Bab 20. Tusuk tusuk (18+)

868 112 6
                                    

Apalagi tugas suami jika istrinya sedang hamil? Menuruti semua kemauannya? Tentu saja. Lalu apalagi? Mengantarnya untuk
periksa ke dokter? Itu yang sedang aku lakukan sekarang.

Duduk bersama para ibu hamil lainnya yang menatap kami dengan heran. Mungkin mereka berpikir bahwa kami sepasang kekasih yang melakukan kesalahan. Bisa saja seperti itu.

Aku merasa jengah saat salah satu ibu
hamil itu berbisik pada rekan sesama ibu-ibu. Yang kudengar mereka sedang membicarakanku dan Christy. Memberi opini satu sama lain tanpa mengetahui kebenarannya.

"Kapan giliran lo?" tanyaku pada Christy yang terlihat sangat santai.

"Dua lagi kak."

Aku menghela napas kesal, kenapa lama sekali padahal duduk di sini sampai membuat pantatku terasa kram. Apa ini yang dirasakan para suami? Atau hanya aku saja? Menyebalkan.

"Nona Christy, silakan masuk."

Aku menghembuskan napas lega ketika seorang wanita muda memanggil nama Christy untuk masuk ke dalam ruang periksa.

"Berbaring ya," suruh seorang wanita
dengan jas medis berwarna putih.

Christy berjalan menuju tempat tidur yang berada di pojok ruangan. Aku menatap kaki mungilnya yang berjinjit mencoba untuk naik ke atas dipan. Namun, yang namanya
cebol tetap tak bisa itu terlalu tinggi.

Aku menggeleng pelan lalu menghampirinya dan membantunya untuk naik. Setelah berhasil aku duduk di kursi yang disediakan.
Entah apa saja yang dilakukan mereka di sana terasa sangat lama.

Aku mengetuk-ngetukkan jari di atas meja. Bosan. Satu kata yang tergambar pada suasana kali ini.
Kurang lebih sepuluh menit berlalu, Christy menghampiri dan duduk di sampingku.

Dokter tadi duduk di depanku seraya
meletakkan sesuatu yang tak kuketahui namanya.

"Anda pacarnya Nona Christy?"

"Saya suaminya." Sempat terkejut, tapi dokter itu dengan cepat menetralkan ekspresinya.

"Baiklah, kandungan Nona Christy sehat dan kuat. Anda harus menjaga istri anda, jaga makanannya, jangan biarkan dia melakukan pekerjaan berat." Aku mengangguk mengerti.

"Apa boleh kami melakukan hubungan badan?" Dokter itu berdeham sebentar, Christy mencubit lenganku,

"ini kehamilan pertama anda?" tanya dokter itu pada Christy.

"Iya, Dok."

"Untuk hubungan badan akan lebih baik dilakukan di usia kandungan yang sudah memasuki enam belas minggu, di mana kondisi janin sudah mulai kuat. Namun, Selagi tak memiliki riwayat masalah
kehamilan seperti melahirkan prematur, hamil kembar, rahim lemah dan yang lainnya, tak masalah jika melakukan hubungan badan pada trimester pertama. Yang terpenting lakukan dengan lembut."

Aku mengangguk paham dengan apa yang dikatakan oleh dokter itu. Setelah menerima resep itu, aku dan Christy segera pergi dari tempat itu.

Saat di mobil, Christy yang sedang hamil muda langsung muntah-muntah, memang tidak
ada ampas yang keluar, tapi sedikit cairan mungkin dari ludah. Bahuku merosot dan wajahku nelangsa. Ingin memarahi tapi tak tega. Belum lagi bibirnya terlihat pucat.

"Mau makan apa?" tanyaku lembut.

"Mangga muda tapi Kakak sendiri yang petik." Aku menatapnya tajam, sedangkan yang ditatap hanya cengengesan. Bagaimana aku bisa memetik sendiri, aku saja tak bisa memanjat.

"Yang lain aja."

"Nggak mau."

"Mau cari mangga di mana?"

"Tetangga sebelah rumah aja."

Aku melajukan mobil dengan sedikit cepat. Setelah ini harus bertarung dengan pohon mangga. Belum lagi sang pemilik mangga ini orang pelit, ia juga punya seekor anjing galak.

Kenapa aku punya istri yang ngidamnya aneh seperti ini?
Tak butuh waktu lama aku telah sampai di rumah. Aku mengajak Christy turun dan pergi ke rumah tetangga yang punya pohon mangga.

Aku mengetuk pintu rumahnya hingga seorang pria dengan perut buncit muncul dari balik pintu. Wajahnya menatapku sangar.

"Maaf, Pak. Saya mau minta mangganya boleh? Buat istri saya lagi ngidam," ucapku dengan sopan.

"Tidak boleh, belum matang!"

"Pak, saya minta ya buat anak saya," sahut Christy seraya mengelus perutnya.

"Yasudah ambil saja, panjat sendiri."

Apa-apaan ini, jika wanita cantik saja yang meminta tanpa pikir panjang langsung diijinkan. Lalu, jika pria berbatang yang meminta maka ia tak akan memberi meski telah bersujud. Baiklah, dasar pria mata keranjang.

Aku mendekati pohon mangga itu dan
menatapnya sebentar. Bagaimana caranya memanjat? Aku tak tahu. Tapi, demi istri dan calon anakku, tak apa aku berkorban sedikit.

***

Mencoba beberapa kali, namun tetap saja gagal. Mencoba lagi dan lagi, sama saja. Hingga percobaan yang entah keberapa kali aku berhasil memanjat hingga setengah pohon. Celana yang aku pakai pun sudah
sobek. Belum lagi banyak semut yang
menggigiti kulitku.

"Kak, gak jadi. Kitty udah gak pengen."

Aku melirik ke bawah, tempat di mana Christy berdiri menunggu. Ingin rasanya melempar wajahnya dengan sepatu. Namun, aku tak
boleh seperti itu. Dengan sabar dan tenang aku melompat ke bawah.
Menatap wajah polos istriku saja sudah membuat rasa jengkel ku menghilang.

"Yasudah, ayo pulang."

"Gendong"

Aku mengangkat tubuhnya dan
menggendongnya seperti biasa. Tubuhnya tak terlalu berat untuk beban tanganku. Langkah kaki pun terasa ringan menapaki satu persatu anak tangga menuju kamar.
Aku berjanji setelah ini akan bermain tusuk-tusukkan dengan Christy. Bagaimanapun juga sejak kemarin aku sudah menginginkanya.

Sesampainya di kamar aku merebahkan Christy di atas kasur. Kau tahu adegan selanjutnya
apa, tutup matamu atau kau akan tergoda untuk melakukannya juga hehe.

Aku mengunci pintu dengan rapat. Setelah itu membaringkan tubuhnya
tubuhnya.

"Kan boleh, kita main, yuk!" ajakku.

"Main apa?"

"Tusuk-tusuk."

"Mau nyate?"

Tak ingin berlama-lama lagi aku langsung melahap bibir mungilnya itu. Rasanya tak pernah berubah, manis dan menggoda. Dua buah itu juga menggodaku. Tanpa perlu
menunggu lama, adegan itu terjadi. sungguh surga duniawi.

"Kak," panggilnya pelan. "cepat."
Aku tertawa dalam hati, ternyata gadis polosku bisa meminta hal seperti ini. Baiklah. Aku tak akan menyia-nyiakan waktu lagi.

Aku langsung memasukkan milikku dan memenuhi miliknya. Baru begini saja rasa surga dunia sudah
sangat terasa. Aku memaju-mundurkan pinggulku, mulai dari tempo lambat hingga
cepat. Membuat Christy semakin kelimpungan. Tubuhnya bergetar setelah mendapat pelepasan.




Dah segini aja author lagi sibuk sorry jarang up

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NIKAH SMA (FreChris) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang