11. The Other Side

22 4 0
                                    


"Masih belum ada kabar soal dia?"

Reiga menggeleng. Lelaki itu menyandarkan punggungnya di tembok sambil menatap ruangan kelas yang tertutup rapat. Sementara lelaki di sampingnya menghela nafas melihat kondisi temannya. Mata menghitam, pipi sedikit tirus, wajah pucat dan berat badan yang perlahan mengurang.

Reiga benar-benar menyibukkan dirinya pada kegiatan kampus. Ingin melupakan rasanya sulit, ingin mencari pun tak tahu harus mencari dimana. Reiga bukan orang yang hebat dan tidak punya uang yang banyak untuk menyewa orang mencari keberadaan Anindya. Jadi biarlah berjalan seperti ini.

Reiga pasti akan menemukan Anindya, Reiga hanya perlu bersabar dan terus menekan Niskala agar memberitahu semuanya. Reiga yakin Niskala tahu keberadaan Anindya namun wanita itu enggan memberitahunya.

"Lo kalau mau pergi, pergi aja Ndre. Gue bisa sendiri."

"Gak. Gue bakal nemenin lo. Kalau lo tumbang, nanti siapa yang angkat lo?"

Syukurlah masih ada Andre yang masih berteman dengannya. Andre bahkan menyuruhnya untuk tinggal bersama dengannya menemani lelaki itu. Memang sampai saat ini Reiga belum ingin kembali ke rumahnya, Reiga masih marah pada Mamanya.

Melihat pintu terbuka dan mahasiswa berhamburan keluar, Reiga segera menghadang Niskala dan menarik wanita itu menjauh dari kerumunan.

"Eh lepasin gue! Lo apa-apaan sih tarik-tarik tangan gue!"

Reiga menghentikan langkahnya sambil melepas tangannya. Lelaki itu menatap datar Niskala,"Dimana Anin?"

"Ya allah, masih aja lo nanyain Anin ke gue?! Gue udah bilang gue gak tau apa-apa. Gue gak tau Anin dimana!"Kesal Niskala.

"Gue tau lo bohong. Lo sahabat Anin sejak kecil. Gak mungkin lo gak tau Anin dimana sedangkan lo disini bisa tenang-tenang aja. Apalagi gue liat lo sering mainin hp lo terus, pasti lo komunikasi sama Anin kan?"

"Astaga Rei, segitu curiganya kah lo sama gue? Bahkan lo sampai mantau gue terus?"

"Gue cuma mau Anin dimana, tolong kasih tau gue."Mohon Reiga. Tatapan matanya begitu putus asa.

Niskala mengalihkan tatapannya. Kasihan sekali melihat kondisi Reiga seperti ini. Tapi Niskala tidak boleh melanggar amanah yang sudah Anindya berikan padanya.

"Lupain Anin. Biarin dia jalanin hidupnya dengan tenang tanpa ada siapapun yang kenal dia dan tau kondisi dia. Kalau lo cinta sama dia harusnya lo bisa menerima keputusan Anin apapun itu, asalkan dia bahagia."Ujar Niskala.

Reiga menggeleng,"Gue udah nyesel dulu biarin Anin pacaran sama Gino, sekarang gue gak mau nyesel lagi. Gue bisa bikin Anin bahagia. Anin gak perlu cinta sama gue. Biar gue yang mencintai dia dengan sepenuh hati gue, gue cuma pengen hidup berdua sama Anin."

"Bukannya lo udah balikan lagi sama Kinara, ya?"

"Apa? Gue gak balikan sama dia. Lo tau dari mana kabar itu?"

Niskala mengedikkan kedua bahunya acuh,"Gue cuma nebak aja. Soalnya gue beberapa kali liat lo sama Kinara jalan bareng. Gue kira lo udah balikan."

"Gue gak balikan. Kebetulan aja gue lagi ada projek bareng dia. Walaupun gue udah putus sama Kinara, hubungan kita tetap baik sebagai teman. Yang gue cinta itu Anin bukan Kinara, jadi gue mohon kasih tau gue Anin dimana."Ujar Reiga.

Niskala menghela nafasnya,"Maaf Rei, gue gak bisa kasih tau lo. Karna ini permintaan Anin sendiri. Tapi yang bisa gue saranin ke lo, saat kunjungan industri minggu depan, lo harus ikut."

"Kenapa gue harus ikut?"

"Karna bisa jadi tempat itu yang bakal mempertemukan kalian berdua. Jujur gue gak tau tempat kunjungan industri jurusan kita kemana, tapi gue ada feeling lo harus ikut."

REIGA : The Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang