Humanoid

44 1 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Prolog

Seorang pemuda tengah lelap tertidur ditemani mimpi yang indah. Bibirnya bergerak maju seolah tengah bercumbu dengan seseorang.

Ting


Tong


Sayangnya suara bel yang begitu nyaring membuatnya bangun dan menghela napas berat.

Sial! Kenapa pos datang sepagi ini dan mengganggu mimpi indahku?

Rutuknya yang langsung melempar selimut lalu melompat dari kasur. Berjalan menuju pintu dan membuka pintu dengan malas.

Matanya membulat ketika menemukan paket yang sangat besar di sana.

"Astaga! Paket apa ini? Perasaan aku tak memesan paket sebesar ini?" ucapnya sambil membawa paket berukuran setinggi tubuhnya ke dalam rumah.

Yibo menatap dari atas hingga ke bawah paket besar dan berat itu. Matanya memicing ketika membaca siapa pengirimnya.

Kakek sepertinya ingin menjahiliku.

Pemuda itu segera mengambil ponsel dan menelepon sang kakek. Ketika sambungan itu terhubung, sang kakek justru menjawab panggilan cucunya dengan santai.

"Kenapa kau menggangguku memancing?"

"Kenapa kakek mengirim benda besar dan berat ke rumahku?"

"Hahaha, apa kau sudah membuka isinya? Cantik, bukan? Kau memang harus belajar berteman dengan manusia, Yibo. Sudah, ya, aku sedang sibuk memancing. Anggap saja itu hadiah ulang tahunmu dariku."

Tut

Tut


Wang Talu, kakek Yibo yang merupakan salah satu konglomerat terbesar di China tertawa bahagia. Ia kembali memancing dan memberikan ponsel pada sekretarisnya.

"Kenapa Tuan tampak bahagia?" tanya sekretaris yang sudah lama mengikuti Talu.

"Yibo akhirnya punya teman baru," ujarnya senang.

Talu menoleh pada sekretarisnya yang tampak bingung.

"Aku memberinya robot paling canggih yang sama seperti manusia. Robot itu adalah robot buatan sahabatku yang menyerupai mendiang putranya. Aku bangga padanya." Talu tersenyum senang.

INFO PDF YOONA ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang