3

576 58 1
                                    

Jongseong menatap sekitarnya yang tampak sepi dan berkabut. Sebuah gesekan daun dan telapak kaki seseorang terdengar.

Seorang lelaki muncul di hadapan Jongseong dan menatapnya lekat.

"Setiap keturunanmu yang berusia dua puluh satu tahun dan belum menemukan cintanya maka mereka akan mengambil bentuk yang bukan manusia lagi."

"Mereka harus menunjukkan ketulusan kasih sayang dan cinta agar kembali menjadi manusia lagi."

"Kutukanku akan diwariskan dari generasi ke generasi."

"Keluargamu tidak akan bisa lepas dari kutukanku."

Jongseong menatap lelaki di depannya dengan pandangan kosong.

"Jongseong..."

Sayup-sayup Jongseong mendengar panggilan lirih yang tertuju padanya, bersamaan dengan tepukan pelan pada pipinya. Karenanya Jongseong membuka matanya, dan menemukan Jaeyun yang menatapnya khawatir.

"Kamu baik-baik saja? Kamu berkeringat dan sedikit menggigau. Apa kamu mimpi buruk? Kenapa kamu tidur di sofa?" Jaeyun meluncurkan rentenan pertanyaan sembari mengusap dahi Jongseong yang terpaku dengan netra bulat Jaeyun yang berkilat khawatir.

Jongseong menahan tangan Jaeyun yang sibuk mengusap dahinya, membuat Jaeyun tersadar dan menjauhkan tubuhnya.

"Maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu tidak nyaman." Jaeyun mengusap tengkuknya gugup.

"Kamu sudah sembuh?" Jongseong mengalihkan pembicaraan.

"Sudah! Terima kasih sudah merawatku kemarin, aku juga sudah memasak, jadi bangun dan bersihkan dirimu sebelum makan."

Jaeyun kemudian bangkit dari duduknya di lantai, berjalan menuju meja belajarnya. "Aku harus ke kampus sekarang, tidak masalahkan jika aku tinggal?"

Jaeyun menggendong tasnya, menatap Jongseong yang duduk menatapnya.

"Tidak masalah, ngomong-ngomong jika aku membersihkan diri, bagaimana dengan bajuku?" Jongseong menatap Jaeyun yang kini terdiam di tempatnya.

"Aku lupa! Cari saja baju yang muat di lemariku, setelah aku selesai kita harus berbelanja untuk bajumu. Aku pergi dulu Jongseong!"

Jaeyun bergegas setelah menatap jam yang tergeletak di nakas. "Jangan lupa sarapan!" pekiknya sebelum debuman pintu tertutup terdengar.

Jongseong menarik sudut bibirnya, kemudian bangkit untuk membersihkan diri, sesuai perintah Jaeyun.

Terkadang Jongseong berpikir, kenapa ia bisa dirawat oleh seorang pemuda ceroboh dan cukup manja sepertinya. Dan pemuda itu berhasil merawatnya dengan baik.

><

Dua pemuda sebaya dengan es krim digenggaman tampak terduduk lesu.

"Lelah sekali, tugasku sangat banyak, aku menghabiskan banyak lembaran kertas untuk tugasku dan sekarang aku mendapatkan tugas praktek lagi. Ini sebuah kesialan karena aku mendapatkan teman kelompok yang buruk." keluhnya kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu sang sahabat.

"Aku juga lelah, akhir-akhir ini cafe sangat ramai dan beberapa karyawan tidak masuk membuat kami sangat sibuk. Aduh aku pusing sekali, nomor ibuku juga tidak aktif." balasnya sama mengeluh.

Malah adu nasib.

"Jae, kamu ada kelas lagi?" Jungwon melempar stik es krim ke arah tempat sampah tak jauh dari tempatnya duduk.

Jaeyun menggeleng membuat senyum Jungwon mengembang, "Bermain ke mall bagaimana?" Ajaknya pada Jaeyun yang tampak menimang tawaran Jungwon.

"Boleh deh, aku juga ingin beli baju." sahutnya mendapatkan senyum Jungwon yang mengembang semakin lebar.

><

"Memangnya kamu mau beli baju buat siapa? Kenapa ukurannya lebih besar dari biasanya?"

Jaeyun meneguk ludahnya kasar, tidak mungkin dirinya menjawab untuk Jongseong, maka lelaki di depannya akan bertanya-tanya siapa Jongseong.

"Untukku sendiri, akhir-akhir ini aku lebih suka memakai kaos kebesaran jika di rumah, terasa lebih nyaman."

Jungwon mengangguk, tidak curiga sedikitpun membuat Jaeyun diam-diam menghela nafas lega.

"Kamu benar, aku juga suka memakai kaos kebesaran, terasa lebih nyaman."

Selesai berbelanja, keduanya memutuskan untuk mampir makan terlebih dahulu.

"Enak sakali, pasta di sini selalu enak." Jungwon menyantap makanannya dengan semangat, membiarkan Jaeyun sibuk menggeleng heran dengan tingkah lakunya.

"Makan dengan benar Jungwon, kenapa berantakan sih?" Jaeyun menyodorkan selembar tissue.

"Makasih~ aku terlalu senang-"

"Jaeyun?"

Sahutan Jungwon di potong, sebuah panggilan mengarah pada Jaeyun yang sontak membuat kedua sahabat itu menoleh.

"Oh! Kak Hee!" Jaeyun tersenyum sebagai sapaan membuat Heeseung balas tersenyum dan mengusak pelan surai Jaeyun.

"Makan bersama siapa, huh?" tanyanya membuat Jaeyun menoleh ke arah Jungwon yang memandang keduanya dengan netra memicing.

"Ini sahabatku, kami beda fakultas jadi jarang bertemu. Namanya Jungwon dan Jungwon ini teman kerjaku di cafe, Kak Heeseung." Ujarnya saling mengenalkan tanpa menyadari raut Heeseung yang berubah keruh saat kalimat teman kerja keluar dari bibirnya.

Namun Jungwon menyadarinya.

"Mau bergabung dengan kami? Sepertinya Kakak sendirian." Tawar Jaeyun setelah memberikan kode pada Jungwon.

><

"Aku pulang!" Jaeyun melepaskan sepatunya, kemudian meneliti sekelilingnya, sepi sekali.

Jaeyun kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar, membuka pintunya dan menemukan Jongseong dalam wujud kucingnya. Meletakkan paper bag berisi beberapa setel pakaian untuk Jongseong yang sempat ia beli di meja.

Ia berdecak pelan, merasa kagum. "Jadi dia bisa berubah semaunya ya?"

Setelah membersihkan tubuhnya, Jaeyun lantas merebahkan tubuhnya di ranjang, ia mengelus kepala Jongseong yang memang tidur di ranjangnya.

Tidak menyadari ada seseorang yang mengawasinya dari balkon.

•••

Ini panjang, tapi gak jelas:)
Semoga kalian suka ya:)
Tandai kalau ada typo
Bye-bye!

Bonus foto Jayke as Jaan-Jino><

Bonus foto Jayke as Jaan-Jino><

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jayke || UNEXPECTED LOVE[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang