Follow ig aku:
@yaa_frstn @kucingimut1258Ig mereka juga:
@zayaflow_
@gafi.prnz
@kaylen_yrf
@luv_yin
@atlnta_⛓️📕🧸
KIRA-KIRA apa yang akan dilakukan oleh pulpen yang lelah menulis, ya? Dia akan berhenti, entah berhenti untuk sementara atau selamanya. Tapi, dia jelas akan berhenti karena tulisan pun butuh jeda untuk dapat dipahami dan pulpen pun butuh beristirahat untuk kembali menggoreskan tinta.
Begitu juga dengan dirimu, kadang ketika banyak masalah yang menghampirimu. Kamu hanya perlu untuk beristirahat sebentar. Kita ini manusia, bukan robot. Dan kita juga butuh istirahat dari kejamnya permainan semesta.
"Kamu masih ingat sama Varsha yang pernah aku ceritain sama kamu?" tanya Zaya kepada Kaylen.
Zaya menatap senja yang kian perlahan memudari ufuk barat. Tatapannya benar-benar lurus ke depan. Pikirannya entah tertuju ke mana, seperti dibawa berkelana jauh tanpa tujuan.
"Masih," jawab Kaylen. Sampai sekarang, Kaylen masih tidak mengerti tujuan Zaya mengajaknya berburu senja hari ini. "Mau cerita sesuatu? Gue tau, lo mendam sesuatu di dalam hati lo."
"Bukan sesuatu yang penting." Suara Zaya tertahan.
"Jangan sungkan berbagi dengan gue, Ya. Gue punya tumpukan jam yang bisa gue kasih seluruhnya buat lo. Lo boleh menggantinya dengan melihat senja di tepi pantai. Bercerita di telepon sampai lupa waktu, atau menelusuri jalan tanpa suara sampai tenang bisa kita lipat dalam tas dan dijaga sampai jauh. Jemari lo yang membiru akan gue basuh dengan sinar matahari yang tadi sempat gue bawa pulang. Akan gue beri gratis—nanti," ujar Kaylen terkekeh. Lalu laki-laki itu kembali melanjutkan ucapannya, "Gue beri bonus pelukan hangat dan tepukan pelan di atas kepala. Jadi, kalau boleh, segala hal yang tengah berkelakar dalam pikiran lo, bagi terus sama gue, ya? Gue mau dengar seluruhnya. Gue mau temani semampunya."
"Sampai Pangeran datang dan tugas gue selesai," lirih Kaylen yang masih terdengar Zaya.
"Pangeran yang mana, Len? Orang yang dulu aku anggap sebagai pangeran kini sudah menjadi milik Tuan putri yang lain. Jadi, pangeran mana lagikah yang harus aku harapkan?"
Kaylen mengerutkan alisnya tidak mengerti. "Maksud lo?"
"Untuk seseorang yang sudah menjadi pemilik rumah orang lain, apakah aku pantas untuk berteduh di rumah itu?"
Kaylen benar-benar tidak mengerti dengan maksud Zaya. Ucapan gadis itu benar-benar susah untuk dicerna oleh otaknya.
"Len ... Kak Atlanta dijodohkan." Bibir Zaya bergetar menahan tangis.
Seperti kebanyakan laki-laki pada umumnya, Kaylen tetap tenang walaupun ia begitu kaget mendengar ucapan Zaya. Laki-laki itu menunggu Zaya untuk meneruskan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Happy Ending [END] [TERBIT]
Ficção Adolescente[SEQUEL WE ARE FRIEND] TELAH TERBIT DI PENERBIT TEORI KATA PUBLISHING! "Aku bahagia, tapi bukan bersamamu." "Sakit itu ketika mencintai orang yang belum selesai dengan masa lalunya." _______•°^•°^ Namanya Atlanta Catur Gelanio. Laki-laki bibliophile...