31.| Chapter 30

38 4 0
                                    

Chapter 30 |De Radigan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 30 |De Radigan

Di dalam mobil Hanna duduk dengan gelisah, setelah pertemuan mereka dengan Laura dan Nada ia tidak berhenti memikirkannya, Hanna menoleh menatap Asgard yang tengah mengendarai mobil dengan fokus,
"Mas, nggak ada salahnya juga kan kalau kita mencoba untuk percaya sepenuhnya dengan Laura dan Nada,"

"Mereka tuh cuma anak-anak, ikutin permainannya udah deh selesai, nggak usah di bawa serius," Ucap Asgard menatap Hanna sebentar kemudian kembali menatap jalanan yang cukup padat,  mengendarai mobilnya melaju dengan kecepatan sedang.

"Lagian kan Angga juga baik-baik aja, yaudalah nggak usah di bikin ribet," Sambung Asgard dengan cuek. Kalau bukan karena Hanna ia tidak akan mau mendengarkan omong kosong mereka.

"Mas tapi kan kita juga udah bertahun-tahun pisah sama Angga, kita ngga tahu gimana dia selama sama beberapa tahun," Hanna kembali menyanggah perkataan Asgard, entah kenapa perasaan mengatakan, bisa saja ketidaklogisan ini terjadi. Jiwa yang terpisah.

"Hanna dengarkan aku, nggak. Terjadi apa-apa sama Angga," Asgard mengatakan tanpa menoleh sedikit pun.

Setelahnya terjadi keheningan cukup lama sampai mereka berdua sampai di rumah, "Ayuk masuk, kamu mau berapa lama duduk di mobil?" Tanya Asgard, yang sudah lebih dulu keluar mobil dan melihat Hanna yang sadari tadi duduk terdiam di dalam mobil.

"Iyaa mas," Mereka berdua masuk ke dalam rumah, suasana sepi dan sunyi yang menyambut mereka.

"Aku mau ke kamar dulu, nanti aku akan melihat Angga di kamarnya, dan Aku yakin dia baik-baik saja, jadi kamu nggak usah khawatir," Asgard berlalu menuju kamarnya, tanpa menghiraukan Hanna yang masih berdiri dengan pandangan tidak terbaca.

"Aku harus mencoba membuktikannya, harus. Aku sudah menjadi ibu paling buruk di dunia ini,  izinkan Aku menebus kesalahanku Tuhan, Maafkan Mamah Angga," Monolog Hanna di dalam hati, menaruh tas selempangnya di sofa dan berjalan menuju dapur, kemudian ia memanaskan air di dalam ketel air, menunggu air itu mendidih dengan perasaan cemas.

Hanna mematikan kompor dan menuangkan air panas itu di gelas, mengambil piring kecil sebagai tempatnya, "Maafkan Mamah Angga," Gumam Hanna berjalan menaiki tangga menuju kamar Angga. Ia akan membuktikan Angga bisa merasakan sakit atau tidak dengan menuangkan air panas ini pada tangan Angga.

Hanna menghela nafas pelan saat sudah berada di depan pintu kamar Angga, "Angga buka pintunya sayang, Mamah mau bicara," Rencana yang ia miliki adalah berbicara berdua dengan Angga di balkon yang ada meja dan kursi nya, dan akan menyenggol Gelas ini hingga tumpah di meja mengenai tangan Angga, respon Angga sebagai jawabannya.

"Tok-tok,"

"Angga, nak buka pintu nya sebe—" Belum selesai Hanna berbicara, pintu kamar Angga terbuka dengan tiba-tiba membuat Hanna terkejut dan menjatuhkan air panas yang ia bawa.

"PRANG!"

Suara pecahan kaca terdengar sangat nyaring, air panas tumpah semuanya, mengenai kaki Hanna dan Angga, Hanna meringis dan memundurkan langkahnya saat kakinya terasa panas sekali, ia juga melihat ke lantai, pecahan kaca berceceran mengenai kaki Angga dan ia juga yakin kaki Angga banyak tersiram Air panas  terbukti dengan kulit nya memerah, "Nak kamu gapapa sayang?" Tanya Hanna menatap Angga yang melihatnya dengan datar.

Anggara | school series [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang