I'm gonna love you till
My lungs give out
I promise till death we part like in our vows
James Arthur - Say You Won't Let Go
Alin mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia berharap ia salah dengar tetapi wajah serius Calvin menyadarkan Alin bahwa ia tidak salah dengar. "Kenapa kamu mencintaiku?"
"Memangnya cinta membutuhkan alasan?" balas Calvin tenang. "Kalau aku bertanya padamu mengapa kamu bisa mencintai Bayu begitu dalam sehingga menyiksa dirimu sendiri, apa jawabanmu?"
"Jangan membawa-bawa Bayu ke dalam masalah ini!" Kilatan marah kembali tampak dari bola mata Alin. "Apa kamu tahu kalau cinta itu adalah kata-kata yang memiliki makna dalam? Jangan pernah main-main dalam mengucapkan kata cinta. Cinta tidak sebercanda itu. Cinta memiliki arti yang sakral dan kalau kamu tidak tahu apa itu cinta, jangan pernah berpikir sekali pun untuk mengucapkannya."
"Apa yang harus kulakukan supaya kamu percaya aku mencintaimu? Aku benar-benar mencintaimu dan perasaanku ini tidak main-main. Aku tidak pernah menatap gadis-gadis lain selain kamu, Lin. Apa kamu pikir aku mau mencintaimu setelah aku tahu hatimu hanya untuk Bayu?" Calvin menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tetapi hatiku ini sudah terlanjur memilihmu dan aku tidak bisa menahannya. Seperti yang kamu bilang bahwa aku tidak bisa memilih siapa yang akan kucintai, maka inilah jawabanku atas pertanyaanmu."
Alin tertawa sumbang. "Tapi ini tidak masuk akal. Kita baru mengenal beberapa bulan dan kamu sudah jatuh cinta padaku, lelucon apa ini?"
"Dan berdasarkan novel yang kamu tulis itu kamu bilang kamu jatuh cinta pada Bayu di detik pertama dia menolongmu, apakah aku juga boleh menganggap perasaanmu itu hanya sebatas lelucon tidak masuk akal?" timpal Calvin.
Alin mengatur nafasnya yang mulai terasa sesak. Apa yang dibilang Calvin itu benar, dia sudah jatuh cinta pada Bayu sejak detik itu. Perasaan berbunga-bunga yang meluap-luap, ribuan kupu-kupu yang terbang dari dalam perutnya, dan arus listrik yang mengalir di seluruh tubuhnya, cinta memang tidak terduga.
"Kenapa Lin? Aku benar 'kan?" Nada bicara Calvin terdengar semakin menyayat hati. Ia memerhatikan wajah Alin yang sendu dengan hancur.
Calvin memang pria bodoh. Dari sekian banyak wanita yang mendekatinya dan menyukainya, ia justru jatuh cinta pada Alin. Alin yang dipenuhi oleh luka atas nama cinta. Alin yang dipenuhi penyesalan. Alin yang mengunci hatinya rapat-rapat dimana dulu ia kira Alin memang mengunci hatinya karena belum menemukan pria yang tepat tapi nyatanya, Alin sudah menemukan belahan jiwanya tetapi sayang, Tuhan telah mengambil orang itu.
Calvin tahu dengan kematian Bayu, maka hati Alin pun turut mati. Bayu mati membawa seluruh hati dan perasaan Alin turut mati. Saat ini hanya fisik Alin saja yang hidup, raganya sudah mati dikubur dalam-dalam dengan Bayu. Calvin tahu bahwa mungkin Alin berkali-kali ingin mengakhiri hidupnya tetapi karena keluarga dan teman-temannya menahan dirinya, ia bertahan hidup.
"Kamu tidak tahu apa-apa Vin."
"Lalu beritahu aku apa yang seharusnya aku tahu."
Alin menggeleng. "Tidak seharusnya kamu jatuh cinta padaku. Hatiku... Hatiku hanya untuk Bayu."
Calvin tersenyum miris. "Aku tahu."
"Aku dipenuhi luka Vin dan aku tidak akan pernah bisa sembuh."
"Aku tahu kamu penuh luka Lin tapi... Apa kamu tidak bisa memberikan aku kesempatan?"
Alin menatap Calvin yang tengah menatapnya dengan getir. Perasaan bersalah kembali merayapi dirinya, ia tidak sanggup menatap Calvin lebih lama lagi. "Tidak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Stealer (COMPLETED)
Literatura FemininaKisah mengenai dua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain tetapi dipertemukan oleh takdir. Kisah mengenai dia yang tidak pernah mengenal cinta bertemu dengan seseorang yang penuh luka atas nama cinta. Kisah mengenai dia yang berusaha berdam...