*Cello si pangeran tidur*

165 34 2
                                    

Happy reading
*

*

*

Brian, Samuel, dan Zefran berada di gazebo. Mereka tengah menunggu Gema dan Getha yang belum kunjung kembali dari mencari Cello, bahkan saat hari mulai petang. Tak lama, kedua orang yang ditunggu pun sampai. Mereka langsung bergabung bersama ketiga temannya setelah memarkirkan motor.

"Gimana? Ketemu?" tanya Samuel dengan raut cemas.

Getha menggeleng. Dengan sedikit ringisan ia menjawab, "nggak. Kita sempet papasan sama Rio juga tadi. Tapi dia nggak ada bilang apa-apa soal Cello."

"Terus, bonyok gitu gara-gara Rio?" tanya Brian setengah menebak.

"Biasa. Orang nggak jelas 'kan begitu. Nggak ada angin nggak ada hujan, tiba-tiba mukul anak orang sembarangan," jawab Gema dengan menggerutu. Beberapa lebam ikut menghiasi wajahnya.

"Apa kita tanya Pakdhe Jefri aja, Bang? Siapa tau Cello di sana," usul Zefran.

"Kalau nggak ada? Malah kita yang disalahin, kalau pakdhe sama budhe juga tau. Apalagi kalau Bang Darren tau, bisa tambah bonyok gue." Gema menatap pantulan wajahnya di cermin dengan wajah memelas.

"Terus gimana?" gumam Samuel cemas.

Brian menepuk pundak sepupunya itu, berusaha menenangkan. Gema, Getha, dan Zefran berusaha menghubungi Cello lagi. Namun, nomer Cello justru sedang tak aktif.

Suara deru motor terdengar mendekat. Kelima remaja di gazebo itu menegang melihat kedatangan Zyan. Mereka sebisa mungkin berusaha mengalihkan pandangan agar tak bersitatap dengan ketua kost mereka.

"Kebetulan lagi di bawah. Bri, bantuin angkat Cello, dong. Tidur lagi ni anak," pinta Zyan yang membuat kelima remaja itu tersentak. Secara serempak, mereka berdiri dan menghampiri motor Zyan.

Helaan nafas lega mereka keluarkan saat melihat Cello tengah tertidur nyaman dengan bersandar pada punggung Zyan. Di perutnya melingkar sebuah jaket yang Zyan gunakan untuk menahan tubuh Cello agar tak jatuh.

"Dari mana, Bang?" tanya Brian sambil menahan tubuh Cello. Dengan dibantu Getha dan Zefran, Cello dipindahkan ke punggung Brian.

"Kelas gue baru aja kelar. Pas mau pulang ketemu Cello di rumah Pakdhe Jefri, terus gue ajak cari makan, malah tidur lagi tu anak," jawab Zyan seraya menempatkan motornya di samping motor Brian.

Getha dan Gema menepuk dahi mereka. Tatapan keduanya memelas saat melihat wajah damai Cello yang tidur nyaman di punggung Brian.

"Nih, gue beliin bakso. Dimakan, ya. Cello langsung bawa ke kamarnya aja, Bri. Kasian dari tadi posisinya gitu terus," ujar Zyan.

Pemuda itu pergi ke kamarnya setelah meletakkan beberapa bungkus bakso di gazebo. Brian mengikuti langkah Zyan untuk membawa Cello ke kamar.

"Astaga, capek keliling ternyata tu anak malah tidur di rumah pakdhe?" gumam Getha melas.

"Wajah paripurna gue jadi korban. Awas aja, besok gue mau minta tanggung jawab sama si Cello. Huhu, wajah anakmu mami," gerutu Gema melas, sembari menatap wajahnya di cermin.

"Sana mandi dulu. Nanti gue bantu obatin," ucap Samuel sambil berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana, Sam?" tanya Gema.

"Nyusul Brian," jawab Samuel yang sudah mulai menaiki anak tangga. Zefran ikut beranjak untuk mengekori Samuel. Ia cukup penasaran dengan keadaan teman barunya itu.

MARCEL You're Not Alone|| Chenle ft NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang