Partikel Badai 14

53K 3.5K 715
                                    

Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

NGGAK ADA! AUTHOR SADAR DIRI HABIS MENGHILANG BARENG SI ITUUU😔🫵

SILAKAN MARAHIN AKU! GAOAOA DUARIUSSS😭🙏

MAAF YAA TELAT BGT UPNYAAAA.

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

14. HILANG BAGAI DITELAN BUMI

Dua minggu berlalu, Matcha sama sekali tak pernah menerima kabar dari Hilario baik lewat telepon maupun pesan singkat. Menghubungi suaminya lebih dulu? Oh, tentu sudah Matcha lakukan. Dia rela menurunkan gengsi dengan setiap hari menelepon nomor ponsel Hilario yang sayangnya selalu dijawab oleh operator yang menginformasikan bahwa nomor tersebut sedang tidak aktif.

"Sengaja banget, ya, ngilang?" Matcha duduk menyendiri di bawah rindangnya pohon akasia, lebih tepatnya di taman depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPB yang pukul tiga sore itu tampak tak terlalu ramai. Hanya satu per satu mahasiswa yang lalu-lalang di depan tempat Matcha bersantai sambil menunggu kelas terakhir hari ini, yakni mata kuliah Perbankan yang diampu oleh Profesor Giyarto.

Matcha menghela napas saat menatap layar ponselnya yang kian hari semakin tak menunjukkan adanya kehidupan dari salah satu nomor kontak yang ia nanti-nanti keaktifannya dan ia teror dengan deretan pesan berbagai jenis. Dari yang paling mellow hingga yang tergolong brutal seperti mengirimkan kata-kata yang mengabsen isi kebun binatang. Apakah penantiannya bisa disebut atas dasar rindu? Ah, Matcha bisa dengan lantang mengatakan iya. Dia memang se-jablay itu kok jadi istri. Menurut Matcha, tak ada yang salah dari merindukan suami sendiri meskipun kamu hanya seorang istri siri. Toh, mereka memiliki status yang telah disahkan sejak ikrar di depan penghulu.

Sejak berhari-hari yang lalu, Matcha banyak memikirkan akan di mana ia bisa menemukan keberadaan Hilario. Atau, paling tidak, Matcha berharap bisa mendapatkan sedikit petunjuk tentang ke mana pergi suaminya itu. Se-absurd-absurdnya hubungan mereka, tentu saja Matcha tetap khawatir akan jejak suaminya yang menghilang bagaikan ditelan bumi.

Ada beberapa tempat yang masuk dalam daftar yang Matcha hendak kunjungi untuk menemukan kepingan-kepingan petunjuk tentang keberadaan Hilario. Pertama, mengunjungi sekretariat BEM Universitas Pakubandanu yang terletak di area rektorat. Waktu satu jam sebelum tiba jadwal mata kuliah Perbankan dimanfaatkan oleh Matcha untuk datang ke sekretariat BEM yang terletak tak jauh dari FEB. Matcha yang sedari dulu sudah terbiasa berjalan kaki tentu tak cukup keberatan bila harus menempuh gedung rektorat selama hampir delapan menit dengan melangkahkan kaki.

"Permisi, Mbak. Mau numpang nanya, sekret BEM di bagian mana, ya?" Matcha yang tak tahu letak tepatnya ruangan sekretariat BEM memilih bertanya lebih dulu pada satpam yang berjaga di depan pintu masuk.

Partikel Badai Mars #BukanTentangPlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang