🌻4🌻

31 3 0
                                    

Masih ada harapan untuk perasaan Ochako Uraraka pada si Deku terbalas. Katsuki kenal manusia kriwil hidup itu tidak sebentar dan dia tau yang barusan Midoriya benar-benar marah.

Cemburu tanda cinta, kan.

Oh, Deku lebih baik harus menyukai Uraraka balik. Atau dia sendiri yang akan memukul si hijau itu sampai dia jatuh cinta pada Ochako Uraraka.

Cinta sebelah pihak itu perih, menyakitkan, berduri dan penuh derita. Ochako tidak boleh merasakan apa yang dirasakan Katsuki padanya nyaris setengah tahun. Gadis itu sangat berharga dan pantas mendapat apapun yang dia inginkan di dunia. Katsuki Bakugo akan membuat itu terjadi bagaimanapun caranya.

"Bisa kita bicara sebentar Kacchan?"

"Apa lagi? Ish, aku mau tidur sialan, bisa lakukan apapun itu besok?!"

8.35 dan Izuku Midoriya ditinggal teman masa kecilnya kedalam gulungan selimut diatas futon. 'Kacchan' sedisiplin itu pada waktu karena kebiasaan dan bibi Mitsuki Bakugo yang dia kenal juga, hasil dari 'membiasakan' dalam keluarganya. Mau bagaimanapun. Katsuki Bakugo akan menjadi orang pertama yang tidur diatara para pria.

Pria itu mencebik, keluar mencari udara segar untuk menjernihkan pikiran.

Dalam otak kriwil itu tidak ada adegan lain selain 'Kacchan' icha-icha dengan Uraraka sore tadi. Bagaimana tangan lentik bertelapak kasar itu mengelus jemari gadis itu, nafas hangat yang keluar dari bibir mirip paruh burung parkit sempurna Katsuki diantara leher Uraraka, oh, dan Uraraka Ochako memerah dari pelukkan intim itu... ugh!

Rasa jijik membucah seolah meledak dari Izuku Midoriya. "Tidak.. tidak mungkin, Kacchan bukan orang seperti itu. Dia mengusir perempuan yang menyatakan cinta padanya selama smp.."

"Bakugo-kun kenapa?"

"Akh!"

Izuku tersentak, menoleh seperti robot kearah samping. Dia berjalan tak tentu arah sambil bergumam tanpa sadar. Lagi. Dan Ochako keluar kamar mandi dengan handuk tebal di rambut coklat karamel sang gadis, setengah basah. ".. hyaah, tadinya aku sudah mandi tapi Tsu-chan bilang aku bau permen entah kenapa. Akan sangat menakutkan kalau nanti malam tidur dimakan semut kan, jadi aku mandi lagi. Aah.. merepotkan!"

"Fffhh.. hahaha.."

Sekali lagi, Ochako tersedot dalam pesona manis tawa seorang Izuku Midoriya. Freckless bak taburan bintang di pipinya mengkerut saat mata giok zambrud itu tertutup. Pria itu tersenyum dan menghapus semua masalah dalam pikiran Ochako Uraraka.

Terkadang, gadis itu ingin mengatakan isi hatinya. Tentang bagaimana dia jatuh cinta pada pria itu, bagaimana Midoriya membuat dia berharap berada disisinya. Memeluk pria itu tanpa alasan. Mengatakan semua hal manis tanpa sebab..

.. mengakui Izuku miliknya seorang.

".. Uraraka-chan, hei, Uraraka-chan."

"Akh, eh, ya uh.. maaf.. apa tadi?"

"Sesuatu mengganggumu? Aku tadi menjelaskan kalau dapur lumayan panas dan membuat Kacchan berkeringat banyak saat dia me-memelukmu dari belakang, dan quirk Kacchan membuat keringatnya menempel dimanapun, susah dicuci juga bau karamelnya.. Uraraka-chan kau tak apa? Mukamu merah, apa sengatan musim panas?! Kita harus cepat ke ruang tengah yang punya ac! Atau cari Todoroki.."

Gumaman penjelasan panjang yang akhirnya didengar juga berhasil disesali Ochako dalam sekejap. Deku sialan itu, kadang gadis itu mengutuk dalam hati, kenapa pria itu suka sekali mengungkit 'Kacchan-Kacchan' seandainya pria itu tau hal apa yang saat ini Ochako binti pak Uraraka ingin lupakan di dalam memori otaknya itu.

.. apapun yang beberapa jam lalu terjadi di dapur, antara Uraraka dan Bakugo. Serta saksi mata teman seangkatan satu jurusan.

Bwhaaaaaaaaaaa...

Her, Him and His Childhood FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang