🌾9🌾

23 3 0
                                    

"Nee Bakugo-kun, ceritakan lebih banyak soal Izuku!!.. aaahh.."

Katsuki diikat di kaki, benar-benar membuka mata dalam keadaan dikerangkeng pada kursi. Mulut disumpal pula.

Lupakan soal menjawab pertanyaan psikopat betina berambut pirang cepol tak rapi itu, dia bahkan tidak bisa kentut saat ini.

".. pria bonyok benar-benar type-ku. Izuku-kun yang paling tampan dari yang kutemui, aah.. aku ingin lihat dia lagi, apa golongan darahnya A, O atau B? Semoga bukan AB. Izuku-kun benar-benar tampan dengan tangan biru gelap barusan. Tangannya patah bukan? Hei, bagaimana kalau kakinya patah juga.. ahh aku ingin lihaaat.."

Rusak.

Perempuan ini rusak.

Setidaknya Katsuki bersyukur bukan dirinya yang psikopat ini taksir. Meski sedikit dia agak kasihan pada Deku, begitu-begitu juga mereka teman dari kecil, sekalinya ada yang demen orangnya sakit jiwa. Kalau saja pala jembut itu bisa dipakai berpikir harusnya Deku sialan itu nurut padanya untuk berhenti patah tulang.

Deku memang idiot sejati.

Katsuki Bakugo mengangguk dalam hati.

"Hei katakan Bakugo-kun, diantara Tsuyu-chan dan Ochako-chan, yang mana yang kira-kira ditaksir Izuku?"

"..kembalikan Kacchan-ku, sialaaan!!.."

Oke, Katsuki merasa cukup mengingat hal buruk. Dia mual.

Lupakan suara cengeng itu mengatakan hal yang membuat pria lurus manapun trauma, dengan suara keras, oh Katsuki Bakugo berusaha.

Deku- Izuku Midoriya meski bagaimanapun dia diberitau untuk memanggil pria itu dengan nama panggilan lain seperti nama depan contohnya. Macam dua extra lain yang tersisa, si hijau tai kuda itu malah '.. oh maafkan aku Kacchan, baiklah, mulai sekarang aku akan panggil Kacchan dengan Katsuki.. aku akan berusaha untuk Kacchan!' entah tahun berapa itu.

Tapi.

Tapi kalau mulai sekarang anak bibi Inko yang idiot itu mulai berani memanggilnya dengan Katsuki dan suffix-kun, Bakugo bersumpah akan menggrill otak udangnya sampai mampus. Tidak dengan catatan kondisi Deku.. apapun itu yang dia pikirkan tentang Katsuki, pria berambut pirang itu tidak mau tau lupakan soal peduli.

"Bakugo-kun, apa Izuku-kun menyukaiku?"

Deg!

Katsuki tersentak sejenak dalam kerangkeng itu begitu dua telinganya menangkap suara lembut bak malaikat dari Ochako Uraraka.

Dia hanya diculik sendiri. Gadisnya ada di tempat aman, kurang lebih, kecuali bedebah anak setan yang dari tadi bicara dengannya punya quirk peniru.. atau sejenis..

".. oh, begitu. Hihi.. Bakugo-kun menyukaiku, ah.. maksudku Ochako-chan!!"

Perempuan itu interpersonate Ochako Uraraka versi buruk, "kubuat Bakugo-kun lihat bagaimana darah mengalir keluar dari Ochako-chan, hihihi.. lihatlah! Lihatlah Bakugo-kun!"

Dia membuat Ochako memerah seperti orang mesum.

Srasshh!!

"Hmmmmpphh!!.. mm!!..mmmhhh!!.."

Darah mengalir keluar dari bagian lengan Ochako yang teriris. Oh, Katsuki tau dia bukan benar-benar Ochako-nya tapi melihat bedebah kurang ajar ini memperlakukan tubuhnya sendiri, yang mengambil wujud Ochako Uraraka, seperti itu..

"Oh wajah itu!!.. ahh Bakugo-kun kau terlihat tampan sekarang.. hhh.."

Katsuki melotot melihat wujud Ochako meleleh seperti tanah liat cair secara perlahan. Baik rambut coklat bob nyungsep itu sampai pakaian yang Uraraka kenakan, dia ingat, kemarin. Pipi tembam kemerahan diterpa sinar remang tempat mirip bar itu menampakkan wajah putih tirus.

Her, Him and His Childhood FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang