Love triangle 30

77 10 2
                                    

"habis ini kita cari makan ya.. kamu mau makan apa?"

Ali menatap sejenak perempuan di samping sebelum akhirnya menghidupkan mesin dan menjalankan mobil. Hampir beberapa menit berlalu tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir perempuan mungil itu. Ia hanya Diam menatap keluar jendela.

"Mau steak nggak? Atau kamu maunya apa?"

"Nggak lii.. aku lagi nggak nafsu makan.." kata perempuan yang tak lain adalah prilly itu dengan wajah memberengut. Ali yang melihat itu pun menghembuskan nafas kasar, berusaha untuk sabar menghadapi sikap prilly yang akhir-akhir ini sedikit berbeda.

"Prill kamu jangan kayak gini dong. Dari semalam kamu belum makan sama sekali dan kemarin kamu makannya cuma sedikit.."

"Tapi aku nggak bisa lii.. semua aroma makanan bikin aku mual .."

"Iya aku ngerti Sayang.. tapi kamu harus sedikit paksain.. kamu dengar sendiri kan tadi apa kata dokter.. perkembangan bayi kita bisa terganggu kalo kamu kayak gini terus.."

"Jadi maksud kamu penyebab dari buruknya kondisi bayi kita sekarang karena aku? Kamu nyalahin aku untuk ini?"

"Nggak Sayang astaga ..."

"Turunin aku sekarang!"

"Prill..."

"Berhenti dan turunin aku sekarang ali!!!"

Ali mengusap wajahnya kasar, ia benar-benar tidak mengerti dengan Prilly. Mengapa perempuan itu sekarang selalu menguji kesabarannya. Mengapa perempuan itu menjadi begitu sensitif akhir-akhir ini.

"ALI!!!"

"Sayang kamu jangan kayak gini dong .."

Ali tampak memohon ketika sudah memberhentikan mobil. Perlahan ia menyentuh tangan mungil prilly berharap perempuan itu luluh.

Namun tanpa mengucapkan sepatah kata pun prilly langsung menepis tangan ali dan keluar dari mobil. Ali tampak kesal dan beberapa kali memukul roda kemudi sebelum akhirnya ia pun keluar dari mobil untuk menyusul perempuan yang sudah berjalan jauh di depan sana.

"Prill.. tunggu dong!! Kamu jangan kayak gini.."

"Sayang!"

Ali berjalan sedikit lebih cepat agar bisa segera menyusul Prilly. Ia sudah tidak tau lagi bagaimana cara membujuk perempuan di depannya itu.

Namun tiba-tiba ponsel di saku ali berbunyi. Sejenak laki-laki itu menghentikan langkahnya untuk merogoh saku dan mengambil benda pipih persegi itu disana.

"Halo.." ali melanjutkan langkahnya sambil berbicara dengan seseorang di sebrang sana. Rasanya tidak mungkin untuk berhenti dan menjawab telpon. Bisa-bisa perempuan itu akan semakin marah.

"Kamu dimana li?  Pihak WO nya udah nungguin kamu dari tadi "

"Astaga maaf dad.. ali lupa.."

"Kamu ini lii .. ya udah sekarang buruan kamu kesini! Dan jangan lupa ajak Prilly.."

"Iya dad.."

"Klik"

Panggilan itu pun terputus lalu ali berhenti sejenak dan kembali memasukan ponsel tersebut ke saku celana bahan yang ia kenakan. namun saat menoleh ke depan untuk melihat keberadaan perempuan mungil itu, ali sedikit bingung karena sosok mungil itu sudah tidak ada. Bersamaan dengan taksi yang baru saja melaju persis dari tempat terakhir ia melihat perempuan itu berdiri.

"Akhh.. sial.." kata ali mengusap wajahnya kasar. Baik, sekarang ia benar-benar bingung. Antara menyusul Prilly atau menemui pihak WO yang akan ia pakai saat acara pernikahannya nanti. Jika tidak di susul Prilly pasti akan sangat marah namun ia juga tidak bisa membatalkan pertemuan dengan pihak wo karena pernikahannya akan segera di laksanakan.

LOVE TRIANGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang