02

780 90 4
                                    

"Dad, ruka punya pacar" untuk kesekian kalinya Ruka menolak. Dia benar benar tidak ingin di jodohkan. Baginya itu sangat konyol, memangnya mereka hidup di jaman apa? Yang benar saja. Lagipula ini sudah modern, memangnya masih ada hal kuno seperti itu? Ruka tidak habis pikir.

"Mana? Kau tidak pernah membawanya. Daddy dan Mommy menunggu mu membawa kekasih mu ke rumah tapi kau tidak pernah melakukannya" Seulgi berdecak menatap anaknya, rasanya dia seperti melihat copy-an dirinya.

"Dad, kekasih ku sibuk belajar. Itu sebabnya aku tidak pernah membawanya kemari" Ruka memberikan alasan sambil memperbaiki posisi duduknya menghadap ayahnya.

"Kapan dia tidak sibuk? Pertemukan dia dengan Daddy dan Mommy" Tatapan Seulgi terlihat serius. Sebenarnya dia tidak melarang Ruka menjalin hubungan dengan gadis yang dia pilih, hanya saja dia ingin bertemu dan melihat seperti apa wajahnya. Anaknya itu selalu saja punya banyak alasan untuk menghindarinya, membuatnya berpikir jika ruka hanya berbohong.

"Yeobo, ini kopimu" Irene menghampiri anak dan suaminya yang saat ini terlihat seperti berperang dengan tatapan.

"Gomawo baby" Seulgi mencium pelipis istrinya begitu Irene duduk di sampingnya, membuat sang istri tersenyum lembut.

"Jauhi mommy ku" Ruka mendekati mereka dan mengambil posisi di tengah tengah orang tuanya, menjadi pembatas agar ayahnya tidak menyentuh ibunya.

"Mwo?? Mommy mu kan istriku" Ucap Seulgi tidak terima, terlebih ruka dengan sengaja mengejeknya dengan menjulurkan lidahnya menatapnya dengan ekspresi tengilnya.

"aishh bocah ini benar benar" kesal Seulgi saat anaknya bergelayut manja di lengan sang istri.

Irene hanya terkekeh pelan, dia suka melihat interaksi anak dan suaminya. Pertengkaran kecil yang selalu membuat suasana rumah mereka lebih hidup.

"Dad geser" Ruka mendorong tubuh Seulgi menjauh sedikit ke ujung sofa, setelahnya menidurkan kepalanya di pangkuan Irene dan kakinya di pangkuan Seulgi. Dia mengambil tangan Irene dan membawa ke kepalanya meminta di usap.

"Dasar bocah, kau sudah kuliah berhenti menjadi anak manja" Meskipun perkataannya seperti itu, tapi Seulgi juga mengusap perut dan pahanya.

"Memangnya kenapa? Mommy juga tidak masalah jika aku manja seperti ini" Ruka mengambil tangan Irene dan memeluknya.

"Bagaimana jika Daddy memberikan mu adik nanti hm? Kau saja masih manja seperti ini, kau kan harus jadi kakak yang hebat"

"Andwae! Aku tidak mau adik! Awas saja jika mommy hamil, aku akan mengusir Daddy dari rumah ini" Ruka bangun dan memeluk tubuh Irene posesif seperti ingin melindunginya dari sang ayah.

"Ya, kau tidak boleh seperti itu. Bagaimana jika adiknya sudah ada di perut mommy? Itukan tidak bisa di cancel lagi"

"Noo!! Lihat saja, aku akan menggantungnya di pohon besar saat dia lahir, atau menyeretnya seperti anjing peliharaan"

"Kau kejam sekali" Seulgi jadi sedikit ngeri, dia kan hanya bercanda. Bagaimana jika seandainya istrinya benar benar hamil? Membayangkan saja dia merinding. Anaknya itu seperti punya jiwa psikopat.

"Oh yeobo, bagaimana dengan perjodohannya?" Tanya Irene membuat ruka kembali cemberut.

"Mom, ruka tidak mau. Ruka punya pacar" ucap ruka terdengar memelas sambil menatap sang ibu memohon.

Irene menatap suaminya, bagaimana pun juga itu rencana Seulgi dan sahabatnya. Tapi dia juga tidak mau mengorbankan anaknya.

"Begini saja, bawa kekasih mu kemari. Jika penilaian dari mommy cukup baik untuknya. Daddy akan membatalkan perjodohan itu, bagaimana?" Tanya Seulgi memberi pilihan.

Business Marriage || Ruka X PharitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang