencana mau jujur ke Lo Nar. Bahkan gue masih ingat se-senang apa dia malam itu, tapi semuanya berantakan" kata Bastian.

"gue udah tau lewat surat itu, kenapa harus malam itu Bas? kalau dia jujur dari awal, gak mungkin semuanya bakalan kayak gini" Nariel.

"dan Lo bakalan Nerima dia? Lo juga suka sama Halen?"

Bastian menatap Nariel yang terdiam, terlihat ragu-ragu menjawab pertanyaan itu. Sekilas, Bastian bisa melihat ekspresi bimbang di wajah Nariel, seolah dia sedang berusaha merangkai kata-kata yang tepat.

"Gue gak tau, Bas," jawab Nariel pelan, nyaris seperti bisikan. "Gue gak pernah mikir sejauh itu... Gue selalu nganggep Halen kayak saudara gue. Dari kecil gue sama dia, dia selalu ada kalau gue kesepian."

Bastian tersenyum kecil, tapi matanya menunjukkan kesedihan. "Mungkin itu sebabnya Halen gak pernah bilang apa-apa. Dia takut ngerusak hubungan kalian yang udah ada. Dan dia juga takut kalau akhirnya lo malah ngejauh."

AGARIEL [ NOMIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang