BAB 13 || After

85 13 0
                                    

Thank you banyak-banyak buat kalian yang udah bersabar

Disini aku ga revisi lagi, jadi kalau ada tatanan bahasa yg kurang bener atau typo bertebaran komen yaa, tandain🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini aku ga revisi lagi, jadi kalau ada tatanan bahasa yg kurang bener atau typo bertebaran komen yaa, tandain🥰

Happy reading~

~~~

Hari berganti demi hari, bulan terus berganti ke bulan berikutnya, semuanya berangsur cukup baik. Hubungan mereka bisa dikatakan kembali erat, meskipun ada yang sedikit berbeda dari diri mereka sendiri.

Daniel yang semakin sibuk tapi omelannya terus mengudara, Gerry yang mendadak ikut cerewet tapi juga semakin sibuk, Bian yang lebih diam dari biasanya, Raka yang juga ikut cerewet, dan Saka yang lebih sering usil terhadap kakak-kakaknya.

Juga, om dan keluarganya yang sering menginap di rumah mereka dua minggu sekali di akhir pekan. Sebenarnya agak aneh, keluarga Rakha yang biasanya berkunjung tiga bulan sekali, itupun hanya berkunjung bukan menginap, tiba-tiba sering menjenguk mereka setidaknya satu kali dalam sebulan.

Seperti saat ini, rumah yang seharusnya sepi tiba-tiba buyar akibat suara tawa Saka dan teriakan Gevan. Keduanya tengah bermain PS di sudut ruangan, tapi suaranya terdengar sampai seluruh penjuru rumah.

"Woy! Lo berdua diem atau gue jahit tuh mulut?!" Bentak Bian yang sedang asyik menonton televisi di ruang keluarga.

Berbicara tentang Bian, proses terapinya berjalan dengan baik. Kini ia lebih sering memakai tongkat, jika sudah merasa tak kuat, barulah ia memakai kursi roda. Hal itu memicu semangat Bian sendiri agar lekas sembuh, karena yang ia lakukan selama ini hanyalah berdiam diri di rumah.

Gevan bergidik ngeri, "gak jadi ganteng dong guenya."

"Eh, nggak sih, gue mau digimanain bakal tetep ganteng," lanjutnya yang kemudian nampak berpikir.

Saka menatapnya aneh, sedangkan Bian hanya menghela napas tak ingin memperpanjang. Dirinya lelah seharian ini entah karena apa, padahal yang ia lakukan hanyalah makan makan dan makan.

"Bian, ayo makan."

Kan.

Ini sudah pukul satu siang dan Bian sudah makan tiga kali, sebenarnya ia tidak terlalu lapar, ia juga sudah bilang pada tantenya itu tapi tetap saja.

Tok tok tok

Cklek

Atensi Vera beralih pada sosok laki-laki yang masuk beserta seorang perempuan yang tersenyum lebar, ia mengerutkan kening yang dibalas senyum oleh ponakan tertuanya.

"Rana?" Tanyanya memastikan.

Perempuan itu mengangguk, sama seperti Zeyna, yang ia lakukan hanya memandangnya dari atas sampai bawah kembali lagi ke atas. Rana bingung, apa ia salah mengenakan pakaian? Ia memakai dres selutut berawarna pastel yang memperlihatkan lekuk tubuhnya, jelas menurut Vera itu salah.

ALGARENDRASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang