Partikel Badai 12

33.3K 1.9K 600
                                    

12

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

12. SATRIA AGEN MANDALIKA

Dua tahun yang lalu.

"Kasus kematian Guntur Lasmadi masih menjadi tanda tanya hingga hari ini. Aktivis HAM yang ditemukan dalam kondisi membusuk di hutan Jasinga Bogor tersebut diduga terbunuh karena memiliki dokumen penting terkait pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia, seperti dugaan kecurangan pemilu yang dilakukan oleh pasangan Bambang Cakrabirawa dan Daliono Santoso pada tahun 1994 silam. Namun, sampai hari ini, belum ada bukti yang dapat menguak pelaku sebenarnya dari pembunuh Guntur Lasmadi. Lantas, langkah apa yang―"

Klik.

Hilario langsung mematikan televisi yang tengah menayangkan berita tentang sebuah kasus yang berusaha mati-matian ditutupi oleh tim Mandalika. Jika di pihak Sentana sana, Hilario termasuk agen yang ditugaskan untuk ikut dalam operasi penyelidikan kasus, maka di pihak Mandalika, tugas Hilario adalah segala kebalikan yang ia lakukan di Sentana, yakni sebagai pembungkam sejarah kelam masa lalu.

Seluruh anggota Mandalika di ruang khusus Mandalika kini menatap Hilario dengan heran.

"Kenapa dimatiin?" tanya Dean.

Senyum miring Hilario tersungging kecil. "Berita pembodohan."

"Ck." Reiga berdecak dan menahan ringisan tawa. "Parah, agen Sentana kok males mantengin berita dari kasus yang ditangani."

Ucapan Reiga lantas mengundang tawa dari kawan-kawan yang lain.

"Pembelot, bukan agen yang sebenarnya." Jupiter menaik-turunkan alis memandang Hilario, salah satu agen termuda di Mandalika. Namun, jangan salah, Hilario lebih dulu bergabung di Mandalika dibanding dirinya sendiri yang baru masuk saat berusia delapan belas tahun.

"Siap-siap dapat hukuman dari Rex kalau rahasia lo kebuka," tutur Reiga yang sedikit pun tak membuat Hilario gentar.

Hilario menyunggingkan senyum simpul. "Rex bukan musuh yang mesti ditakuti." Sama-sama berasal klan Zachary membuatnya tidak takut sama sekali dengan salah satu sepupu berandalnya itu. Mereka tumbuh di lingkungan yang sama, seharusnya darah lebih kental dari air, bukan? Dan satu lagi, Hilario juga memegang kartu as Rex andai kata sepupunya itu berani bermain-main dengannya.

"Jadi gimana selanjutnya? Bang Nichol tetap ngutus lo ke Sentana?" Dean memutar kursinya agar dapat menatap jelas Hilario yang duduk lumayan jauh dari tempatnya beraksi, di depan monitor yang memperlihatkan segala pergerakan seorang tim Sentana di daerah Jakarta.

"Siapa lagi kalau bukan Hilar? Dia kuda terbaik yang bisa menyusup ke kesatuan Sentana. Karena ya ... menjadi lawan untuk orang terdekat tentu lebih mudah, kan?" Jupiter mengulurkan kedua tangan disertai gerakan bahu yang menaik.

"Harusnya memang begitu," imbuh Hilario sembari menyelipkan kedua tangan ke dalam saku jaket kulit hitamnya. "Dean, tolong lacak lokasi gue selama operasi dengan Sentana." Hilario beralih melirik Jupiter. "Dan Jupiter, lo harus ikutin jejak gue, tapi tetap jaga jarak aman. Jangan sampai lo ketahuan sama radar tim Sentana."

Partikel Badai Mars #BukanTentangPlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang