Ppulbatu release, Algarendras publish new chapt🥰
Sebelum baca usahakan vote nya yahh
Happy Reading~~~~
Kedua remaja kembar Algarendra diam di depan pintu ruangan yang baru saja mereka cari.
Raka yang membuka pintu lebih dulu tertegun. Kondisi abangnya tak jauh berbeda dengan orang tuanya, matanya terpejam tenang di sana.
Keduanya mendekat, Raka mencoba meraih tangan Bian yang terbebas dari selang infus. Saka mengalihkan pandangannya, tak tega melihat betapa banyak luka yang Bian dapatkan.
Jika sedang bermimpi, tolong segera bangunkan dia saat ini juga, ia tidak mampu melihat kondisi seluruh keluarganya. Jika ia harus bermimpi seperti ini ia memilih tidak bisa bermimpi sedikitpun, sungguh.
"Gue beli minuman dulu Rak," ujarnya segera meninggalkan ruangan.
Matanya berkaca-kaca saat sampai di luar, rasa sakit kembali menyerang kepalanya. Tidak, tidak, jangan sekarang, ia tidak mau menambah kesulitan.
Ia duduk sebentar di sebuah kursi di lorong, mencoba menghalau rasa pusing yang amat menyiksanya.
Stop, jangan sekarang dulu, please..
Lama ia terduduk akhirnya rasa sakit sialan itu pergi, ia berdiri kembali. Segera beranjak dari sana sebelum Raka mengkhawatirkannya karena terlalu lama di luar, ia memilih empat minuman segar, berniat membagikannya pada yang lain nanti.
Sebelum kembali ke ruangan, ia terlebih dahulu menghampiri Gerry. Niatnya akan membagikan minuman terhenti disaat Daniel terlihat marah pada seorang perawat yang membawa dua brankar keluar dari ruangan, Saka mempercepat langkahnya dengan gemetar.
Disana telah ada Raka entah sejak kapan, dan dia kembali menangis.
"NGGAK! LO GAK BOLEH BAWA MEREKA SEMBARANGAN BANGSAT! MEREKA MASIH HIDUP!"
Gerry yang mencoba menghalangi kakak sulungnya bersuara, "mas, udah, ini rumah sakit."
"LO LIAT GER! MEREKA MAU BAWA PAPA SAMA MAMA GITU AJA EMANG LO TERIMA??! HEH!! TANGANI MEREKA DENGAN BENAR JANGAN ASAL MEMPREDIKSI ATAU GUE TUNTUT RUMAH SAKIT INI!!!"
Bugh
Gerry memukul rahang Daniel dengan keras membuatnya terhuyung ke belakang. Napasnya tersengal, dadanya naik turun menahan emosi, tak habis pikir dengan kakak sulung, air matanya yang mulai kering perlahan mengucur kembali dengan deras.
"SADAR BEGO! PAPA MAMA UDAH GAK ADA! LO MAU MAKSA GIMANAPUN TUHAN BAKAL TETEP BAWA MEREKA PULANG!!!"
Deg.
Dunia seakan berhenti, sekujur tubuh Saka lemas, jatuh duduk bersamaan minuman yang ia bawa berserakan di lantai lorong. Pulang? Tanpa ia bertanya pun, akan sangat jelas maknanya. Juga saat melihat kakaknya bersikeras di sana, hatinya menjerit sakit, dunianya hancur, harus dengan siapa ia bertumpu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARENDRAS
FanfictionMau mampir?? Monggo Bercerita tentang keseharian keluarga Reigan Algarendra dan Zeyna dengan kelima anak mereka yang selalu membuat keduanya mengelus dada, sabar. Butuh beribu-ribu kesabaran bagi mereka mendidik anak yang sudah dewasa namun bersikap...