10.| Chapter 09

84 4 18
                                    

Chapter 09 | Kupu-kupu kertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 09 | Kupu-kupu kertas

Angga terus melangkah maju, hingga sampai di undakan tangga pertama, kemudian mulai melangkah menaiki tangga, "Kita akan menuju ke tempat selanjutnya, tapi kayaknya kamu juga udah tahu deh,"

"Apakah itu tempat Favorit Anda Pak Pemandu," Laura menatap Angga dengan senyum lucunya.

Angga terkekeh mendengar panggilan Laura kepadanya, "Nona ini cenayang ya?"

"Nggak juga," Laura menoleh ke samping untuk menghindari mata Angga yang sedang menatapnya, Laura menyentuh pipi nya yang terasa panas.

Angga tersenyum melihat tingkah malu-malu Laura, "Sudah sampai, di sini tempat nya, ayuk masuk nona,"

"Berhenti memanggilku nona!" Laura masuk terlebih dahulu dengan langkah cepat, ia malu sekali.

Angga masuk ke dalam ruangan itu, ruangan tempat Angga dan Laura melihat pemandangan kota dari atas, "Aku udah siapin ini, ayo kita buat kupu-kupu kertas, nanti kita tempel di jendela ini,"

Angga mengambil kotak kayu yang ada di sudut ruangan, menaruhnya di depan Laura duduk kemudian ia juga ikut duduk, Angga membuka kotak kayu dan mengeluarkan isinya di depan Laura, "Aku udah siapain kertas berwarna, gunting, pulpen, dan harusnya di sini juga ada lem untuk perekatnya, tapi kok ga ada ya,"

"Gapapa, Aku ada kok, sebentar ya, Aku ambil dulu di tas," Laura mencari double tape di tasnya, kemudian memberikannya kepada Angga.

"Sekarang alat-alatnya sudah lengkap, kamu liat cara Aku melipat ya," Angga mengambil kertas berwarna biru muda dan mulai melipatnya dengan pelan agar Laura dapat memperhatikan dan mencontohnya dengan mudah.

"Pastikan lipatannya simetris, agar tidak miring sayapnya," Ucap Angga menjelaskan.

Laura memperhatikan dengan baik, tangannya ikut melipatnya kertas berwana merah muda, mengikuti langkah lipatan Angga, "Seperti ini sudah benar belom?" Tanya Laura menunjukkan hasil lipatan kertasnya.

"Ini agak miring sedikit, sini biar Aku perbaiki," Angga mengambil kertas lipatan itu dari Laura.

"Lipat sejajar dengan semua sisi, lalu di gunting seperti ini," Angga mengulang lipatan yang di buat Laura, memperbaiki sisi yang miring dalam lipatan. Laura memperhatikan dengan baik, tetapi bukan tangan Angga yang ia lihat, matanya menatap lurus ke depan, wajah Angga yang terlihat lebih hangat dari pada yang di sekolah.

"Sifat yang sangat berbeda sekali, tadi di sekolah dingin banget, tapi sekarang Angga telihat sangat hangat," Gumam Laura di dalam hati.

"Hey kamu lihatin nggak sih," Angga mengangkat wajahnya menatap Laura.

Laura mengangguk meyakinkan Angga kalau ia memperhatikan cara melipat kertas nya, "Iya ini lagi di lihatin, sini berikan Aku sudah paham caranya,"

"Baiklah, mari kita lihat lipatan kertasmu Nona," Dengan senyum jahilnya Angga bersedekap tangan, kemudian memusatkan perhatianya kepada Laura.

"Lihat saja nanti," Jawab Laura, ia dengan serius melipat kertas dengan rapih seperti yang Angga ajarkan, rambut panjangnya turun menutupi wajah karena pergerakan tangannya, tangan kanannya menyelipkan rambut itu di telinga agar tidak menganggu.

Angga memperhatikan Laura dengan tatapan lembutnya, saat melihat rambut Laura yang kembali turun menutupi wajah cantik perempuan itu, tangannya terulur ke depan kemudin menyelipkan rambut Laura dengan lembut, membuat Laura mengangkat wajahnya dan mendapati wajah Angga di dekatnyaa.

Laura terpaku melihat wajah Angga di depannya, "Jantung Rara nggak aman Mah," Gumam Laura di dalam hatinya, dengan segera ia menoleh ke samping memutus kontak mata dengan Angga.

Angga menjauhkan tubuhnya, kecanggungan melanda mereka berdua, "Makasih ya, dan ini udah jadi kupu-kupunya," Ucap Laura berusaha memecah kecanggungan diantara mereka.

Angga menunjukkan kupu-kupu kertas berwarna biru muda kepada Laura, "Aku juga udah jadi,"

"Tapi kayaknya terlalu polos deh, sini berikan, Aku mau gambar kupu-kupu nya," Laura menerima kupu-kupu yang di berikan Angga, ia mulai nengambar corak kupu-kupu di atas kupu-kupu kertas miliknya dan Angga.

"Cantik kan kupu-kupu nya," Ucap Laura menaruh kedua kupu-kupu kertas di telapak tangan nya dan menunjukkan nya di depan Angga.

"Cantik," Angga mengangguk dengan menatap Laura dengan mata hitam legamnya,

Laura menunduk menyembunyikan wajah merah padamnya, di tatap se intens itu membuatnya gugup, "kupu-kupu nya cantik," Sambung Angga dengan senyumnya.

"Dengar kan kupu-kupu nya Rara, bukan kamu," Ucap Laura di dalam hati.

"Karena udah jadi, ayuk kita tempel di sana," Laura menunjuk jendela kaca di depan mereka, dengan semangat ia berdiri tidak lupa mengambil double tape.

"Tempelkan di belakangnya ya," Laura memberikan potongan double tape kepada Angga, saat Angga sudah berdiri di samping tubuhnya.

"Aku mau nempelin kupu-kupu nya di tempat yang tinggi," Ucap Laura, ia juga berjinjit untuk menaruh kupu-kupu nya di posisi tertinggi yang ia bisa.

"Tapi aku lebih tinggi," Angga ikut berjinjit dan menaruh kupu-kupu lebih atas dari milik Laura.

Laura mendengar suara rendah Angga di dekatnya, menoleh pelan menatap Rahang Angga yang tegas dan ketika Angga menunduk melihat dirinya ia memalingkan wajah dengan gugup, "Curang, udah jelas kamu lebih tinggi dari aku,"

"Tapi bagus kok, kupu-kupu itu seperti sedang terbang tinggi di langit sore ini," Angga menatap kedua kupu-kupu yang sudah tertempel cantik di sana.

"Kamu benar, kupu-kupu nya jadi semakin cantik," Laura tersenyum melihat kupu-kupu mereka di jendela kaca.

Kupu-kupu itu benar-benar telihat indah tertempel di jendela kaca, langit jingga yang mendominasi menambah keindahan, kupu-kupu yang kalau telihat sedang terbang jauh di langit senja.

***
Halo temen temen, panggil aja aku thata ya, jangan lupa Vomen ( vote and coment), matane!

* pictures kupu-kupu kertas

* pictures kupu-kupu kertas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anggara | school series [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang