sixteen

59 7 2
                                    

Sekitar 45 menit dokter didalam ruang pemeriksaan, saat ini lah dokter yang memeriksa reysa keluar.

Dokter itu memperhatikan ke tiga pemuda yang tidak salah lagi adalah evan, ressa, dan satya.

Ke tiga pemuda itu sepertinya sedang tertidur dengan posisi ressa ditengah dan kepala evan, satya berada pada pundak ressa.

Dokter itu mencoba untuk membangunkan ressa yang seperti nya masih sangat kecapean. Dua pemuda masih memakai seragam sekolah, dan yang satu lagi sudah memakai baju ganti.

Ressa tersadar dari tidur nya, nyawa nya masih belum penuh terkumpul. Ia tidak sadar kalau orang yang ada didepannya ini adalah dokter yang memeriksa reysa.

Perlahan demi perlahan kini ressa membuka mata dan beberapa kali mengerjapkan matanya, setelah itu ia mulai sadar kalau dihadapan nya ini adalah dokter.

Evan dan satya ikut terkejut karena ressa yang tiba-tiba mengangkat pundak nya, otomatis kepala evan dan satya ikut terjatuh.

"Dok gimana keadaan saudara sayaa" tanya ressa sambil berdiri.

Dokter itu tersenyum dan beberapa kali mengelus lengan ressa. Ressa bingung akan hal itu kenapaa dokter ini tidak menjawab, atau jangan jangan...... ah tidak mungkin.

"Dok?" Tanya ressa dengan melambaikan tangannya ke depan wajah sang dokter.

"Kembaran anda tidak apa-apa, dia hanya kecapean" jawab sang dokter dengan senyuman. Ressa yang mendengar itu langsung membuang nafas lega.

"Sekarang boleh di jenguk dok" tanya ressa sekali lagi.

Dokter itu hanya mengangguk dan langsung meninggalkan mereka ber tiga.

"Guys ayo" ressa menarik kedua tangan sahabatnya itu yang seperti nya masih mengantuk.

Saat mereka udah sampai di pintu ruangan inap milik reysa, ressa sangat gugup entah kenapa. Ressa selalu takut jika ingin membuka pintu yang ada di rumah sakit.

Satya yang sadar akan hal itu, dia langsung memegang pundak ressa yang artinya dua saja yang akan membukanya. Ressa yang paham akan arti itu hanya mengangguk.

Pintu sudah di buka memaparkan wajah seorang gadis cantik yang begitu pucat, gadis itu tengah melihat langit kamarnya dengan tenang. Dia adalah reysa.

Reysa yang sadar akan kehadiran kedua sahabatnya dan kembaran nya itu, ia langsung menoleh ke arah pintu. Saat ressa memasuki ruangan nya ia langsung merentangkan tangannya mengajak berpelukan. Reysa yang sadar akan hal itu ia membalas rentangan milik ressa.

"Loo gapapa reyy" tanya ressa khawatir dan mengecek seluruh wajah milik kembaran nya itu.

"Hehh, gwee gapapa ress" jawab reysa dengan nada yang lemas.

"Rey, maaf tadi gwe ga bisa nyelametin lo" jelas satya tiba-tiba dan menepuk pundak sahabatnya.

"Gwe juga minta maaf rey, gwe telat nyelametin lo" evan juga meminta maaf dengan memegang tangan ressa.

Ressa yang melihat kedua sahabatnya itu langsung tersenyum manis, ia tahu betapa khawatir nya seorang teman kecil yang begitu ia sayang ini.

"Udah lah, lagian ini gwe gapapa kok" Jelas reysa yang menunjuk tubuhnya.

Saat mereka asyik berbicara tiba-tiba seorang wanita mendubrak pintu ruangan dengan nafas yang tersengal sengal. Dan ada lagi pria yang mengikuti nya di belakang, itu adalah nadia dan juga johan.

Mereka ber dua terburu buru menuju kesini karna diberi tahu oleh satya secara mendadak, makanya sangat panik.

Ressa yang melihat itu sangat kaget, padahal baru saja ia akan menghubungi mama nya eh malah datang duluan.

Setelah nadia membuka pintu ruangan itu, ia melihat putri nya yang sedang shock akan hal pintu tadi, tanpa bilang apa apa nadia langsung memeluk nya.

"Sayang gapapa nakk" tanya nadia sambil menangkup pipi reysa.

"Emm reysa gapapa maa" balas reysa yang mengelus punggung tangan milik mamanya.

Sekarang gantian johan yang mendekati putri nya, johan mencium kening reysa dan mengelus dahi reysa yang masih terasa hangat.

Nadia melihat sekeliling ruangan ini, ia melihat anaknya dan evan yang masih memakai baju sekolah, dengan cepat nadia menyuruh mereka untuk pulang terlebih dahulu. Karna mereka harus mandi dan makan.

"Karna satya udah pakai baju ganti, dan ressa sama evan belum, sana gih pulang dulu ganti bajunya lalu jangan lupa untuk makan" jelas nadia dan mendekati ressa yang sedang berdiri didekat pintu.

"Ress, capek sayang" tanya nadia dan mengelus surai anak nya ini halus. Ressa yang melihat mamanya disini rasanya sangat legaa. Ia tersenyum kepada mamanya dan mengangguk.

"Yaudah gih sana pulang dulu trus makan yaa jangan lupa mandi. Van titip ressa dulu ya jagain waktu mau pulang"

"Siap tante" evan dengan semangat nya memeragakan orang yang sedang berhormat.

Setelah itu ressa berpamitan kepada sang papa terlebih dahulu. "Paa ressa pulang dulu yaa" sang papa mengangguk dan dengan cepat mencium kening ressa. " Jangan cape cape ya res" pesan sang papa, ressa yang  mendengarkan pesan papanya hanya tersenyum dan mengangguk.

"Rey gwe pulang dulu yaa" pamit ressa kepada reysa yang hanya diberi anggukan.



***


Kini ressa dan evan berjalan dilorong rumah sakit. Tidak tau kenapa air mata yang ia tahan tadi tidak bisa ia tahan lagi saat ini.

Tanpa ressa sadari air mata nya jatuh seketika. Evan yang sadar akan hal itu langsung memberhentikan jalannya dan menghadapkan posisi tubuh nya menghadap ressa. Posisi nya sekarang mereka sudah ada ditempat parkiran sepeda.

"Res lo kenapa, ada yang sakit ditubuh loo" dan hanya mendapat gelengan oleh ressa.

"Trus kenapa ress"

"Gwee legaa, akhirnya dokter nya ga ngebohongin gwe lagi vann" tangis terharu?, yess ofc.

Evan yang melihat ressa sangat senang dengan yang barusan ressa bicarakan. Memang kadang dokter yang memeriksa reysa selalu berbohong kalau reysa sudah mati, padahal masih bernafas.

Dengan cepat evan memeluk sahabatnya ini dan mengelus punggung ressa.

"Lo lega?" Tanya evan memastikan, karna tubuh ressa saat disamping evan sangat pendek akhirnya ia sedikit mendongak agar bisa untuk melihat kewajah evan. Dan dengan cepat ressa mengangguk setuju.

"Muka lo jelek kalau udah nangis" ressa yang mendengar itu tidak segan segan untuk menginjak kaki milik evan dan tak lupa untuk memukul dada bidang evan.

Iaa tak suka jika sedang menangis atau marah selalu diganggu, evan seperti tidak punya salah ia malah terkekeh dengan puas + meringis kesakitan karna ulah ressa tadi yang menginjak kaki evan.















































Haiiiii guysss segini dulu yaa sayangg
Jangan lupa dukungan nya yaaa.

Kalau kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa untuk spam komen and vote nyaaa.

@wattpadsweet__
Ini tiktok nya jangan lupa follow yaaa

Byeeeeeeeeeeee😖😖💞😖😖


MY LOVE 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang