22.| Chapter 21

48 4 11
                                    

Chapter 21 | Hal paling menyakitkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 21 | Hal paling menyakitkan

Angga kecil duduk termenung di kursi taman belakang, semua itu tidak lepas dari pandangan Laura, Angga, dan Nada yang melihatnya dari kejauhan, "Semua ini salah Angga, karena Angga, Adik pergi dan Mamah sama Ayah suka Marah-marah,"

"Angga," Panggil Afghan kemudian ikut duduk di samping Angga, "Kakek tahu kamu lagi sedih, kamu baca buku ini, buku yang kakek tulis khusus untuk kamu,"

"Kakek akan menghapus rasa sakit dan kesedihanmu Angga, Kakek janji," Lanjut Afghan sembari menaruh buku dengan judul Kembali Ke Masa Lalu di pangkuan Angga,

"Buku itu," Gumam Laura di dalam hati. Angga, Laura dan Nada, mereka bertiga berada di tempat yang sama dengan Angga kecil, "Buku kembali Ke Masa Lalu," Ucap Nada menambahkan.

Angga melihat punggung Afghan yang semakin menjauh meninggalkannya sendirian, "ANGGA!" Angga mendengar teriakan Hanna yang memanggilnya, dengan cepat ia berjalan masuk ke dalam rumah, tanpa membawa buku itu.

"Angga di sini Mah," Angga berdiri di depan pintu kamar Hanna dan Asgard, "MASUK," Teriak Hanna dari dalam. Kemudian Angga masuk ke dalam kamar dan yang pertama anak kecil itu lihat adalah Mamahnya yang sedang menggendong bantal guling, kondisi kamar yang berantakan dengan cahaya yang minim meskipun siang hari, "Sstt kamu jangan berisik ya, Adek lagi bobo," Hanna menaruh telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan Angga untuk tidak berisik.

"Mah itu bukan Ad—"

"DIAM, UDAH DI BILANG JANGAN BERISIK NGERTI NGGAK SIH KAMU,"

"Anak saya bangun nih, udah ya sayang jangan nangis," Hanna menepuk-nepuk bantal guling itu seakan menenangkan bayi menangis. Angga berjalan mendekati Hanna, menyentuh bantal guling itu, "Mah Adik udah ngga ada,"

"APAAN SIH KAMU, LEPASIN ANAK SAYA," Hanna menyentak tangan Angga dengan keras, membuat tubuh rapuh itu jatuh terduduk di lantai, Angga menundukkan wajahnya takut.

"KAMU LIHAT INI, DIA ADIK KAMU ANGGA," Hanna ikut duduk di depan Angga sembari menunjuk bantal guling yang ada di gendongannya pada Angga dengan tangan kanan yang mencengkram wajah Angga sampai kukunya melukai pipi Angga.

"Ra, Angga gapapa," Nada bertanya kepada Laura, melihat Angga kecil yang di siksa pasti hal ini juga berpengaruh kepada Angga yang sekarang, karena sedari awal mereka melihat semuanya, "Kamu tenang aja ya, kita melihat semua ini untuk menemukan cara menyatukan ikatan yang hilang, aku janji akan membebaskan mu Angga," Lanjut Laura di dalam hati, ia akan membebaskan Angga bagaimana pun caranya.

Melihat Angga yang terpaku melihat semuanya, ia tahu hal ini sangat menyakitkan untuk Angga, buku Kembali Ke Masa adalah buku yang menceritakan kisah bahagia dan kenangan indah keluarga De Radigan, namun saat masuk ke dalam buku itu, peristiwa yang terjadi adalah kenangan terburuk dan menyakitkan bagi Angga, "Aku gapapa," Ucap Angga dengan tenang, sembari mengeratkan genggaman tangannya pada Laura.

Anggara | school series [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang