16

993 95 13
                                    

"Selamat malam sayang" Ucap Ruka begitu Pharita membuka matanya. Dia memberikan senyum terbaiknya pada istri cantiknya itu hingga matanya menyipit.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Pharita serak, dia mengedarkan pandangannya menatap kamar mereka yang mulai gelap. Cahaya lampu yang sedikit silau membuat dia menyipitkan matanya.

"Awh! Shh" Pharita berdesis saat mencoba duduk karena rasa perih di kewanitaannya.

"Sayang?" Khawatir Ruka, dia mendekati istrinya dan membantunya duduk, hingga selimut yang di pakai Pharita melorot ke bawah.

"Aku bisa sendiri" Malu Pharita, dia menarik selimutnya dan mencoba menutupi dadanya.

"Baby, bukan saatnya untuk malu. Aku bahkan sudah melihat setiap inchi tubuh mu dan merasakannya"

"Jangan membuat ku semakin malu" rengek Pharita, dia melempar Ruka dengan bantal karena istrinya itu sengaja menatapnya nakal dan menjilat bibir bawahnya menggodanya.

Ruka tertawa puas, dia menggenggam tangan Pharita dan menciumnya lembut dan penuh perasaan.

"Saranghae"

Pharita tersenyum bahagia, dadanya terasa penuh, perutnya terasa menggelitik, seperti ada ribuan kupu kupu yang berterbangan.

"Peluk aku" manja Pharita, dia sudah tidak peduli lagi jika Ruka melihat tubuhnya, yang dia inginkan sekarang dekapan hangat dan sentuhan lembut Ruka di tubuhnya.

Ruka memeluk istrinya bahagia, senyumnya tidak lepas dari bibirnya merasakan kebahagiaan besar itu. Hatinya merasa hangat, ada perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan bahkan jelaskan dengan kata kata, tapi itu cukup kuat, dan dia akan membuat Pharita merasakan itu.

"Ini jam berapa?" Tanya Pharita kembali karena Ruka belum menjawabnya.

"Jam 7 babe, sedikit lagi jam 8"

Pharita mengangguk mengerti.

"Sayang, aku sudah menyiapkan makan malam dan air hangat untuk berendam. Mungkin kau akan merasa pegal, karena itu aku membeli aromatherapi yang bisa merilekskan tubuh mu" Ucap Ruka seraya mengelus rambut istrinya yang sedikit berantakan.

"Kau memasak??" Tanya Pharita, sekarang dia khawatir terjadi sesuatu dengan dapurnya.

"Anniya, aku memesan makanan" Ucap Ruka cepat, dia tertawa saat istrinya menghela napas lega.

"Astaga, aku sudah akan memarahi mu kalau dapurnya seperti kapal pecah"

Ruka menunduk dan mencium leher istrinya.

"Aku juga masih sayang telinga ku jika harus mendengarkan teriakanmu baby, gendang telinga ku bisa pecah"

Pharita mencubit perut Ruka sedikit kuat, membuatnya menangkap tangan istrinya dan tertawa pelan.

"Tidak semua sih, aku menyukai teriakan mu seperti tadi pagi, berteriak menyebut namaku penuh permohonan sampai kau gemetar dan terengah-engah, aku sangat menggilai itu" bisik Ruka seductive.

"Kau mesum sekali" Pharita sedikit menghindar saat tangan Ruka mulai meraba tubuhnya.

"Hanya untuk mu babe, aku hanya mesum pada istri ku"

Pharita mendengus malu, tapi dia juga tidak menolak saat Ruka membantunya ke kamar mandi.

"Babe, jangan berendam terlalu lama hm? Aku ke bawah dulu menyiapkan makanan" Ucap Ruka, dia mencium kening istrinya sebentar dan mengusap rambutnya.

"Tidak mandi?"

"Aku sudah mandi sayang" Ruka berdiri memperlihatkan rambutnya yang masih sedikit basah dan tubuh lembabnya.

Business Marriage || Ruka X PharitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang