Rasanya aku marah sekali melihat Kathrin dan cecunguknya memperlakukan Christy seperti
itu. Coba kau pikir, suami mana yang tak akan marah jika istrinya ditampar, dijambak, dan dirobek bajunya hingga melihatkan sesuatu yang tak seharusnya diperlihatkan pada orang.Untung saja Flora memberitahu tepat
waktu, jika telat aku tak tahu bagaimana keadaan Christy. Saat datang saja keadaannya sudah sangat memprihatinkan, rambut yang
tak tertata, pipi yang sudah memerah, serta seragam yang sudah robek."jalang!"
Semua orang yang berada di kelas itu
menoleh ke arahku, termasuk Christy dan Kathrin. Tangan Kathrin yang tengah menjambak rambut Christy pun membuat amarahku memuncak, ditambah lagi gadisku yang menangis menahan sakit. Tanpa disuruh, teman ketiga sekaligus sahabatku itu langsung mengerti apa yang harus mereka lakukan. Zean dan Aldo
langsung memegang kedua tangan Lia, cecunguknya Kathrin dan Ollan yang dengan tenaganya memaksa tangan Kathrin lepas dari rambut Christy.Aku yang melihat bagian d**a Christy terekspos dan dilihat oleh banyak mata langsung melepas baju seragamku dan memakaikan pada tubuh mungil itu. Lalu memeluknya
dengan rasa amarah yang tak kunjung reda.Aku melepaskan pelukan itu lalu
menekankan badan menghadap dua iblis tak tahu malu itu."Lo salah bermimpi sama gue."
Sebenarnya aku malas meladeni cewek tak tahu malu ini. Aku juga sangat malas harus berbicara panjang, karena itu bukan aku.
Namun, kali ini ia sangat kelewatan. Aku tak terima jika ia mempermalukan istriku di depan teman-temannya."Gue gak suka lo deket sama dia, lo itu
punya gue!""Apa lo bilang? Gue punya lo? MIMPI!" Aku tersenyum miring. Bisa-bisanya ia terlampau halu seperti itu.
"Lo punya gue!" katanya, cewek itu meronta di dalam genggaman tangan Ollan.
"Lo mau tau gue punya siapa?" tanyaku, Kathrin menjawab sambil menatap tajam.
Aku mendekati Christy yang berada dalam pelukan Flora. Menariknya dengan kasar lalu menempelkan bibirku pada bibirnya, melumatnya dengan kasar dan sensual. Christy
yang masih pemula hanya menikmati permainan yang saya lakukan.Namun, semakin lama ia semakin membuka akses untukku. la juga membalas ciumanku. Ciuman kami berlangsung sekitar lima menit. Hal itu membuat wajah Christy bersemu
merah, dan membuat seisi kelas menatap kami dengan terkejut. Mata Kathrin pun terlihat berkaca-kaca seperti menahan tangis. Memangnya aku peduli?"Gue punya dia!" kataku seraya menunjuk Christy yang berada di belakangku.
"Lo jahat!"
"Dari dulu gue jahat" Aku memegang dagu Kathrin dan mengangkatnya.
"Lo sentuh dia lagi, lo bakal mati di tangan gue!" Lalu kuhempaskan dengan kasar.
Aku tak peduli mau di cap sebagai seorang pria yang kasar atau apapun itu. Aku tidak peduli.
"Digilir aja," sahut Ollan yang sedari tadi diam, diangguki oleh Zean dan Aldo.
"Serah lo bertiga, gara-gara l***e ini gue harus ngomong panjang lebar."
Aku tahu apa yang dimaksud digilir itu. Kalian tahu? Sudah, jangan kepo.
Setelah itu mereka bertiga membawa Kathrin dan Lia pergi. Aku tak tahu akan dibawa ke mana kedua cewek itu. Yang aku tahu, omongan Ollan dan yang lain tak pernah
main-main. Biar saja, toh dua cewek itu sudah berkali-kali masuk ke banyak cowok.Aku membalikkan badan, di belakangku Christy tetap berdiri seperti awal tadi. Pipinya yang
memerah karena memuat dan rasa malu cukup membuat gemas.Seragam putih yang aku pinjamkan pun membuatnya seperti tenggelam. Bayangkan saja,jika kupakai seragam itu pas, jika Christy yang memakai
seragam itu bisa sampai setengah paha.
![](https://img.wattpad.com/cover/373371058-288-k370984.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH SMA (FreChris)
RomantizmMenikah bagi orang yang usianya sudah menginjak kepala dua mungkin hal yang wajib. Apalagi pertanyaan-pertanyaan tak manusiawi selalu diucapkan. Contohnya, "Kapan nikah? Si A udah nikah, tuh." Namun, apakah sama halnya dengan Freyan dan Christy? Um...