Bab 7. Rencana Pernikahan

961 132 5
                                    

Kitty ngerasa bersalah banget sama Kakak.

- Anggelina Christy Putri Natio -
___________________________________

Aku merasa ada sesuatu yang melingkari perut. Dengan mata yang masih terpejam, aku merabanya. Mencoba mengingat apa yang terjadi, aku ingat telah memaksa Freyan untuk mau dipeluk. Namun, tak
kusangka dia juga akan memelukku.

Ah, senangnya hati ini. Aku tersenyum dan mencoba menerobos
alam mimpi lagi. Namun, teriakan dari seorang wanita mengejutkanku dan langsung duduk. Begitu juga dengan Freyan yang kini sudah duduk sambil mengucek matanya sendiri.

"KALIAN HABIS NGAPAIN?"

"Kita gak ngapa-ngapain, Ma," jawabku lalu menguap.

"Terus ngapain tidur seranjang? Peluk-pelukan lagi."

"Eng-enggak gitu, Tan. Tadi Tante yang nyuruh aku buat nemenin Christy kan?"

"Iya, Ma, tadi Kitty bilang mau peluk Kak Freyan."

"Gak ada alasan! Pokoknya besok kalian harus nikah. Titik!"

Aku menatap Freyan dengan bingung.
Sedangkan yang ditatap hanya
menunjukkan wajah murung dan ingin marah. Tanpa banyak bicara, ia bangkit dari duduknya dan mengejar mama yang lebih dulu pergi dari kamar.

Aku yang masih duduk pun hanya bisa mengedipkan mata beberapa kali. Merasa bingung dan belum bisa memahami apa yang sudah terjadi.

"Tadi mama bilang mau nikahin aku sama Kak Freyan besok?" tanyaku pada diriku sendiri. Memikirkan apa yang mama ucapkan.

"Berarti... MAMA KITTY MAU NIKAH
BESOK!"

Aku berlari mendekati mama yang berada di ruang keluarga bersama papa dan Freyan. Mama yang sedang menelepon seseorang, serta Freyan yang duduk sambil menunduk,
kedua tangannya saling bertautan, seperti memikirkan sesuatu, aku duduk tepat di sebelahnya. Bahkan ia tak menyadari kehadiranku ini.

Aku menggeser duduk agar agak jauh darinya, tak ingin mengganggu
aktivitasnya. Tak berapa lama, suara mesin mobil yang memasuki pekarangan rumah terdengar di
telinga. Aku menoleh ke arah pintu, di sana ada pasangan suami-istri, Tante Aya dan Om Badrun.

Aku yakin pasti mama yang menyuruh mereka ke sini. Mereka memasuki rumah, bersalaman lalu
duduk di sofa. Wajah para orang tua ini terlihat begitu serius. Entah apa yang akan mereka bicarakan jika seserius ini.

"Kitty," panggil mama, aku menoleh ke arahnya.
"Apa yang udah Freyan lakuin ke kamu?"

"Lakuin apa, Ma?"

"Ya, yang berhubungan sama badan kamu. Freyan udah apain kamu." sahut Tante Aya.

"Emm, tadi pagi di rumah sakit, Kak Freyan cium bibir Kitty." Mereka berempat seperti terkejut, tapi sedetik kemudian berubah menjadi senyuman yang tertahan.

"Terus tadi Kitty dipeluk boboknya." aku menjeda omonganku dan berpikir apa saja yang sudah Freyan lakukan,

"Sama tadi Kak Freyan menyentuh dadaa Kitty."

"Freyan! Kamu ini mesuum banget!" Tante Aya menjewer telinga Freyan hingga membuat sang empu kesakitan.

"Eng-enggak, Ma. cu--cu--cuma khilaf."

"Khilaf matamu!" Om Badrun menimpali.

Aku merasa bersalah atas semua kejadian yang menyebabkan majunya pernikahan. Padahal sebelumnya, kedua keluarga belum merencanakannya.

Sebenarnya aku begitu senang jika harus menikah lebih cepat. Namun, jika dilihat dari alasannya, saya
merasa bersalah pada Freyan.

"Jangan besok, Pa," kataku. Mereka semua menatap dengan tajam dan bertanya.

NIKAH SMA (FreChris) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang