1. Greesel & Michelle

660 35 1
                                    

Greesel keluar dari kostan nya. Sebuah Toyota Yaris segera berhenti di depannya. Seorang gadis berambut panjang turun dari kursi pengemudi dan mendekati Greesel. Greesel pun berjalan mendekat, dan tanpa peringatan, gadis setinggi dagunya itu memeluknya, menempelkan wajahnya di dada Greesel.

"Aku rindu" ucap Greesel sambil mengelus rambut gadis tersebut.

"Katanya rindu, tapi pelukannya ngga dibalas," keluh Michelle dengan nada sedih.

Greesel hanya tersenyum dan membalas pelukan Michelle. Setelah beberapa saat, Greesel melepaskan pelukan.

"Ayo, kita berangkat, nanti kita terlambat." Ajak Greesel.

"Oke, kakak yang mengemudi ya, tanpa penolakan!" Perintah Michelle.

Michelle segera duduk di kursi penumpang. Greesel mengangguk ragu-ragu dan duduk di kursi pengemudi. Sebenarnya, dia baru saja belajar mengemudi. Namun, bagaimana mungkin dia menolak permintaan kekasihnya? Mereka pun berangkat ke kampus sambil mengobrol ringan.

***

Flash back On

Michelle adalah junior Greesel di kampus. Mereka pertama kali bertemu selama masa ospek Michelle, di mana Greesel adalah salah satu panitia. Greesel jujur telah jatuh cinta pada Michelle sejak pertama kali bertemu, tetapi tidak berharap lebih karena dia pikir Michelle yang cantik dan mahal pasti menyukai pria. Jadi, dia hanya mengagumi Michelle dari kejauhan. Selama orientasi, Michelle sering mengalami masalah dengan panitia lain, dan Greesel selalu ada untuk menyelamatkan Michelle dari marahan atau hukuman. Greesel juga sering memberikan bantuan, seperti ketika Michelle lupa membawa bekal, Greesel memberikan miliknya agar Michelle tidak dihukum. Michelle, yang terkesan dengan perlakuan Greesel, akhirnya memendam perasaan pada Greesel. Ini adalah kali pertama ia pernah menaruh perasaan pada seorang gadis.

***

Setelah hari terakhir ospek, Michelle berniat menyatakan perasaannya kepada Greesel. Dia menunggu di kampus sampai sepi, mengetahui bahwa Greesel biasanya pulang sore karena menghabiskan waktu di laboratorium komputer fakultasnya. Michelle memarkir mobilnya di depan gedung fakultas Greesel dan menunggu di pintu masuk. Tak lama kemudian, Michelle mendengar suara Greesel bersama wanita lain. Greesel terkejut melihat Michelle berdiri di depan pintu masuk fakultasnya.

"Kamu Michelle, kan? Kenapa belum pulang? "

"A-aku nunggu kakak. Ada hal penting yang ingin aku tanyakan tentang peraturan kampus."

Mendengar itu, Greesel menyuruh agar temannya pulang terlebih dahulu.

"Kita bicara di mobil aku aja ya Kak, aku takut nanti ada yang dengar, karena ini sensitif."

Greesel mengangguk dan mengikuti Michelle ke mobilnya. Mereka berdua duduk di kursi tengah dan Michelle mengunci pintu mobil.

"Jadi, apa yang ingin dibahas? Apa yang sangat sensitif itu?"

"Kakak tahu kan LGBT itu dilarang di kampus kita?"

Greesel menjadi takut karena ia mengira kalau Michelle telah mengetahui perasaannya selama ini.

"Iya, itu dilarang." Jawab Greesel sesantai mungkin.

"Jadi, maksud aku datang ke Kakak adalah untuk melawan itu."

"HAH? Maksudmu apa?" Greesel masih tidak paham maksud Michelle.

Michelle menarik kedua tangan Greesel dan menggenggamnya.

"Kak... aku suka sama Kakak, hal itu yang ingin aku katakan."

"I have crush on you kak. Hal itu sejak semua perhatian kakak sama aku waktu ospek. Aku baper tauu" Jelas Michelle cemberut.
"Yaudah maaf ya. Aku ngga bermaksud buat kamu baper."

Campus YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang