CHAPTER 13

497 71 1
                                    

Jennie POV

Kami berdua kembali ke ruang tamu dan tepatnya halmeoni ada di sana bersama saudara perempuanku. Mereka sedang menonton film.

Kamu dapat melihat di wajahnya bahwa dia sangat kecewa denganku. Aku tak ingin dia kecewa, yang pasti orang tuaku akan memarahiku jika mereka baru mengetahui hal ini. Aku bersyukur halmeoni belum memberitahu orangtuaku. Aku akan memperbaikinya.

Aku berdeham. Aku melihat Lisa dan dia tersenyum kepadaku dan bersorak bahwa aku bisa melakukannya.

"Halmeoni, aku hanya ingin bertanya apakah aku boleh libur kantor meski hanya 5 hari?"

Begitu mereka mendengar kata 'Libur', mereka tiba-tiba menatapku dengan tidak percaya. Seperti sesuatu keajaiban terjadi. Bahkan Dahyun menjatuhkan popcornnya.

"Kami hanya akan jalan-jalan sebentar di Busan. Dan juga untuk melepaskan diri dari isu yang tidak benar itu." Aku menambahkan, astaga, kuharap halmeoni mengizinkanku.

Tapi mereka bertiga hanya menatapku, apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Mereka masih memproses kata-kataku.

"Halmeoni? Maukah kamu mengizinkanku? Maksudku kami?"

Dahyun memberikan popcornnya pada Nayeon. Dia memegang bahuku, dan menatapku khawatir. "Jennie unnie, kamu baik-baik saja?"

"A-Apa maksudmu? Aish guys, aku tidak bercanda!" Aku berteriak, sialnya aku tahu aku tenggelam dalam pekerjaan tapi reaksi mereka sangat berharga ketika aku bilang aku ingin libur kerja.

"Unnie, kamu sakit? Mungkin kamu kurang tidur." Nayeon menangkup dahiku dan mencoba memeriksa suhu tubuhku.

"Nayeon aku serius oke?" Kataku dan aku mendengar Lisa tertawa, aku memelototinya dan dia berhenti.

"Kapan kamu mau pergi?" Halmeoni bertanya padaku.

"Kami belum membicarakannya-" dia memotongku.

"Kalau begitu, jangan terlalu lama! Besok kamu akan segera pergi! Aku khawatir kamu akan berubah pikiran." Ucapan Halmeoni membuat mataku terbelalak. Serius? Besok?

Tapi perusahaan, siapa yang akan menanganinya? "Bagaimana dengan perusahaan, Halmeoni?"

"Aku akan membereskan semuanya." Dia tersenyum jadi aku terkikik.

"Jadi kamu tidak marah lagi?" Aku memeluknya.

"Tidak, kita tidak akan baik-baik saja sampai masalah itu hilang." Dan kemudian dia meninggalkan kami.

Lisa menepuk pundakku. "Hei, tidak apa-apa. Kita nikmati saja, semuanya akan baik-baik saja."

Aku mengangguk padanya dan yang mengejutkan dia menyeretku. "Tunggu, kemana kita akan pergi?"

"Ke rumahku, aku akan minta ijin terlebih dahulu, oh tidak seharusnya kamu yang meminta." Dia dengan santai berkata.

Apa? Aku belum siap menghadapi orangtuanya lagi! Aku tahu hubungan kami baik-baik saja, tapi sialnya aku belum siap! Akankah dia memperkenalkanku sebagai pacarnya?

"Tidak, aku tidak mau pergi!" Kataku tapi sebelum aku berbalik, dia membawaku keluar.

"Yah! Turunkan aku!" Kataku dan sedikit meninju dia.

"Tidak!" Dia memasukkanku ke dalam mobil, kurasa aku tidak punya pilihan. Aku harus menghadapi orang tuanya, kuharap mereka tidak keberatan kalau aku pacarnya.

Tunggu, aku bukan pacarnya. Kenapa aku berharap dia akan memperkenalkanku? Aku pasti hanya mengalami delusi.

"LISA UNNIE NIKAHI KAKAKKU!" Dahyun berteriak sebelum kami pergi, argh, anak ini.

BUSAN (JENLISA) ID Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang