Love triangle 29

86 11 1
                                    

"kuliah di luar negri?

Prilly tampak terkejut mendengar keputusan laki-laki di depannya itu. Perlahan ia melangkah mendekat ke arah digo untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar. ia benar-benar tidak menyangka jika sang saudara kembar akan memiliki ide gila seperti itu.

"Aku udah mikirin semuanya matang-matang prill.. dan aku rasa nggak ada masalah sama keputusan aku ini. mama juga setuju-setuju aja nggak ada ngelarang pas aku kasih tau"

"Tapi kenapa tiba-tiba begini digo? Kamu ada masalah?"

Hmm Dasar perempuan bodoh, jelas-jelas masalahnya ada di kamu. Bagaimana mungkin seorang laki-laki kuat ketika terus menerus melihat orang yang dicintai selalu bermesraan dengan orang lain. Apa kamu pikir semudah itu melupakan kenangan selama tiga tahun kebersamaan kalian.. tidak semudah itu nona.

"Nggak.. aku cuma mau lebih fokus aja.. sama nyari pengalaman.." kata digo tersenyum kaku sambil menatap perempuan bertubuh mungil itu.

"Tapi kenapa mendadak gini sih?" Kata perempuan itu dengan suara yang sedikit bergetar. Hidungnya tampak memerah di sertai mata berkaca-kaca dan dalam hitungan detik akhirnya Tangis itu pun pecah di depan digo.

"Kok nangis sih.." kata digo ketika melihat perempuan mungil itu sudah mengeluarkan buliran bening dari mata hazel indahnya. Dan Perlahan digo menyentuh kepala bagian belakang perempuan itu lalu menariknya ke dalam pelukannya. Sudah menjadi kebiasaan, setiap melihat prilly menangis atau dalam keadaan mood yang kurang baik maka digo pasti langsung menari kepala perempuan itu lalu mendekapnya lembut.

"Aku pergi kan buat ngejar pendidikan.. buat masa depan. emang kamu nggak mau ngeliat saudara kamu ini sukses hm?"

Prilly tidak menjawab, ia hanya diam sambil terus menangis di dalam dekapan digo. Ia benar-benar belum siap melihat laki-laki itu pergi jauh. Rasanya baru sebentar menikmati waktu bersama digo sebagai sepasang saudara dan kini ia akan pergi.

"Lagian bentar lagi kamu kan bakal nikah.. punya anak.. keluarga baru ." Suara digo seperti tersendat-sendat dan akhirnya wajah laki-laki itu pun tampak memerah menahan tangis. Bukannya cengeng, tapi laki-laki juga boleh menangis kan?

"Aku pengen jadi orang sukses seperti yang aku bilang dulu sama kamu.. aku pengen ponakan aku nanti bangga manggil aku om nya.."

"Jadi orang sukse.."

"Hah.. gitu doang?

"Kalo kamu?

"Aku pengen jadi dokter anak atau nggak guru tk.."

"Kenapa?"

"Yaa seru aja gitu kalau tiap hari berinteraksi sama anak kecil.. kayak lebih semangat.."

"Gitu doang? Kalau cuma mau sama anak kecil tiap hari mah ngapain susah-susah jadi dokter.. jadi istri aku aja.."

"Maksudnya?"

"Anak-anak kita.."

"Hahaha.. apaan coba.."

"Mau nggak nikah sama aku?"

"Mau.."

"Apa? Nggak kedengaran..."

"MAUUU!!!!"

"Hahaha... Tunggu aku sukses ya sayang.. nanti kalau aku udah punya cukup uang.. aku  janji akan nikahin kamu.. punya anak dan kita akan hidup di surga kita sendiri.."

"Janji yaa honey.. selalu kayak gini, jangan pernah berubah."

"Iyaa.. aku akan selalu sayang sama kamu, sampai kapan pun.."

LOVE TRIANGLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang