Lucy baru saja akan menaiki sepeda listriknya saat tiba-tiba nama Jeha muncul di layar hapenya.
Begitu panggilan itu terhubung, Jeha langsung ngegas. "Buruan elah, lo lambat banget kayak siput. Gue nungguin lo udah sepuluh menit."
Fea melengos sebal. "Baru sepuluh menit, Je. Ini gue mau on the way naik sepeda. Sabar elah, orang sabar disayang Tuhan."
"Ck, gue aja yang ke rumah lo. Shareloc."
"Serius?"
"Iyalah. Kalau lo ke sini yang ada kelamaan."
Lucy menipiskan bibirnya.
Jadi, hari ini mereka akan membawa Jiji dan Lili untuk grooming. Awalnya, Lucy unjuk diri untuk memandikan dua anabul tersebut, tapi Jeha sudah kepalang tidak percaya. Mereka pun memutuskan untuk pergi bersama ke Dans Pet Grooming. Lucy sempat menyarankan untuk ke tempat yang agak dekat saja, tapi lagi-lagi Jeha menolak. Katanya kalau dekat sensasinya jadi berbeda. Lucy hanya bisa menipiskan bibir dan iya iya saja. Toh, duit Jeha.
"Deket loh rumah lo sama rumah gue, tapi kenapa lo lama banget kalau gue telepon suruh datang?" kata Jeha saat dia sudah tiba di depan rumah Lucy tujuh menit kemudian.
"Ya kan diriku harus naik sepeda listrik, bukan jet, Baginda."
Jeha hanya mendengus.
Daripada mendebat kentantruman Jeha di saat cuaca Jakarta sedang sedikit gloomy, Lucy berencana masuk mobil lebih dulu. Namun, saat tangannya baru saja membuka handle pintu mobil untuk duduk di kursi penumpang, Jeha menceletuk.
"Lo mau ke mana?"
"Masuk mobil lah katanya suruh cepet-cepet."
"Lo yang nyupir."
Lucy kontan mendelik. "Si anjir, gue bukan sopir lo."
Jeha mengedikkan bahu tidak peduli. Cowok itu mendorong pelan tubuh Lucy untuk bergerak ke kursi kemudi. Lucy meniup anak rambut yang jatuh di keningnya sepenuh kesal. Sambil mendumel, dia membuka pintu mobil. Matanya melirik ke arah Jeha. Namun, Jeha terlihat tidak terusik sedikitpun dan sibuk memainkan hapenya.
Lucy melengos, tapi lanjut menyalakan mobil.
Namun, kegondokan Lucy tidak berhenti cukup sana.
Selesai grooming, ekspresi wajah Jeha berubah tepat setelah membaca deretan kalimat di layar hapenya. Lucy yang penasaran karena takut terjadi sesuatu pun mencoba bertanya, tapi bukannya dijawab sesuai keinginannya, Jeha justru berkata,
"Lu, lo pulang sama Jiji dan Lili ya, gue mau pergi ke suatu tempat. Urgent."
Lucy sudah mau mangap menghentikan Jeha, tapi cowok tinggi itu keburu meninggalkannya bersama keranjang berisi Jiji dan Lili yang selesai grooming.
Lucy bagaimana?
Mencak-mencak sambil mengumpat keras setelah melihat mobil Jeha mulai berbaur bersama mobil-mobil lain di jalan raya, meninggalkannya dengan penuh tanya juga kesal luar biasa.
Jadi, beberapa menit yang lalu, Jeha menerima pesan dari nomor baru. Pesan itu tidak bisa Jeha abaikan begitu saja karena datang dari orang masa lalu yang amat dia rindu.
Jane.
Pesan itu datang dari Jane dan meminta Jeha untuk menerima ajakan bertemu.
Begitulah dia meninggalkan Lucy untuk menemui Jane di Kafe Amour. Namun, bukannya bertemu dengan Jane di sana, Jeha justru tersentak saat seorang anak kecil menarik celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantic Sequence | YJ
Romansa[On-going] Jeha pernah bilang pada Lucy bahwa cewek itu tidak layak menjadi peran utama dalam kisah asmaranya, tapi Jeha menjilat ludahnya sendiri. Gara-gara kucing, mereka jadi meowlove satu sama lain. Tentu saja dengan bumbu dramatis yang sedikit...