Anindya membuka kedua matanya secara perlahan. Tyas dan Niskala menghela nafas lega akhirnya Anindya siuman setelah hampir 3 jam tidak sadarkan diri."Sayang, akhirnya kamu sadar. Bunda khawatir takut terjadi sesuatu sama kamu."Ujar Tyas.
"Alhamdulillah Nin, kandungan lo masih bisa diselamatkan. Gue panik banget tadi takut gue terlambat terus lo keguguran. Kalau itu terjadi, gue gak akan maafin diri gue sendiri."Sahut Niskala.
"Aku malah berharap keguguran. Aku gak sanggup melanjutkan hidup seperi ini."Gumam Anindya pelan.
"Anin, Bunda udah dengar semuanya dari Niskala. Sudah ya sayang, jangan pergi menemui Gino lagi. Laki-laki itu tidak pantas untuk kamu. Bunda dan Ayah bisa membesarkan anak ini tanpa bantuan Gino sebagai Ayah biologisnya."Ucap Tyas.
Anindya kembali menangis mengingat kejadian yang begitu menyakiti hatinya. Anindya memeluk Tyas mencari kehangatan dan kekuatan yang ia butuhkan sekarang.
"Bunda, kenapa Gino jahat sama Anin? Selama ini Anin udah percaya banget sama Gino, tapi kenapa Gino tega menyakiti hati Anin seperti ini? Bahkan Gino asik bermesraan sama wanita lain tanpa memikirkan perasaan Anin."
"Hati Anin sakit banget saat Gino dengan mudahnya bilang dia gak akan bertanggung jawab dan gak mengakui anak ini. Dia bilang Anin jalang dan wanita murahan di depan wanita itu. Sakit banget, Bunda."Lirih Anindya.
Tyas menenangkan Anindya di pelukannya, ia akan membiarkan Anindya mengeluarkan semua keluhan dan tangisannya agar Anindya merasa lega.
"Anin mau gugurin anak ini, Bunda. Anin gak mau besarin anak ini sendirian. Anin gak sanggup."
"Heh jangan ngomong gitu. Siapa bilang kamu sendirian? Ada Bunda, Ayah dan Niskala yang akan membesarkan anak ini bersama-sama."Niskala mengangguk menyetujui perkataan Tyas.
"Bener kata Tante Tyas. Lo jangan kepancing sama omongan si bangsat. Kita harus buktiin kalau tanpa figur seorang Ayah, kita bisa besarin anak ini dengan baik dan merasakan kasih sayang orang tua yang lengkap."Ucap Niskala.
"Anin gak mau Nis, Bunda. Anin belum siap jadi seorang Ibu. Kalau anak ini terus dipertahankan cuma bisa jadi aib buat keluarga kita, Bunda. Anin mau aborsi aja. Bunda sama Ayah gak perlu menanggung malu atas kehamilan Anin."Balas Anindya.
"Istigfar, Anin. Aborsi itu bukan solusi yang baik. Kalau kamu aborsi sama aja kamu membunuh darah daging kamu sendiri."Tyas mengingatkan.
"Tapi Bunda.."
"Kamu bukan aib keluarga sayang. Awalnya Bunda dan Ayah memang kecewa, tapi kami sadar kamu juga pasti tidak menginginkan hal ini terjadi. Kita besarkan anak ini sama-sama ya. Kamu harus kuat."
Anindya menggigit bibir bawahnya menahan isakan.
"Ayah dimana, Bun?"
"Ayah tadi langsung pergi setelah Niskala menceritakan semuanya. Sepertinya Ayah pergi ke Apartemen lelaki itu."
Anindya terkejut,"Bunda serius? Kenapa Ayah gak di susulin, nanti kalau terjadi sesuatu gimana?"
"Udah sih, biarin aja. Biarin Ayah lo balas perbuatan si bangsat. Kalau si bangsat mati ya bagus, biar beban negara berkurang satu."Sahut Niskala.
•••
"Kamu yakin mau kuliah? Memangnya kondisi kamu sudah membaik?"
"Sudah Bunda. Anin bosan tiduran terus di kamar."Anindya meminum susu hamil rasa coklat yang dibuatkan Tyas hingga habis tak tersisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
REIGA : The Perfect Husband
ChickLit"Gino, aku hamil." "Nggak Nin. Kamu pasti lagi prank aku. Kamu gak mungkin hamil. Kalau pun kamu hamil itu bukan anak aku." Disaat Gino, kekasihnya lari dari tanggung jawabnya. Ada seorang lelaki yang datang padanya, lelaki itu adalah Reiga. Teman d...