Jangan lupa vote sebelum baca
Happy reading*
*
*Cello bangun dengan perasaan yang lebih baik. Senyum tipisnya terulas begitu mengingat tidurnya yang nyenyak tanpa gangguan mimpi buruk semalam. Suara lembut Gema saat menyanyikan lullaby masih terngiang di telinga, menghadirkan rasa senang yang memenuhi hatinya.
"Bang Gema kalo lagi nggak sama Bang Getha sledengnya agak kurang. Suaranya juga lembut banget kaya Mami Andin," gumam Cello sambil memainkan bantal guling bergambar Pororo miliknya.
"Bogelll!!"
Cello mendengus ketika teriakan nyaring itu telah menghancurkan lamunannya. Ia melirik kesal ke arah pintu, saat sosok jangkung dengan wajah tengilnya tiba-tiba menyelonong masuk.
Tanpa merespon tatapan Cello, Zefran langsung menjatuhkan tubuhnya di samping temannya itu. Dengan posisi tengkurap, Zefran menatap Cello yang masih memasang wajah masamnya.
"Udah shalat belum? Keburu terbit, lho," tanya Zefran.
"Belum. Ini lagi mau shalat. Kamu keluar dulu sana," jawab Cello ketus sambil mendorong tubuh remaja yang masih memakai sarung itu.
"Nitip tidur, lah. Bang Getha masih tidur di kamar aku, mana ngorok lagi." Zefran menutup matanya membuat Cello menghela nafas sabar.
Membiarkan makhluk tinggi itu di kamarnya, Cello segera mengambil air wudhu dan bersiap melakukan shalat subuh. Baru saja kakinya keluar dari kamar, ia bertemu Brian yang sepertinya juga baru akan shalat.
"Mau jama'ah?" tanya Brian yang langsung diangguki oleh Cello.
Keduanya segera melakukan shalat Subuh berjamaah dengan Brian sebagai imam. Selepas shalat, keduanya duduk sebentar di ruangan itu, sambil mengobrol ringan.
"Udah enakan?" tanya Brian.
Cello mengangguk. "Pusing dikit, tapi hari ini aku mau sekolah. Makasih, ya, udah rawat aku kemarin, Bang."
Brian tersenyum tipis sambil menepuk peci Cello. "Sama-sama. Yuk, siap-siap. Biar nggak telat."
Cello segera beranjak dari duduknya dan menyusul Brian yang telah keluar lebih dulu. Ia sempat berpapasan dengan Getha yang baru keluar dari kamar Zefran. Masih dengan muka bantalnya, Getha memasuki ruang shalat.
Cello masuk ke dalam kamar dan melihat Zefran yang masih terlelap di kasur sambil memeluk bantal guling kesayangannya. Cello memilih segera membangunkan temannya itu agar bersiap-siap ke sekolah.
=°°==°=°°==°=°°==°=°°==
Teriakan Fero telah menyambut begitu Cello turun dari motor Brian. Tanpa merasa malu, Fero bahkan langsung merangkul teman pendeknya itu.
"Hehe, akhirnya berangkat juga si Bogel. Gue kangen tau, sama lo," ucap Fero sambil tersenyum manis.
Cello mengkerut tak suka kemudian mendorong tubuh bongsor Fero menjauh. "Jauh-jauh sana," usirnya sambil bersembunyi di balik tubuh Samuel.
Fero memajukan bibirnya beberapa sentimeter dengan wajah yang dibuat semelas mungkin. Bukannya membuat orang kasihan, ekspresinya itu justru menarik tamparan kecil dari Gema.
"Najis," cibir Gema pedas.
"Ish, Kak. Sakit tau," gerutu Fero sambil mengusap bibirnya yang baru saja ditampar.
Gema mengangkat bahunya acuh, kemudian merangkul Getha pergi dari sana. Brian dan yang lain mengikuti, meninggalkan Fero dengan gerutuannya. Wildan melirik sahabatnya itu malas, lalu menarik kerah belakangnya tanpa pikir panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCEL You're Not Alone|| Chenle ft NCT Dream
FanfictionMarcel, nama yang Cello dapatkan dari orang-orang tersayangnya. Hingga suatu hal terjadi, menjadikan remaja itu kehilangan jati diri, menutup diri dari pergaulan selama hampir tiga tahun, dan menolak dengan tegas nama Marcel sebagai sapaannya. Cell...