AKHIRNYA UPDATE JUGA DITENGAH HECTIC-NYA NGE-RUSH NULIS MAMP. But yeah karena otak sudah enggak kuat ngelanjutin MAMP (aka bozeeen juga gaes) jadinya ngelanjut disini dulu. Makasih banyak yang udah mau baca + nungguin cerita ini, sorry kalau lamaaa banget update dan part ini lumayan ngecewain, janji deh habis MAMP kelar dan ide jalan aku bakal ngebut juga update HAHA.
***************
Calvin tersenyum kalem melihat seluruh kru yang menyambutnya dengan baik dan ia berusaha menahan tawanya setiap melihat ekspresi terkejut Alin. Gadis itu tampak kesal, marah, shock dan semuanya tergambarkan di wajah lucu gadis itu yang terus menerus menatapnya tak berkedip, bahkan seorang gadis disampingnya -yang Calvin yakini merupakan lawan beraktingnya- sampai menyenggol Alin dan berkata, "Kak Alin jangan sampai bengong begitu dong terpesona sama Mas Calvin!"
Alin mengerjapkan matanya beberapa kali sementara Pram menggiring Alin menemui Calvin. "Nah Calvin, ini adalah novelis kita, Alina Delfani alias Adelfani sementara ini adalah script writer kita, Wiwit Kanjeng Puspita."
Wiwit mengulurkan tangannya dan diterima oleh Calvin dengan cepat. "Calvin."
"Wiwit." Alin melirik kearah Wiwit yang sudah tersipu malu sendiri karena bersalaman dengan Calvin. Astaga, jangan-jangan Wiwit suka lagi sama Calvin?! "Emm anu... Sepertinya saya dan Mas Calvin satu SMA dulu... Mas Calvin dulu SMA-nya di SMA Astungka Raya kan?"
Calvin memutar bola matanya malas. Ia tidak begitu menyukai gadis yang terlalu sok kenal dan sok akrab dengan dirinya. "Iya," balasnya singkat.
"Wah, saya ini adik kelas Mas Calvin. Mas Calvin ingat tidak? Mas Calvin dulu OSIS kan? Dulu, kelompok saya dipimpin oleh Mas Calvin lho..." ujar Wiwit menggebu-gebu.
"Maaf saya tidak ingat," jawab Calvin singkat seraya memberikan senyuman sopan. Wiwit tampak kecewa dan berusaha memberikan senyum terbaiknya. "Ah tidak apa, lagipula itu sudah berlalu 10 tahun yang lalu. Mana mungkin Mas ingat."
Pram berdeham untuk memperingati adiknya dan menyenggol Alin untuk berkenalan dengan Calvin. Calvin segera mengulurkan tangannya terlebih dahulu yang dibalas dengan enggan oleh Alin.
"Senang bisa bertemu dengan anda, nona Adelfani."
Uhh! Alin kesal sekali mendengar perkataan Calvin! Dia merasa dibohongi mentah-mentah oleh Calvin! Katanya pria itu manager artis, tapi kok malah dia sih artisnya! Alin merutuki dirinya sendiri yang kelewat bodoh dan percaya kepada Calvin. Harusnya, ia memang tidak boleh mempercayai om-om seperti itu! Dasar om-om menyebalkan!
***
Sejujurnya, Calvin sendiri belum membaca naskah awal dari film yang hendak ia bintangi ini. Ia main menerima saja setelah mengetahui bahwa Alin-lah sang penulis novel. Kenapa? Entahlah, Calvin sendiri tidak tau. Hanya saja ia ingin mengetahui lebih tentang gadis itu, jadi, alasan itu cukup bukan?
Calvin membaca summary plot ceritanya, cerita ini mengisahkan tentang Nabilah Laksmi yang bertemu dengan Bagaskara Syailendra saat ospek di tempat mereka berkuliah. Nabilah menyukai Bagas dalam pandangan pertama dan tidak bisa melupakan wajah pria itu.
'Klisenya,' batin Calvin. Ia memutuskan melanjutkan membaca.
Awalnya Nabilah kira ia tidak akan bertemu Bagas lagi, nyatanya mereka satu jurusan dan sering menghadiri kelas yang sama. Akhirnya Nabilah memutuskan untuk berhubungan dengan Bagas dan setelah lulus mereka memutuskan untuk menikah tetapi entah mengapa Bagas memutuskan begitu saja hubungan mereka. Bagas pun memutuskan untuk pergi ke Jogja meninggalkan Nabilah tetapi Nabilah tidak terima dan menyusul Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stealer (COMPLETED)
ChickLitKisah mengenai dua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain tetapi dipertemukan oleh takdir. Kisah mengenai dia yang tidak pernah mengenal cinta bertemu dengan seseorang yang penuh luka atas nama cinta. Kisah mengenai dia yang berusaha berdam...