DORR!!!
Apa kabar?!!!
Masih nungguin cerita ini atau udah nggak?!!
Semoga masih menunggu yaa...Happy reading ke-random-an anak-anak akuhh😍
~
~~
Malam ini, keempat Algarendra bersaudara sedang berkumpul di ruang keluarga dengan papa mamanya, apa lagi yang akan mereka lakukan selain menonton TV. Empat? Jika kalian bertanya seperti itu maka jawabannya adalah, Daniel sedang sibuk mengurus perusahaannya malam ini. Kasihan sekali, padahal papanya sedang duduk anteng sambil memakan kacang panggang.
"Bang, keripiknya geser dong, tangan gue gak nyampe," ujar Raka.
Posisi mereka saat ini adalah keempatnya ada di atas karpet berbulu, alias lesehan di bawah. Sementara Reigan dan Zeyna duduk berdua di sofa.
"Makanya lo jangan kecil-kecil, heran deh padaha Saka adik lo, tapi tingginya diambil Saka semua," jawab Bian membuat Raka sedikit jengkel.
"Tanyain tuh sama mama, dulu makan apaan. Kayaknya nutrisinya masuk ke Saka semua, gue gak kebagian."
Raka dengan kusutnya merampas keripik yang ada di tangan Bian yang terkekeh, ternyata adiknya tersinggung masalah tinggi badan.
"Lo juga lebih kecil dari Saka kalo lupa Bi," ucapan Gerry sontak membuat wajahnya ikut kusut. Ucapannya fakta, tapi gimana ya, sedikit tak terima.
"Gapapa, biar gue dikira adik, hihihi lucu~"
"Ngeri."
Hening, mereka lebih memilih fokus pada TV yang mereka tonton.
Krauk krauk krauk
Krauk krauk
Krauk
Ctakk
"Awshh"
"Apasih?!" Bian tak terima bibirnya disentil, sedangkan sang pelaku hanya menatapnya datar.
"Makan lo berisik banget," ujarnya lalu kembali menonton dengan fokus. Sesekali ia juga melahap keripik yang ada di depan Bian, tanpa suara kecapan seperti yang Bian lakukan. Bian mengatupkan bibirnya, mencoba tak membuat suara meskipun ia memakan banyak keripik singkong. Gerry melirik sekilas, syukurlah dia nurut.
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu berbunyi sebelum pintu tersebut terbuka, menampilkan wajah si sulung yang terlihat benar-benar lelah menghampiri keluarganya.
"Enak banget ya pa, bukannya bantuin Daniel malah romantisan sama mama di sini," sungutnya lalu mencomot kacang di toples yang ada di tangan Reigan.
Reigan hanya terkekeh, "kamu sih, papa ajak pulang gak mau. Yasudah papa tinggal."
"Pulang gimana orang berkasnya numpuk gitu pengen Daniel blender, kliennya juga gak jelas, pengen sat set dikira Daniel robot?!" Daniel masih terus mengomel seraya duduk di sofa single sebelah papanya, sedangkan yang lain hanya mendengarkan- lebih tepatnya fokus menonton, tak peduli.
"Udah, sana mandi dulu, habis itu makan ya, mama angetin dulu makanannya."
Daniel kembali beranjak dari duduknya menuju kamarnya, kali ini awas saja ada yang mengganggunya mandi lagi.
Mereka kembali fokus menonton TV yang sedang menampilkan serial kartun Upin & Ipin, astaga, padahal mereka sudah lebih dari umur 17 tahun tapi kelakuannya masih seperti anak berumur 7 tahun. Daniel sudah melakukan ritual mandi dan makannya sedari tadi, ia memilih duduk di sofa, tidak ikut bergabung dengan adik-adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGARENDRAS
FanfictionMau mampir?? Monggo Bercerita tentang keseharian keluarga Reigan Algarendra dan Zeyna dengan kelima anak mereka yang selalu membuat keduanya mengelus dada, sabar. Butuh beribu-ribu kesabaran bagi mereka mendidik anak yang sudah dewasa namun bersikap...