Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.Seorang gadis duduk didepan meja riasnya menatap dirinya dengan tatapan yang entahlah, Dia Lave, Lave memegang dadanya.
"Gue di kasih kesempatan buat hidup bahagia tapi..." Lave e tersenyum pedih, "Tapi mungkin bakal singkat banget" Ucap Lave, Lave menghela nafas lalu dengan cepat mengubah senyumnya menjadi senyum yang begitu bahagia.
"Walau begitu gue bersyukur bisa ngerasain bahagia sebelum gue mati walau waktunya singkat" Ucap Lave sambil tersenyum, sudah hampir satu bulan lebih kanaya menjalani hidup sebagai Laveline Arathea Dexter, dirinya benar-benar bahagia karena ia banyak mendapat kasih sayang dari keluarga Rave atau lebih tepatnya sekarang ini keluarga nya.
Tok...Tok...Tok
Lave menoleh kearah pintu saat ada yang mengetuknya. Pintunya terbuka lalu muncul Givan abang nya, Givan tersenyum menghampiri Rave.
"Princess ayo ke bawah kita makan malem yang lainnya udah pada nunggu kamu" Ucap Givan sambil membungkuk dan mengelus surai Lave, Rave tersenyum.
"Ayo" Ucap Lave dengan semangat.
"Ayo abang dorong kursi rodanya" Ucap Givan.
"Ara jalan aja, kuat kok bang" Ucap Lave sambil tersenyum.
"No, nanti kamu cape atau mau abang gendong aja" Ucap Givan.
"Ara jalan aja ya bang, gak akan cape kok kan pake lift ke bawahnya" Ucap Lave.
"Tapi tetep aja nanti kamu..." Lave menggenggam tangan Givan.
"Ara gak akan kenapa-napa bang percaya, kalo nanti Ara cape, Ara bilang kok lagian Ara kan udah sembuh" Ucap Lave meyakinkan sambil tersenyum. Givan menghela nafasnya, Givan lalu mengangguk takut sang adik sedih karna ia selalu diperlakukan layaknya orang sakit.
"Yeay, makasih abang" Ucap Lave.
Cup...
Lave mengecup pipi Givan, Givan mematung lalu tersenyum sambil mengacak-acak rambut Lave sayang.
" Ayo kebawah" Ajak Givan.
.
.
.
."Malam semua" Ucap Lave dengan riang saat ia dan Givan sampai di meja makan. Semua orang yang berada di meja makan menatap Lave sambil tersenyum namun tiba-tiba senyum mereka luntur berganti dengan wajah khawatir saat mereka sadar kalo Lave tidak memakai kursi roda, Ibunya-Rose menghampiri Lave dengan raut yang khawatir.
"Sayang kok kamu jalan ke bawahnya, nanti kamu bisa cape, kamu juga bisa sesek kenapa gak pake kursi roda aja atau minta gendong abang aja" Ucap Rose sambil memegang pundak Rave. Senyum riang Lave meluntur, Lave melepas tangan Rose pada pundaknya.
"Ara udah sembuh bunda" Ucap Lave sedih. Entah mengapa Lave merasa sedih dan ucapan nya seperti spontan keluar, apa mungkin ini perasaan Lave yang asli.
"Sayang, kamu masih..."
"Bunda" Panggil Geovano sambil memegang pundak Rose, tidak ingin Rose melanjutkan ucapannya. Lave menatap Rose ia lalu memeluk bundanya.
"Bunda Ara udah gak apa-apa, bunda gak perlu khawatir, bunda kan tau Ara itu anak bunda yang paling super kuat, Bunda harus percaya sama Ara kalau Ara bakal selalu baik-baik aja" Ucap Lave sambil memeluk Rose. Rose mengusap air matanya ia lalu melepaskan pelukannya memegang kedua bahu Rave.
"Maafin Bunda ya" Ucap Rose. Lave mengangguk sambil tersenyum.
"Ayo makan, Ara laper" Ucap Lave sambil menepuk-nepuk perutnya. Mereka tertawa gemas, lalu melanjutkan untuk makan malam bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVE
Teen FictionSulit untuk mempercayainya, kanaya gadis yang merenggang nyawa karna overdosis obat penenang, kini jiwanya malah pindah pada raga seorang gadis yang berpenyakitan. _________________________________________ "Lebih baik gua mati dari pada harus mender...