🌰15🌰

35 4 2
                                    

Pastur paruh baya di gereja dalam UA pernah bilang kalau laki-laki harus banyak-banyak menundukkan pandangan, dalam artian tidak jelalatan.

Katsuki lelaki tulen dan dia berharap anak (yang katanya) soleh bak malaikat bernama Izuku dengan marga Midoriya berhenti memelototi bongkahan belakangya. Oh, dia tidak seterang-terangan itu, tapi korban juga bukan manusia tidak peka.

"Hei!"

"Apa sih?!"

"Eh sialan, letakkan tuh bola mata pada apapun yang lo kerjain. Jangan liatin pantat gua, setan!"

"Idih amit-amit, Kacchan, lu homo ya?"

Begitulah kira-kira skenario yang ada di kepala Katsuki Bakugo jika dia menegur Deku sialan itu misalnya. Dia paham betul bagaimana watak aslinya, si raja playing victim itu, Izuku bisa membuat fitnah paling kejam dari pembunuhan manapun dan semua orang pasti percaya.

Makanya dia memilih diam.

Meski batin tidak nyaman karena si keriting mesum itu tidak berhenti menatapi pantat...

Katsuki menoleh dengan muka seram.

Izuku balas tersenyum manis dengan masih memvacuum karpet. Seolah tidak melakukan dosa apapun. Sungguh.

"Ya, Kacchan?"

"Gak bersih lo, gue sabet tuh jembut!"

Izuku tersentak, mengangguk beruntun bak burung pelatuk. Pembullian si pirang sudah masuk saraf Midoriya rupanya. Wajar, dari usia mereka lima sampai hari ini bukan jenjang waktu sebentar. Meski dirinya sudah memantapkan tekad, dibentak dadakan merinding juga.

Srekk... Srekk..

Manik hijau Midoriya melirik ke kanan, lagi, pada bongkahan pantat Katsuki Bakugo yang sibuk menyapu lantai. Tangan bekas patah beberapa kali sempat terhenti dari menggosok debu di lemari asrama, jakun bergerak meneguk ludah susah-susah, dia terpaku pada setiap gerakkan kecil sang sobat laknat.

Pipi bertabur frekless itu merona...

Katsuki merinding lagi.

Si pirang itu bersiap menghantam sapu pada pala jembut Midoriya karena dia punya firasat si homo satu itu memelototi bagian belakangnya. Izuku memang merona tapi dia terlihat fokus mengelap maskot All Might, yah.

Mau bagainanapun Katsuki merasa ada yang janggal...

...srett...

"...!!"

Katsuki bin Masaru Bakugo, 17 tahun hidup dan sedang menjalankan hukuman dari Eraser Head, membelalakkan mata begitu bongkahan pantat kirinya terasa dilecehkan. Sengaja atau tidak.

"HEI!"

"Ah, maaf Kacchan... Tidak sengaja, sungguh!"

Katsuki mematahkan gagang sapu jadi dua.

Dia bersumpah Izuku Deku Midoriya si homo sialan itu menggelap disekitar lemari tv, sekitar seratus meter dari posisi Katsuki menyedok debu ke tong sampah. Dan dia tidak mau tau detilnya Deku grepe dia barusan pakai bagian tubuh yang mana.

****

Malam lalu, setelah Ochako Uraraka selesai curhat dan terlelap, Katsuki pergi mencari Deku.

Dia tau Izuku sejak mereka bisa ingat dan sedikitnya tau kalau pala jembut Midoriya suka toge. Iya, bukan kecambah tapi to...

... Ahem.

Sudah pasti harusnya manusia haha-hihi kepeleset itu 'lurus' kan? Bakugo mulai ragu.

Well, apapun bisa dibicarakan. Seperti kata pak Masaru di rumah, pengalaman menjinakkan singa betina yang dia biasa panggil mama, layak dicoba. Lagipula, Izuku punya telinga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Her, Him and His Childhood FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang