love triangle 12

92 9 3
                                    

Jadi kapan nih kita hangout bareng? Udah lama banget loh prill Lo nggak pernah bareng kita.. " dumel gadis dengan bando hitam itu.

"Iya nih mentang-mentang udah jadi calon nyonya Abimanyu.." timpal gadis yang duduk di samping prilly. Tapi perkataan kedua sahabatnya itu memang ada benarnya juga. Karena semenjak bersama Ali, prilly jadi jarang menghabiskan waktu bersama mereka. Hanya ada Ali, Ali dan Ali dalam kesehariannya.

"Emang Ali seposesif itu ya prill? Perasaan dulu waktu sama Digo Lo nggak gini-gini amat" kata gadis yang bernama lea itu membuat hati prilly sedikit tersentil.

"Iyaaa.. tapi kalo cowoknya kayak Ali, gue sih nggak papa diposesifin.." kata Cindy sambil memegang kedua pipinya gemas.

"Yee itu mah bukan cowoknya yang posesif tapi elonya yang kecentilan.." 

Lea langsung menoyor kepala Cindy membuat gadis itu tampak memberengut kesal dan Prilly pun langsung tertawa geli melihat kedua sahabatnya itu. Dari dulu sampai sekarang mereka tidak berubah sama sekali. Sebentar-sebentar bertengkar sebentar-sebentar baikan.. benar-benar seperti Upin Dan Ipin.

"Minggir wir.. pangerannya udah datang.." kata Cindy Yang menarik tangan lea ketika melihat Ali memasuki ruang kelas. Prilly yang mendengar itu pun langsung menoleh dan mendapati Ali yang juga tengah menatap ke arahnya.

"Pagi sayang..." Kata prilly ketika Ali sudah duduk di sampingnya. Namun Ali tampak berbeda kali ini. Ia terlihat lebih pendiam dari biasanya.

"Kamu berangkat sama siapa tadi hm? Kok nggak nungguin aku..."kata Ali sambil mencubit lembut pipi gadis di depannya.

"Cindy sama lea.. maaf yaa aku lupa ngabarin"

"Iya nggak papa.. lain kali jangan di ulangi" kata Ali dan hanya di angguki oleh gadis itu. "Kenapa mukanya di tekuk gitu?" Ali menyentuh dagu dan sedikit mengangkat wajah prilly. Memandang dengan seksama wajah yang tidak pernah bosan ia pandangi itu.Prilly pun tampak tersenyum singkat dan menggigit bibirnya ragu."kenapa? Mau aku bantu gigitin?"

"Apanya?"

"Bibirnya.."

"Ihh.. aliii, ini tuh kelas! Nanti kalo ada yang denger gimana? Malu tau.." kata prilly dengan suara pelan dan ditekan.

Namun bukannya takut, laki-laki itu tampak tersenyum geli "nggak usah panik gitu.. itu hal biasa sayang.." katanya sambil mengelus wajah gadis itu dengan punggung tangannya. 

"Tapi aku kan malu.."

"Iyaa.. iyaa.. trus tadi mau cerita apa?"

"Emm.. Cindy sama lea ngajakin hangout bareng weekend ini.. boleh kan?

"Kemana?"

Prilly kembali menggigit bibirnya ragu, takut jika Ali tidak memberikan izin. "Bilang aja nggak usah takut gitu.. kasian kan bibirnya kena gigit terus.." kata Ali sambil menyentuh lembut bibir gadis itu.

"Cindy bilang om nya punya resort gitu.. trus dia ngajakin aku sama lea buat main kesana.." kata prilly sedikit ragu, ia memberanikan diri menatap laki-laki yang tampak diam sambil berfikir itu.

"Boleh...asalll..."

Prilly menaikan alisnya penasaran ketika Ali tak kunjung menyelesaikan kalimatnya "asal apa?" 

"Aku juga ikut.."

Mendengar jawaban Ali, prilly tampak berdecak sebal "alii itu tuh acara aku sama sahabat aku.. masa kamu ikut sihh" kata prilly yang terdengar seperti rengekan.

"Aku nggak bisa lepasin kamu gitu aja.. ntar kalo kamu kenapa-napa gimana?"

"Lii.. aku bukan anak kecil. Aku bisa jaga diri kok.."

Ali tampak memalingkan wajahnya sambil menggeleng pelan "nggak.. nggak.. kalo aku nggak boleh ikut, Kamu juga nggak boleh pergi.."

Prilly tampak menghembuskan nafasnya kasar. Ia benar-benar kehabisan akal, bagaimana caranya agar Ali bisa mengizinkannya pergi tanpa harus di ikuti. Apa ia pergi saja tanpa memberitahu Ali? seperti bukan ide yang buruk. Tapi bagaimana jika nanti Ali marah. 

Prilly tampak memberengut kesal dan tidak sengaja menendang kaki meja miliknya hingga menimbulkan suara yang cukup nyaring.

"Kenapa nggak dirusakin aja mejanya sekalian.."

Prilly menoleh ke asal suara dan melihat laki-laki itu tengah menatapnya saat ini. Akhirnya karena begitu kesal, prilly pun bangkit dan keluar dari kelas. Mengabaikan panggilan Ali yang terdengar berkali-kali.

 Ia terus melangkah tanpa tujuan, hingga akhirnya ia berhenti di taman belakang. Perlahan kakinya melangkah ke tengah taman lalu duduk di atas rumput yang terlihat begitu hijau bak lapangan bola.

"Dasar egois.. gue tinggalin baru tau rasa Lo.." dumelnya sambil melempar batu ke arah kolam ikan yang ada di depannya. Ternyata kesempurnaan itu memang benar-benar tidak ada. Sebaik-baiknya seseorang pasti ada saja yang akan membuat kita kesal, baik itu sikap maupun sifatnya.

**

"Kamu kenapa sih? Masih marah sama aku?.. udah dua hari loh sayang, masa kamu masih mau diemin aku sih.." 

Prilly masih tidak bergeming.. bahkan ketika Ali berusaha menciumnya ia hanya diam tidak berekspresi. "Ya udah kalo kamu masih marah.. aku pulang aja, tapi yang harus kamu tau. Aku ngelakuin ini karena aku sayang sama kamu, aku nggak mau kamu kenapa-napa" Kata Ali lalu beranjak dari tempat tidur gadis itu. 

Mereka saat ini berada di kamar prilly. Sudah dua hari ini hubungan mereka masih belum membaik. Bahkan setiap Ali datang ke rumahnya, gadis itu tidak akan mau keluar sama sekali. Dan terpaksa Ali lah yang harus masuk dan menemuinya ke kamar.

"Aku pergi ya.." kata Ali lembut lalu mengecup pelipis gadis yang masih begitu betah dengan diamnya itu.

Prilly menatap pintu yang baru saja tertutup dan tidak lama kemudian terdengar suara mobil yang mulai menjauh. Perlahan gadis itu bangkit keluar kamar. Lalu melihat dari arah balkon, ternyata mobil Ali memang sudah tidak ada. Itu artinya laki-laki itu sudah benar-benar pergi.

"Yessss.." prilly tersenyum senang lalu berlari ke arah kamarnya dan meraih ponsel yang ada di atas meja.

📞

"Halo Cindy.."

"Iya gimana prill? Jadi gak?"

"Jadi dong.."

"Ya udah kalo gitu Lo siap-siap aja. Satu jam lagi gue jemput.."

"Oke.. byee.."

"Klik"

Setelah itu sambungan telpon pun terputus. Dengan begitu bersemangat prilly membuka lemari dan mempersiapkan perlengkapan yang akan ia bawa. Kali ini ia tidak mau mengalah, ia memilih untuk pergi secara diam-diam dari pada harus mematuhi perkataan tunangannya itu.Ia tau setelah ini Ali pasti akan marah besar, namun itu urusan nanti. Yang penting kali ini ia bisa bersenang-senang dengan kedua sahabatnya itu.

"Loh prill.. mau kemana kamu?" Kata Hana ketika melihat prilly hendak keluar rumah Dengan penampilan yang begitu rapi. 

Prilly tampak menggigit bibirnya pelan lalu tersenyum manis ke arah mamanya "biasa maa.. mau hangout sama temen"

"Kemana?"

"Ke tempat om nya Cindy.."

"Ali tau?"

Prilly tampak mengulum bibirnya bingung "tau kok maa.. barusan kan dia kesini.." kata prilly yang tampak ragu dengan perkataannya sendiri.

"Ya udah sana.. hati-hati"

Prilly pun merasa lega ketika sang mama langsung memberi izin dan tidak terlalu banyak bertanya. Dengan setengah berlari gadis itu keluar rumah menghampiri kedua temannya yang sudah menunggu di depan.



25 juli 2024

Haii semuanya...

Terimakasih sudah membaca..

Gimana menurut kalian part ini?

Kira-kira Ali bakal marah gak ya?

Penasaran?

Makanya ikutin terus ya!!!

Jangan lupa vote dan komen

LOVE TRIANGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang