Chapter 08 | Tour perpustakaan
"ANAK-ANAK SUDAH DULU MAINNYA, SAYA AKAN MULAI KELASNYA," Teriak Pak Fahri memberi arahan kepada murid-murid nya.
Temen- teman kelasnya serentak mendekati Pak Fahri yang berada dj tengah lapangan, begitupun mereka yang tadi bermain basket, "Rara temenin Aku kasih air ini buat Dito yuk," Tanpa menunggu jawaban Laura, Nada sudah menarik tangannya berjalan hingga sampai di dekat Dito.
Nada berdiri di hadapan Dito kemudian menyerahkan air minum kepada Dito, "Emm Dito ini Aku bawain air minum buat kamu,"
"Aku ambil ya, terima kasih," Dito menerima dengan senang hati air pemberian Nada, membuat Nada menundukan kepalanya, tersipu malu.
Mengabaikan temannya yang sedang tersipu malu, Laura mendekat ke Pak Fahri, "Pak, saya mau izin ke kamar mandi dulu ya, kebelet soalnya," Laura berniat mencari Angga untuk memberitahunya kalau sudah ada guru.
Fahri mengangguk menyetujui, "Kembali segera,"
Setelah mendapat izin, Laura berjalan lurus ke depan dimana pintu lapangan basket berada, belum sampai setengah jalan Laura sudah menghentikan langkahnya, saat melihat Angga datang dari arah pintu lapangan, "Itu Angga," Gumam Laura di dalam hati.
Angga melewati Laura mata hitam legamnya yang tajam menatap lurus ke depan, "Menghalangi saja,"
"Apa dia bilang, Aku menghalanginya, sudah sangat jelas lapangan ini luas, dia kan bisa lewat dimana aja," Laura menggerutu pelan di dalam hatinya.
Laura membalikan tubuhnya, berjalan ke tengah lapangan menghampiri Pak Fahri dan teman-temannya, "Kenapa balik lagi?" Tanya Pak Fahri dengan heran.
"Sudah nggak kebelet Pak," Jawab Laura dengan Alasan, Nada yang melihat itu seakan paham bahwa temannya ini tadi pergi untuk mencari Angga, saat Angga sudah kembali Laura tidak jadi pergi, "Gemes bangettt," Gumam Nada di dalam hati, ia tersenyum menjahili saat Laura duduk di sampingnya.
"Ekhem, ada yang tadi nyariin nih," Nada menyenggol lengan Laura dengan senyum jahilnya.
Laura menoleh menatap Nada kemudian ia berkilah, "Mana ada, Aku nggak nyariin Angga tuh,"
"Aku perasaan ga bilang kamu nyariin Angga deh," Wajah Laura merah padam, ia merasa terjebak dengan jalinan Nada.
"Ssttt udah diem, Pak Fahri lagi ngejelasin," Laura menaruh jadi terunjuk di depan bibirnya mengisyaratkan Nada untuk diam, Laura akan tetap kalem meskipun sekarang Nada menutup mulutnya menahan tawa.
"MALU BANGET," Teriak Laura di dalam hati, Sedangkan Angga yang menjadi tersangka pembicaraan mereka, duduk diam di posisinya.
***
Pembelajaran bejalan dengan lancar, hingga jam pulang sekolah tiba, seperti janji Laura kemarin. Ia akan datang lagi ke perpustakaan setelah pulang sekolah hari ini. Disinilah Laura sekarang duduk di kursi perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggara | school series [End]
Fiksi RemajaAngga teman sebangkunya, Laki-laki yang sangat tertutup, dingin dan cuek, jarang tersenyum, tapi saat bersama Laura di perpustakaan, catat tempatnya, di perpustakaan, dia jadi sangat hangat, senyumnya manis dan sangat perhatian. Apa maksudnya coba...