14

736 95 23
                                    

"Gomawo mama"

Pharita mengangguk pelan, rasanya masih terlalu aneh mendengar panggilan itu di usianya yang masih muda, tapi begitu melihat wajah bahagia Dain saat pertama kali dia mengucapkan kata itu membuat Pharita tidak tega, dia akhirnya membiarkannya.

"I'm Home.. dimana Aurora kecil ku?!!"

Pharita menggeleng pelan mendengar teriakan Ruka, sejak memutuskan mengadopsi Dain, Ruka mengubah nama gadis kecil itu menjadi Aurora.

Kang Dain Alveena Aurora.

Kang adalah marganya yang dia sematkan pada gadis kecil itu, Pharita juga setuju dan tidak protes. Sedangkan Alveena Aurora adalah nama pemberiannya.

Ruka tetap mengambil nama Dain karena menghargai pemberian ibu panti yang memberikannya, setelah dia telusuri Dain juga memiliki arti yang bagus, dalam bahasa Perancis, lebih tepatnya julukan bahasa Perancis kuno, Dain artinya tangkas dan lincah.

Alveena bermakna dicintai, Ruka ingin gadis kecil itu dicintai banyak orang, dan Aurora bermakna cahaya indah pada seorang putri.

Dain Alveena Aurora berarti seorang puteri yang membawa cahaya indah yang di anugerahi ketangkasan dan kelincahan juga dicintai.

"Hai Little Aurora, sedang apa?" Tanya Ruka menarik kursi dan duduk di samping Dain.

"Dain eat" Ucap gadis kecil itu, meskipun beberapa kali Ruka dan Pharita kesulitan memahaminya karena cara bicara Dain lebih seperti bisikan dan Suaranya tidak terlalu jelas. Pelafalan kata yang di ucapkan Dain kadang terdengar sumbang.

"Wahh, enak sekali. Unnie minta ya"

Dan inilah yang membuat Pharita protes, Dain memanggil Ruka Unnie sedangkan dia mama, padahal Ruka lebih tua darinya.

"Mau?" Tanya Dain polos.

Ruka mengangguk cepat, gadis kecil itu menyuapi Ruka sesendok nasi tanpa lauk.

"Unnie mau ayamnya juga" Ucap Ruka.

Dain terlihat tidak rela memberikan ayam gorengnya tapi dia juga tidak bisa menolak permintaan Ruka, dia akhirnya menyuapinya.

Ruka mengambil gigitan besar hingga ayam goreng itu tersisa setengahnya saja, melihat itu mata Dain perlahan berkaca kaca, dia menunduk dengan bibir melengkung ke bawah.

"Ya.. kau membuatnya menangis" kesal Pharita memukul bahu Ruka.

"Aku bercanda, astaga dia lucu sekali" gemas Ruka.

"Baby, ayam gorengnya masih ada kan?" Tanya Ruka.

"Di dapur, ambil saja semuanya"

Ruka bergegas ke dapur mengambil ayam goreng, sedangkan Pharita mengelus rambut Dain, dia terkekeh pelan saat Dain masih terlihat sedih.

Ruka kembali dengan sepiring ayam goreng.

"Dainnie, lihat mama" Ucap Pharita.

Gadis kecil itu mendongak, matanya seketika berbinar saat melihat sepiring ayam goreng di meja.

"Unnie mau juga" Ruka duduk di samping Dain dan berpura pura ingin merebut ayamnya.

"Ruka, jangan menjahilinya lagi" kesal Pharita menarik telinga Ruka sedikit kuat.

"Aw! Aw! Sakit sayang, telinga ku bisa putus!" Ringis Ruka melepas pelan tangan Pharita.

Pharita hanya menghela napas pasrah, tingkah Ruka terkadang lebih kekanak-kanakan dari Dain.

"Baby, mana kopi dan dessert ku?" Ruka duduk di samping istrinya seraya memainkan rambut panjangnya.

Setelah menghabiskan waktu sedikit lama dengan Ruka, Pharita jadi tau jika Ruka sangat menyukai kopi dan berbagai jenis hidangan penutup. Karena itu dia terkadang membuatnya karena Ruka menyukainya.

Business Marriage || Ruka X PharitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang