Bagian-08

37 9 2
                                    

Happy Reading ✨
.
.
.
.
.
.

Saat ini dikelas 12 IPA 2 juga sedang jamkos karena memang guru-guru sibuk rapat jadi banyak kelas yang jamkos, dan kelas 12 IPA 2 adalah kelas Givan dan teman-temannya suasana kelas nya pun tampak ramai dan gaduh.

"Gue punya tebak-tebakan, Pintu- pintu apa yang di dorong gak kebuka-buka?" Ucap Dimas pada teman-temannya.

"PINTU HATI" Jawab Aksa dengan cepat dan semangat membuat teman sekelasnya menatap mereka.

"Berisik tolol, gak usah teriak" Ucap Revin pada Aksa.

"Sorry kelepasan" Ucap Aksa.

"Nyerah, nyerah" Ucap Dimas pada teman-temannya.

"Emang apa jawabannya?" Tanya Raynald.

"Jawaban nya adalah...pintuuuu...GESERR" Ucap Dimas garing membuat teman-temannya menggeleng dibuatnya.

"Mending gue cari si Biru, bisa gila gue lama-lama disini" Ucap Givan sambil berjalan keluar kelas diikuti Genta.

"WOII GAK ASIK AH LO BERDUA" Teriak Dimas pada Givan dan Genta yang sudah keluar kelas.

"Nah, gue ada tebak-tebakan lagi" Ucap Dimas pada Aksa, Revin dan Raynald.

"Halah dari pada dengerin tebak-tebakan nya Dimas yang tidak ada manfaatnya mending kita konser" ucap Angga salah satu teman sekelas mereka.

"Nahhh gass konser" Timpal Aksa sambil berdiri dari duduknya. Mulai membuat konser dadakan dikelasnya.

"Dehh stres gue" Ucap Revin pelan lalu pergi keluar kelas untuk menyusul Givan.
.
.

Givan menuruni tangga menuju lantai tiga bersama Genta, karna kelasnya berada dilantai empat, di Lavera school memiliki lima lantai dan lantai paling atas yaitu rooftop.

"Kemana sih tuh anak, kebiasaan suka ngilang-ngilang" Ucap Givan sambil berjalan.

"Kalo gak akan ngilang-ngilang bukan Biru namanya" Ucap Genta menimpali.

"Nah itu dia!" Seru Givan saat melihat Biru sedang berdiri di pinggir lapang.

"Eh Van bentar" Ucap Genta sambil menarik bahu Givan karena ia kini sedang melihat gadis familiar ya sedang melakukan Rock Climbing.

"Itu... Lave bukan sih?" Tanya Genta dengan mata yang melihat kearah gadis itu.

"Lave adek gue?" Tanya Givan

"Iya itu adek lo, disini yang punya namanya Lave cuma adek lo kan" Balas Genta, Givan lalu menoleh kearah pandang yang Genta lihat.

Deg...Itu memang Lave adiknya.

"Itu..." Ucap Givan dengan terkejut tanpa bisa berkata-kata lagi, matanya membelalak kala melihat Lave yang sepertinya akan jatuh.

"Shit!" Umpat Givan sambil berlari, langkahnya terhenti kala melihat Lave benar-benar jatuh jantung nya berdebar, ia melihat Lave yang sudah berada di gendongan Biru. Ya untungnya ada Biru yang jaraknya dekat dengan Lave sehingga saat Lave akan jatuh Biru dengan segera lari kearah Lave dan menangkapnya.

Givan kembali berlari kearah mereka dengan jantung nya yang berdebar wajah nya terlihat sangat khawatir dan panik. Givan melihat Biru yang berlari kearah nya sambil menggendong Lave setelah melepas semua alat rock climbing yang dipakai Lave.

"Adek lo pingsan" Ucap Biru sambil melewati Givan membuat Givan ikut berlari diikuti Genta dibelakang mereka.

Saat Mereka sampai di parkiran, mereka berhenti karena bingung diantara mereka tidak ada yang membawa mobil.

LAVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang