04

698 83 5
                                    

Seulgi bersyukur anaknya hanya mengalami kecelakaan ringan. Meski tidak bisa di katakan ringan juga karena tangan kanan Ruka harus di gips.

Untung saja mobil yang hampir menabraknya mengerem mendadak. Meskipun kecelakaan kecil itu tidak bisa di hindari, tapi untungnya Ruka tidak terluka parah, kepalanya tidak terbentur meskipun tangan kanannya patah ringan.

Sekarang Ruka masih pingsan karena efek obat bius.

Dia memutuskan untuk tidak pulang dan berjaga di rumah sakit sampai Ruka sadar, sekarang dia sedang menunggu Lisa datang mengantarkan pakaiannya.

"Kang Seulgi!"

Seulgi menoleh saat sahabatnya memanggilnya.

"Hoi Lim" Seulgi mengambil paper bag di tangan Lim.

"Bagaimana keadaan Ruka?" Tanya Lim melihat ke pintu ruang rawat Ruka.

"Sykurlah kecelakaan itu tidak terkena bagian vitalnya, tapi tangannya patah dan harus di gips. Sekarang dia belum sadar, kata dokter dia akan bangun jika pengaruh obat biusnya sudah hilang." jelas Seulgi.

"Ah, syukurlah.. aku lega mendengarnya. Oh iya, di mana Irene nunna?"

"Di dalam"

Lim menatap Seulgi sebentar, dia ingin menanyakan sesuatu, meskipun ini bukan waktu yang tepat, tapi ini sudah hampir seminggu.

"Ehm, Seulgi ya.. bagaimana dengan perjodohan anak anak? Kau bilang, Ruka meminta waktu seminggu kan? Ini sudah seminggu. Jujur saja aku belum memberitahu Riri tentang perjodohannya karena saat itu kau menelpon ku. Jadi aku mengatakan untuk menemani ku makan malam saja. Aku juga sudah memastikan jika Riri tidak punya kekasih, bagaimana dengan anak mu? Dia masih dengan kekasihnya?"

Seulgi mengusap tengkuknya, dia mengajak Lim untuk duduk dulu sebelum menjawabnya.

"Begini Lim, harusnya malam ini Ruka mengajak kekasihnya. Dan aku juga tidak tau kenapa dia tidak datang. Aku harus bertanya pada Ruka dulu. Bisakah kau menunggunya untuk sadar dulu?" Tanya Seulgi.

"Baiklah, tapi aku harap dia sudah selesai dengan kekasihnya. Maksud ku masalahnya. Aku tidak ingin anakku menikahi orang yang belum selesai dengan masa lalunya, meskipun banyak yang mengatakan cinta datang karena terbiasa, tapi itu pasti harus melalui banyak proses yang menyakitkan untuk bisa dicintai, jika bukan karena perjanjian aku tidak ingin menjodohkan anakku seperti ini, bukan kah kita orang tua yang egois?"

Seulgi terdiam karena berpikiran sama. Menurutnya itu memang egois, tapi dia ingin menepati janji. Begitu pun dengan Lim.

Mendiang ayahnya dulu, Marco manoban punya janji dengan Kang Haneul, ayah Seulgi. Jika mereka memiliki anak akan menjodohkannya, tapi ternyata Lim dan Seulgi sama sama seorang pria. Perjodohan itu akhirnya akan di lanjutkan dengan cucu mereka. Ruka dan Pharita. Untuk Chiquita dia masih terlalu kecil.

Dulu pernikahan segender masih sangat tabu, apalagi di korea, tapi jaman sekarang beberapa negara sudah ada yang melegalkan.

"Bagaimana jika kita membuat mereka lebih dekat dulu? Sebelum menikah, bukankah mereka harus saling mengenal dulu?" Tanya Seulgi sekaligus meminta persetujuan Lim.

Lim terdengar mempertimbangkan, dia mengangguk setuju. Begitu lebih baik.

"Oke, aku setuju.

*****

Pagi hari di kediaman Manoban.

Hari ini Pharita tidak ke kampus karena dosennya mendadak memiliki jadwal lain dan meminta perkuliahan di ganti ke hari yang lain. Jadi dia free.

Business Marriage || Ruka X PharitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang