Partikel Badai 24

21.9K 1.9K 310
                                    

Peraturan lapak Fey🧚‍♀️
● WAJIB FOLLOW AKUN AUTHOR
● WAJIB VOTE SEBELUM MEMBACA
● WAJIB TINGGALKAN JEJAK KOMEN

TARGET UP?

2,7k vote dan 2,5k komen🍒

Yuk ramaikan setiap paragraf dengan komen kalian💌

Happy reading!

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


24. INSAN YANG MENJELMA JADI KUCING PENURUT

Selepas keluar dari lift asrama wanita, Matcha betul-betul kagum dengan cara kerja takdir yang secara kebetulan mempertemukannya dengan Hilario yang sedang menuruni anak tangga dari arah area otoritas asrama pria. Senyum manis Matcha spontan terlihat sebelum wanita itu melemparkan kiss bye tanpa memedulikan keadaan sekitar.

Tingkah berani Matcha kontan membuat Hilario menghela napas. Dia yang sudah sangat memaklumi keanehan istrinya lantas mengedikkan dagu dengan alis yang saling tertaut sebagai tanda mengajukan sebuah pertanyaan tersirat.

Kode itu disambut baik oleh Matcha yang langsung menunjuk ke arah ruangan di samping lift menggunakan ibu jari.

"Mau ke mana?" Matcha berbicara dengan suara yang hampir tak terdengar sama sekali.

Untung saja Hilario tetap bisa memahami apa yang Matcha bisikkan lewat memperhatikan gerakan samar bibir istrinya. Tak bisa berbuat banyak, Hilario hanya sebatas mengedikkan dagu ke arah pintu keluar lobi sebelum lanjut menuruni anak tangga.

Ditinggalkan tanpa pamit yang sah, Matcha langsung mengerucutkan bibir dan berdecak malas. Dalam benaknya kembali timbul pertanyaan tentang kapan kira-kira suaminya siap memublikasikan hubungan mereka yang sebenarnya. Atau paling tidak, Matcha juga tak masalah jika seandainya Hilario hanya bersedia mengenalkannya pada dunia dengan status sebagai seorang kekasih, alih-alih sebagai pasangan suami istri yang telah dikaruniai seorang bayi perempuan.

Langkah ragu Matcha mulai teriring menuju ruangan yang meninggalkan bekas ingatan perihal malam tak terduga yang dilewatinya bersama Hilario. Tulisan Primrose Area yang tergantung di bagian kanan atas pintu turut memaksa Matcha untuk mengingat keping-keping kejadian malam itu.

"Selamat datang di sekretariat Primrose, Ibu Ketua."

Mengejutkan, Sandara memberikan hormat saat Matcha berhenti di depan pintu masuk sekretariat Primrose. Di dalam ruangan tersebut terdapat beberapa orang yang sebagian dikenali oleh Matcha, salah satunya adalah teman sekamarnya, Gege, yang baru saja melemparkan senyum tipis di tengah-tengah kegiatannya membaca buku. Tak heran, di sekretariat Primrose kini telah terdapat sebuah rak besar yang diisi berbagai jenis buku bacaan. Namun, seingat Matcha, rak itu masih kosong ketika ia dan Hilario bersembunyi di dalam ruangan tersebut.

"Duduk di sini, Cha." Gege menunjuk kursi kosong di sampingnya dengan tangan yang masih memegang buku.

Oleh karena itu, Matcha bergegas memasuki sekretariat Primrose dan tak lupa memberikan senyum terbaiknya sembari menghampiri Gege.

Partikel Badai Mars #BukanTentangPlanetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang