Happy reading
*
*
*Brian pernah berpikir, rasa sayang Marvel pada Cello terlalu berlebihan. Melihat bagaimana antusiasnya sang kakak saat bercerita, membuat Brian yakin bahwa Cello adalah saingan terberatnya untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian Marvel.
Brian bahkan sempat memarahi kakaknya, karena terlalu berlebihan dalam memberi perhatian pada orang yang bahkan tak memiliki hubungan darah dengan mereka. Namun, sekarang dia bisa merasakan bagaimana perasaan Marvel saat pertama bertemu dengan Cello.
Menyaksikan tingkah aktif adik kelasnya yang mulai muncul, sedikitnya membuat Brian sadar, bahwa Cello benar-benar sosok yang menarik untuk dijadikan seorang adik. Seperti saat ini, di mana Brian tengah menonton pertandingan basket dua lawan dua, antara Duo G dan kedua bungsu kostan di lapangan indoor sekolah saat jam kosong.
Pekikan Duo G terdengar saat ring mereka kebobolan. Sedangkan di sisi lain lapangan, Cello terlihat berjingkrak senang sambil tertawa riang, setelah berhasil memasukkan bola ke ring lawan.
"Abang! Sesuai janji, yang kalah harus nurutin yang menang pokoknya," ucap Zefran sambil tersenyum jahil pada tim Getha dan Gema.
"Enak aja. Yang masukin bola Cello doang, lo diem dari tadi," protes Getha, karena sedari tadi Zefran sama sekali tak terlihat bermain dengan benar.
"Tapi 'kan aku satu tim sama Cello, dan kita menang. Nggak boleh ingkar janji, kata aa' nanti pantatnya gosong," bantah Zefran.
"Ya udah, kalian mau apa?" tanya Gema pasrah.
Zefran dan Cello saling pandang kemudian berbalik memunggungi Duo G. Mereka nampak berunding, sambil sesekali melirik kedua kakak kelasnya itu. Brian yang melihat dari pintu terkekeh kecil, sebelum berlalu meninggalkan tempat.
"Dua bontot, nih, pasti mintanya yang aneh-aneh," gumam Getha.
"Perasaan gue nggak enak," gumam Gema was-was sambil memegang dadanya.
Tawa kecil kedua bungsu terdengar, membuat perasaan Getha dan Gema semakin waspada. Dua orang yang semula berdiri membelakangi itu kini berbalik, dengan senyum penuh arti di wajah mereka.
"Apa?" tanya Getha dan Gema secara kompak.
"Bang Gem, Abang 'kan punya pacar, tuh. Sana ke TU, terus pinjem mic. Nanti abis itu, Abang ungkapin seberapa cintanya Abang ke Kak Lia sambil nyanyi." Zefran tersenyum puas saat melihat wajah cengo Gema.
"Apaan begitu?! Nggak, gue nggak mau!" tolak Gema mentah-mentah.
"Ya udah, cepuin ke Kak Lia, yuk, Zef. Kita bilang kalo Bang Gema itu sebenarnya nggak cinta sama Kak Lia," ajak Cello dengan cuek sambil berpura-pura menarik tangan Zefran.
"Oke! Oke! Gue ke TU sekarang," cegah Gema buru-buru. Ia mengacak rambut gondrongnya sampai berantakan, saking frustasinya menghadapi dua bocah yang tersenyum lebar itu.
"Nah, buat Bang Getha—"
"Apa?! Pacar gue beda sekolah. Mau apa lo berdua?" potong Getha dengan perasaan was-was yang semakin besar. Dalam hati ia bahkan berharap kedua bokem ini tak membuatnya melakukan hal aneh, apalagi sampai menyangkut sang kekasih seperti Gema.
"Cieee ... aku kira jomblo, Bang. Ternyata punya pacar juga," goda Zefran sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Sudut mata Getha berkedut mendengar ucapan Zefran itu. Dalam hati ia menggerutu lantaran harus keceplosan tentang keberadaan pacarnya.
"Kami nggak minta Abang lakuin sesuatu ke pacarnya, kok," ucap Cello dengan senyum penuh arti di wajahnya.
=•=•=•=•=•=
KAMU SEDANG MEMBACA
MARCEL You're Not Alone|| Chenle ft NCT Dream
FanfictionMarcel, nama yang Cello dapatkan dari orang-orang tersayangnya. Hingga suatu hal terjadi, menjadikan remaja itu kehilangan jati diri, menutup diri dari pergaulan selama hampir tiga tahun, dan menolak dengan tegas nama Marcel sebagai sapaannya. Cell...