8. Benci

28 6 0
                                    


Saat Reiga memasuki rumahnya, lelaki itu dapat mendengar sayup-sayup suara Ibunya yang sedang mengobrol bersama seorang perempuan. Jelas Reiga tahu siapa pemilik suara tersebut, siapa lagi kalau bukan Kinara?

"Assalamu'alaikum Bunda."

"Wa'alaikumussalam. Akhirnya orang yang kita tunggu-tunggu udah datang."

Kinara tersenyum pada Reiga,"Rei, kamu baru pulang? Seharian ini dari mana aja? Kenapa kamu gak ada kabar? Aku khawatir takut terjadi sesuatu sama kamu."

"Sorry Ra. Gue abis dari rumah sakit."

Rianti, Bunda Reiga dan Kinara terkejut,"Rumah sakit? Kamu kenapa sayang? Kamu sakit atau jatuh dari motor?"Kinara khawatir.

"Atau jangan-jangan Abang abis nabrak orang ya?"Tambah Rianti curiga.

"Astagfirullah Bunda. Rei baik-baik aja. Gak seperti yang kalian tuduh. Rei di rumah sakit abis nengok temen yang lagi sakit."Ujar Reiga.

"Nengok temen kok lama banget sampai gak ada kabar. Kasihan loh Kinara, dia khawatir banget sama kamu."Cibir Rianti.

"Rei sekalian nemenin dia dulu, soalnya orang tuanya lagi pulang."

"Temen kamu itu cewek apa cowok sih? Kenapa harus kamu yang nemenin dia? Emangnya dia gak punya temen lain? Inget kamu udah punya tunangan. Kamu harus jaga perasaan Kinara dan hargai dia."Ujar Rianti.

Reiga menghela nafas. Mungkin ini saat yang tepat untuk memberitahu keluarganya perihal dirinya yang akan melamar Anindya. Kebetulan sekali ada Kinara disini, Reiga tak perlu repot-repot menjelaskan lagi nanti.

Reiga akui Kinara memang wanita yang cantik, baik dan pintar. Namun wanita itu tidak bisa menggantikan posisi Anindya di hatinya. Sudah hampir setahun mereka menjalin hubungan, namun Reiga tidak bisa mencintai Kinara.

Daripada Reiga semakin menyakiti Kinara, lebih baik diakhiri saja. Ini keputusan yang terbaik untuk mereka berdua. Kinara pantas mendapat lelaki yang lebih baik darinya.

"Ada yang mau Rei omongin sama kalian berdua, penting."

"Ada apa sih, kok tiba-tiba serius gini? Duduk dulu coba Abang."Reiga duduk di hadapan kedua wanita itu.

"Reiga mau memutuskan pertunangan Rei sama Kinara."Perkataan Reiga membuat Rianti dan Kinara kaget.

"Astagfirullah Abang. Jangan bercanda kayak gitu."

"Rei serius, Bunda. Rei mau mengakhiri pertunangan ini. Rei gak bisa meneruskan hubungan yang tidak Rei inginkan. Jujur sampai saat ini Rei belum bisa mencintai Kinara. Kinara pantas mendapat lelaki yang lebih baik dari Rei."Ujar Reiga serius.

Kinara menggeleng tidak setuju,"Rei, emangnya aku pernah protes sama kamu tentang hal itu? Enggak Rei. Aku siap nunggu kamu sampai kapan pun."

"Tapi lo pasti tersiksa dengan hubungan ini, Ra. Lo berharap gue mencintai lo balik, tapi nyatanya gue gak bisa mewujudkan hal itu. Udah hampir satu tahun lamanya kita bertunangan, gue tetep gak bisa cinta sama lo."

Kinara tersenyum getir. Hatinya sesak sekali mendengar pernyataan tersebut keluar dari mulut lelaki yang ia cintai. Namun Kinara bisa apa? Memang pertunangan ini pun bukanlah keinginan Reiga, melainkan wasiat terakhir almarhum kakek Kinara.

Kinara sangat mengenal Reiga, Kinara juga mengetahui masalah percintaan Reiga dan wanita yang disukai oleh nya.

"Rei, kamu mau menerima pertunangan ini kan? Ini wasiat terakhir dari kakek aku. Aku janji aku bakal buat kamu lupain perempuan itu. Perempuan di dunia ini masih banyak Rei, gak cuma dia aja. Inget Rei, dia sekarang pacar temen kamu. Masa kamu mau merusak persahabatan kalian hanya gara-gara satu perempuan?"

REIGA : The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang