Happy Reading ✨
Sebelum baca alangkah baiknya tekan tombol vote dulu ya guyss😇
.
.
.
.
.
.Sudah satu minggu Lave berada di rumah sakit dan kini dia baru bisa pulang setelah dirawat satu minggu tanpa melakukan aktivitas apapun, sungguh membosankan. Namun karena hari ini Lave sudah di boleh kan untuk pulang wajahnya terlihat senang, Lave juga tersenyum walaupun wajahnya terlihat sangat pucat tapi itu tidak menghilangkan kecantikan dan keimutannya.
"Ayo bunda" Ucap Lave sambil tersenyum pada Rose yang baru saja selesai membereskan barang-barang nya.
"Ayo sayang" Ucap Rose sambil berjalan keluar dari ruangan tempat Lave dirawat dengan tangan yang merangkul pundak Lave.
"Ayahhh" Panggil Lave kencang dengan tangan yang melambai pada Geovano yang sedang berjalan kearah mereka.
"Halo sayang maaf ya, Ayah tadi pergi ke kantor dulu sebentar" Ucap Geovano sambil mengusap kepala Lave dan mengambil alih tas yang dibawa Rose.
"Bang Sam lagi ada operasi, bang Angka lagi kuliah dan Bang Gege lagi sekolah Ara jadinya cuma dijemput sama Ayah bunda doang gak apa-apa kan?" Tanya Geovano pada Lave.
"Ara gak apa-apa kok, ini kan hari biasa jadi pasti abang-abang pada sibuk, lagian udah biasa juga Ara keluar masuk rumah sakit gini" Ucap Lave sambil tersenyum membuat hati Rose dan Geovano seperti tersentrum kala mendengar kata 'udah biasa' keluar dari mulut anak perempuan mereka satu-satunya, keduanya selalu merasa bersalah karena kondisi Lave yang sangat lemah.
"Ayo Bun, Yah Ara udah kangen banget pulang ke rumah" Ucap Lave sambil menarik tangan Bunda dan Ayah nya.
-o0o-
Lave kini sudah berada dikamar nya karna setelah Lave sampai rumah, Lave langsung pergi ke kamar dengan alasan ingin istirahat.
Lave duduk di sofa sambil memeluk boneka berbentuk tomat yang ada dikamar nya dengan TV yang menyala, namun entah kenapa pikiran nya saat ini sangat rumit ia kini sedang memikirkan kesamaan-kesamaan Dia dengan Lave yang asli.Kanaya itu orangnya sedikit bar-bar, ia juga sangat jenius disekolah nya Kanaya sangat terkenal karna kecantikan dan kejeniusan nya tapi bukan hanya itu, ia juga terkenal karna sering menjadi perwakilan dan memenangkan kejuaraan Rock Climbing. Dan anehnya Kanaya baru mengetahui bahwa Lave juga memiliki keahlian yang sama dengan nya yaitu rock climbing.
"Di ingatan yang Lave kasih gak ada satupun ingatan tentang dia yang bisa rock climbing. Bentar deh...dan kenapa banyak kesamaan antara gue sama Lave apa itu mungkin" Ucap Lave alias Kanaya dengan bingung. Lave memegang dadanya.
Lave lalu berdiri dari duduknya mencoba mencari sesuatu tentang Lave asli yang tidak ada dalam ingatan nya, namun sudah setengah jam Lave mengobrak-abrik kamar nya ia tidak menemukan apapun disana, Lave kini sedang di walk in closet berdiri di depan lemari besar yang belum ia cek.
"Ini terakhir yang belum gue cek" Gumam nya, ia lalu membuka lemarinya menggeser-geser gaun yang yang digantung.
"Ck, gak ada apa-apa lagi" Ucap Lave, ia lalu berjongkok menatap laci sedang dibawah gaun-gaun miliknya, Lave menarik laci itu namun tidak bisa terbuka.
"Kok gak bisa, ini juga gak ada kuncinya tapi walaupun ada kuncinya kaya nya tetep gak bisa dibuka ini juga gak ada lobang buat kuncinya" Ucap Lave dengan bingung, Lave terduduk.
"Aelah gak guna" Ucap Lave, ia menepuk laci itu dengan punggung tangannya, dan dengan tiba-tiba muncul angka-angka kecil ditengah-tengah laci itu.
"Eh, apaan nih" Ucap Lave tanpa pikir panjang Lave langsung menyentuh angka itu memasukan tanggal lahirnya namun bukannya terbuka malah ada tulisan 'invalid password'. Tidak ingin menyerah ia juga memasukkan tanggal lahir bundanya, ayahnya dan abang-abangnya namun tetap tidak terbuka Lave berdecak saat melihat tulisan 'One more chance'.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVE
Teen FictionSulit untuk mempercayainya, kanaya gadis yang merenggang nyawa karna overdosis obat penenang, kini jiwanya malah pindah pada raga seorang gadis yang berpenyakitan. _________________________________________ "Lebih baik gua mati dari pada harus mender...