"Kau hanya akan merusaknya!" Sosok yang satu diantara dua orang itu terlihat gemas menahan kesal pada sosok yang ada di hadapannya dan tengah berusaha membuka lemari penyimpanan buku dengan paksa.
Mereka berdua tengah berada di bangunan Nethermere, yang terletak diantara lembah menawan.
Bangunan Nethermere memiliki banyak ruangan tempat penyimpanan barang, dan sekarang dua orang itu ada diantara ruangan tersebut. Dengan tujuan untuk mengambil buku sosok yang sekarang mencoba menahan sosok lain yang masih kukuh ingin membuka pintu lemari padahal sudah jelas tak bisa dibuka.
"Besok lagi saja aku mengambilnya saat kelas dimulai. Jadi sekarang berhenti, Haechan. Kau benar-benar akan merusaknya." Renjun semakin panik ketika melihat pintu lemari benar terlihat akan terbuka, tapi dengan cara yang tak wajar.
"Tidak akan rusak." Haechan menjawab santai, seolah tak peduli pada peringatan Renjun.
Tangan Renjun memukul lengan Haechan. "Kalau sampai pihak sekolah tau ini, kau jangan menyeretku juga. Aku sudah memperingatkanmu."
Haechan—dengan mata yang menyorot geli menyahut dengan nada sedih diantara raut gelinya melihat paniknya Renjun. "Kau tak boleh seperti itu, Renjun. Kita harus bersama-sama."
"Kalau masalah ini aku tak mau bersamamu." Mata Renjun melotot penuh peringatan pada Haechan.
Tapi Haechan tetap tak peduli, ia terus menarik paksa pintu itu hingga..
Pintu terbuka, dengan bagian sisi yang mengalami kerusakan—pintu itu nyaris lepas.
"Lee Haechan." Renjun berdesis kesal dan langsung mencengkram tengkuk Haechan. Sementara Haechan sendiri justru terkekeh dengan kemarahan Renjun itu.
"Kau pengurus Skyren, tapi bukan berarti kau bisa merusak barang sekolah semaumu." Kaki Renjun bergerak gemas—tak tau harus melakukan apa pada Haechan yang kadang begitu keras kepala dan hanya mengikuti apa yang ia inginkan tanpa mendengar peringatannya.
Haechan meraih lengan Renjun dan mencoba melepas cengkraman itu, meski cukup sulit tapi Haechan tak melepas senyum gelinya melihat raut panik Renjun.
"Kau bilang buku catatan Nethermere mu tertinggal, aku hanya berusaha mengambilkannya untukmu." Haechan membela diri.
Alis Renjun menukik, lalu matanya melotot. "Dan aku hanya memintamu mencoba membukanya sekali, aku sudah mengatakan kalau susah aku bisa mengambilnya nanti."
Setelah tertawa pelan, Haechan pun meraih bahu Renjun, kemudian dengan cepat ia mengambil kecupan ringan pada bibir Renjun.
"Kita tak akan dalam masalah, percaya padaku." Haechan berkedip singkat, mengisyaratkan pada Renjun agar mempercayainya.
Renjun yang langsung diam setelah mendapat kecupan dari Haechan, kini hanya bisa menatap kekasihnya itu dengan sebal.
Lalu tak lama setelah itu Renjun melepaskan rangkulan Haechan padanya untuk kemudian kedua tangannya memegang masing-masing daun telinga Haechan, dan menjepitnya diantara jarinya. "Kau tetap dalam masalah."
Kali ini Haechan benar-benar meringis. Benar, ia selalu dalam masalah setelah membuat kekasihnya itu panik. Tapi itu tak membuatnya kapok dengan hukuman yang selalu Renjun berikan ini.
__________
Nethermere adalah sihir yang fokus pada sihir melodi dan nyanyian, agar bisa mengendalikan emosi dengan lagu-lagu mempesona yang memiliki melodi penyembuh hati.
"Renjun, kau bilang buku catatanmu tertinggal." Suara Yangyang membuat Renjun menoleh.
"Ternyata ada di kamarku, aku hanya lupa letak menyimpannya." Renjun tak akan mau mengatakan tentang kenyataan bahwa ia sampai mengorbankan lemari buku sekolah sampai rusak hanya untuk mengambil buku catatannya. Ia meminta Haechan yang bertanggung jawab penuh atas ulahnya itu.
"Kau tak bisa melihat itu lewat kemampuanmu?" Tanya Yangyang.
Renjun mengernyit dan berujar. "Aku bisa melihat masa depan, dan itu bukan berarti aku bisa melihat semua hal yang aku lupakan."
Selain mengikuti kelas nethermere, yang memang Renjun minati. Renjun juga memiliki kelas Crescent moon, dimana ia bisa mempelajari ramalan masa depan juga mencoba memahami bahasa takdir.
"Siapa tau kau bisa melihat ulang masa lalumu saat kau menyimpan bukumu itu." Kikik Yangyang.
"Tidak ada hal seperti itu." Sahut Renjun.
"Dan juga, penglihatanku tentang masa depan belum sebaik itu." Renjun belum bisa melihat masa depan semaunya, ia hanya bisa melihat masa depan ketika secara tak sengaja melihat sebuah benda atau tingkah seseorang yang seolah bagian dari apa yang akan ia lihat lagi di masa yang akan datang.
__________
Kerling jahilnya tak pernah hilang, ia selalu bersikap ramah dan hangat pada siapapun. Nyaris tak ada yang mendapati Haechan ini memiliki sikap buruk atau menyebalkan.
Sepertinya hanya Renjun yang menganggap Haechan menyebalkan, karena memang Haechannya sendiri begitu gemar membuat Renjun merasa kesal.
"Kau tau pelaku perusakan itu?" Tanya Jeno pada Haechan yang berjalan menuju ruang pengajar dengan santai.
Haechan mengangguk tanpa pikir panjang.
"Siapa?" Jeno mendengar pagi ini pengajar meminta muridnya yang merasa telah merusak lemari di ruangan Nethermere untuk mendatangi ruangan pengajar, atau jika tak ada yang mengaku pengajar meminta orang yang tau pelakunya untuk datang memberitahukan.
"Aku." Jawab Haechan tanpa rasa bersalah.
Jeno menaikan halisnya. "Apa yang kau lakukan."
"Buku Renjun tertinggal dan ia memerlukannya." Haechan mengatakannya seolah itu adalah jawaban paling tak bisa ditolak yang ia miliki.
"Setiap Renjun mengadu sesuatu kau pasti langsung melakukan sesuatu atas pengaduan itu." Dengus Jeno tak habis pikir dengan sikap Haechan yang satu itu.
___________
Pendek dulu yaaa part kenalannya, hihi
Gimana part satu tulisan hyuckren ku? 😭
Dan kalau aku buatin fantasy map nya, mau gak?