BAB 7 || Panti Asuhan

83 12 1
                                    

Hai halo, kangen aku tydack?
Tidak?
Oke😮‍💨


Janlup vote dan komennya syg💝Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janlup vote dan komennya syg💝
Happy reading...

~~~


Dua mobil hitam masuk ke dalam pekarangan sebuah gedung minimalis yang diberi cat warna hijau mint dengan pekarangan bunga yang semakin terlihat asri, sangat indah untuk dilihat, beberapa orang mungkin tidak akan percaya bahwa gedung tersebut adalah sebuah panti asuhan jika tidak diberi plang di samping gerbangnya.

PANTI ASUHAN MUTIARA
Jl. Rajawali Gg. IV Blok. G No. X

Mobil pertama berisi sepasang suami-istri dengan beberapa makanan di jok belakang, mobil kedua berisi kelima anaknya dengan barang bawaan yang menumpuk. Penumpangnya turun, mengangkat barang-barang bawaan untuk dimasukkan ke dalam.

Seorang wanita paruh baya menyambut mereka dengan senyum hangat, "apa kabar Zeyna?"

Yang ditanya langsung memeluk wanita di depannya, "selalu baik Tiara, kau sendiri bagaimana? Anak-anak apa kabar?"

"Sama sepertimu," jawabnya lalu menyalami Reigan hangat, "siang."

"BUNDA!! BIAN DATENG LAGII!!!"

Teriakan tersebut mengalihkan atensi Tiara kepada laki-laki yang berlari memeluknya, diikuti sang adik bungsu.

"Aduh, anak bunda makin cakep-cakep ya," ujarnya balas memeluk keduanya.

"Bunda! Minggu kemarin Bian lulus sidang!"

"Wahh~ Selamat yaa, bentar lagi sarjana, hebat banget deh." Atensinya teralihkan kembali pada tiga laki-laki lainnya yang ingin menyalaminya.

"Bunda," sapa salah satunya.

Dugh

"Anj— Apaan sih mas?!" Bian mengaduh kesal karena Daniel menginjak kakinya.

"Lo main nyelonong aja tai, bantuin ngambil barang sana," ucap Daniel tak kalah kesal. Disaat yang lain masih sibuk mengeluarkan barang, Bian malah nyelonong keluar tanpa membantu.

"Kan nyapa dulu, lagian Saka juga main nyelonong gak lo marahin, pilih kasih," Bian melengos menuju arah mobil dengan perasaan dongkol, sedangkan Saka tertawa keras melihatnya.

"Jangan ketawa aja lo, bantuin juga sana," Saka buru-buru menutup mulut.

"Siap, pak!" Serunya seraya mengangkat tangan memberi hormat, ia segera berlalu, melihat interaksi mereka Tiara ikut tertawa pelan. Masih sedikit heran dengan kelakuan anak-anak Zeyna.

Mendengar keributan dari luar membuat seorang perempuan keluar dengan pakaian kasual dan rambut yang ia cepol asal, ia terkejut melihat keluarga temannya kemari. Oh iya, sekarang kan tanggal 27.

ALGARENDRASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang