PART 25

164 19 3
                                    

Sore harinya,ara dan muthe tengah berduduk di sebelah makam almarhum orang tua muthe.seperti yang sudah mereka rencanakan siang tadi, sore ini mereka akan berziarah ke makam.

Hanya mereka berdua saja, Chika dan fiony mereka tidak ikut berziarah di karenakan sore ini mereka akan ada jadwal perawatan wajah di klinik kecantikan langganan mereka.

Duduk di sebelah makam yang sudah di batasi dengan keramik,ara dan muthe menaburkan bunga ke dua makam tersebut.setelah itu mereka menadahkan tangan seraya berdoa dalam hati.

"Amin"ucap Ara dan muthe, mengusap wajah mereka.

"Kalo gitu pulang yuk"ujar ara beranjak, merangkul pundak muthe untuk menuntunnya berdiri.

Mata muthe yang sembab setelah menangis cukup lama di sini tadi,ara merasakan bahu muthe yang bergetar menandakan anak itu masih terisak tangis.

" jangan sedih gitu dong,nanti mama sama papa juga sedih di atas sana"ucap ara mengusap punggung gadis yang lebih mudah dari dirinya itu.

Muthe mengangguk pelan, menyisir rambut yang menutupi arah pandangnya ke belakang.muthe mengusap wajahnya dan menoleh pada ara,ia tersenyum manis seraya mengambil tangannya untuk di genggamnya.

"Makasih, udah mau nemenin aku ziarah kak"ucap muthe, suaranya tampak masih terdengar serak.

"Kembali kasih sayang,lain kali gak perlu bilang makasih.kak ara juga seneng bisa nemenin kamu terus"balas ara mengusap lembut pipi muthe yang cukup gembul itu.

"Padahal tadi muka kak Chika kayak jutek gitu pas kamu minta izin"ucap muthe

Ara hanya tertawa kecil mendengar yang di katakan oleh gadis itu,ia menarik tangan muthe yang tengah ia genggam untuk memeluk lengannya.

"Kita diner yuk!, udah mau malem juga nih"ucap ara tersenyum lebar saat melihat reaksi kaget gadis itu.

"Seriusan?, tumben banget"

"Serius lah,yuk"

Tanpa menunggu jawaban muthe,ara langsung mengajak muthe ke tempat mobilnya di parkirkan.

Di dalam mobil,ara menyetir dengan satu tangan dan satu tangannya lagi yang di peluk oleh gadis manis di sebelahnya ini.senyuman terukir di wajah mereka berdua,dari kaca mobil mereka mandangin langit yang mulai gelap.

"Kita mau diner dimana kak?"tanya muthe seraya memainkan jari-jari tangan ara yang panjang dan putih, urat-urat tangan ara yang terlihat jelas.

"Hm...kamu mau di resto atau mau hotel?"tanya ara menoleh sebentar pada muthe.

"Resto atau hotel??"

"Maksudnya tuh,kalo di hotel tuh kan lebih bisa request konsepnya sama tempat kita diner gitu loh.biar lebih mendukung suasana nya gitu..."jelas ara,ia memfokuskan arah matanya ke depan agar tidak melirik gadis yang ada disebelah nya itu.

"Haha,aku juga ngerti kok kak"ucap muthe terkekeh kecil

"Hm, oke"

"Enakan dimana?, hotel aja gak sih kak"tanya muthe memelankan suaranya.

"Di resto aja deh,aku ingat ada restoran di dekat sini"saut ara cepat

"Nah tuh restoran nya, makanan di sana enak juga kok sama pelayanan juga baik"ucap ara memutar setir mobil nya ke kanan, mobil ara masuk ke dalam area restoran besar itu.

"Em,oke..."

Ara turun dari mobil,lalu membukakan pintu mobil untuk muthe.mereka mulai melangkah bersamaan masuk ke dalam restoran mewah itu.

Mereka memilih untuk duduk di meja yang cukup sepi dan sedikit jauh dari meja-meja yang lainnya,di sana juga ada band yang sedang bernyanyi musik romantis untuk menemani beberapa pasangan yang tampaknya juga tengah malam malam di sana.

SATU HATI SERIBU KASIHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang