BAB 15 || Rutinitas

106 20 2
                                    

Jangan jadi batu dulu plsss ALGARENDRAS udah up😭🙏

Jangan jadi batu dulu plsss ALGARENDRAS udah up😭🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


happy reading semuach~

~~~

"Sayang, aku pengen tas kayak temen-temen aku, mereka tas-nya cantik-cantik punyaku udah kayak gembel gini," bujukan seorang perempuan yang bergelayut manja itu membuat Gerry bergidik jijik.

Ia jelas sekali menatap keduanya tak suka, sudah beberapa kali ia terang-terangan meminta banyak hal pada kakaknya di depan keluarganya.

"Iya, nanti aku beliin," pandangan tak sukanya kini beralih pada manusia yang duduk di balik meja kerjanya.

Ini yang tidak ia sukai, si perempuan tak tahu diri dan si laki-laki tak tahu kalau ia sedang dibodohi.

Sudah beberapa kali juga Gerry mengingatkannya bahwa perempuan ini tidak baik, tapi sang kakak malah mengamuk jika diberitahu.

"Gue kesini bukan mau liat keganjenan cewek lo," interupsi Gerry membuat interaksi keduanya putus.

"Kamu keluar dulu ya, nanti aku nyusul."

"Iihh, kok aku diusir?"

Ingin muntah. Satu hal yang Gerry ekspresikan mendengar rengekan kekasih kakaknya, ia ingin segera keluar dari ruangan penuh drama itu. Jika saja ada Bian, pasti ia akan memojokkan wanita itu habis-habisan.

"Aku gak ngusir, tapi aku lagi ada tamu," tatapan tak sukanya bertambah berkali lipat kala Daniel menyebutnya 'tamu', dan sikap sok manisnya.

"Cewek lo sering tantrum gini kalau lo ada 'tamu'?" Sindirnya sembari menekan kata 'tamu' di pertanyaannya, lihat saja, Daniel mendelik sinis mendengar pertanyaan frontal adiknya.

"Ngomongnya dijaga, ini kantor, bukan di rumah."

"Oh ya? Tapi gue tadi sempet liat cewek lo ini numpahin kopinya ke salah satu karyawan terus ngebentak dia, apa peraturannya gak berlaku buat cewek lo?"

Yang dituduh menggeleng panik, "enggak sayang, ak... aku tadi gak sengaja numpahin kopinya soalnya karyawannya... buru-buru lewat, tadi aku... udah minta maaf kok, bukan ngebentak, Gerry salah liat kali."

"Teliga sama mata gue gak serusak itu buat menangkap kejadian tadi kali."

"Ak... beneran sayang, aku bukan ngebentak dia—"

"Iya sayang iya, aku percaya kok."

Apa-apaan itu?! Dia tidak bertanya lebih lanjut?! Gerry mendengus kasar, tak biasanya Daniel bersikap seperti itu pada perempuan. Kesalahan tetap ia anggap kesalahan, tapi sekarang semua hal seolah diwajarkan begitu saja pada wanita tak tahu diri itu.

"Aku keluar aja ya... Kayaknya urusanmu penting banget."

Gitu kek dari tadi, gedeg banget gue liat drama indosat di sini.

ALGARENDRASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang