21. Ulang Tahun Cynthia

154 19 4
                                    

"Aku benar-benar bingung. Kita mau ngapain disini seharian?" Tanya Greesel dengan nada frustasi. Pasalnya sudah 2 jam sejak ia datang kerumah Cynthia pagi tadi dan kini iya hanya tidur di pangkuan Cynthia, dan kekasihnya itu hanya memainkan rambut Greesel dan sesekali mengecup bibirnya. Padahal rencana nya pagi tadi ingin mengajak Cynthia keluar untuk merayakan ulang tahun Cynthia ke-23 yang jatuh pada hari ini.

"Kamu ngga suka berduaan sama aku?" Tanya Cytnhia dengan nada tersakiti. 

"Aku suka kok. Tapi Aku mau ngajak kamu keluar sayang, Rayain ulang tahun kamu. Kamu mau kita kemana, hm?" 

"Ke kostan kamu. Aku mau rebahan aja seharian sambil meluk kamu. Rayain ulang tahun di tempat umum itu udah biasa. Masa ulang tahun terakhir aku harus sama kaya ulang tahun yang biasa." Ucap Cynthia sambil mempoutkan bibirnya. 

"Kamu terlalu percaya sama dokter Gita. Dengar ya sampai tahun-tahun selanjutnya kamu bakal tetap rayain ulang Tahun sama aku."

Cynthia hanya mengangguk, kekasihnya itu hanya berusaha menutupi kesedihannya. 

***

Kini keduanya sudah ada di kostan milik Greesel. Meski kecil kostan itu terasa sangat nyaman karena penataannya yang baik. Cynthia langsung berbaring di kasur Greesel, melepas lelahnya. Greesel menyusulnya dan berbaring disebelah kekasihnya itu. Cynthia langsung saja menarik lengan Greesel dan memeluknya. Tiba-tiba ia terpikir sesuatu.

"Kamu udah temanan lagi sama Gracie?" Tanya Cynthia mulai serius.

Greesel menggeleng. "Bukannya kamu ngga suka?" Greesel menatap Cynthia dengan heran.

"Dia baik kok." Ucap Cynthia. "Kamu boleh temanan sama dia." Tambahnya.

Greesel menghela nafas. Ia menutup mata memilih untuk diam dan memeluk tubuh ramping gadisnya itu. Bagaimana bisa Cynthia telah berubah pikiran tentang Gracie. Sebelumnya ia sangat benci pada Gracie. Cynthia mulai berubah pikiran tentang Gracie sejak hari dimana Gracie memberi tau apa yang dilakukan Greesel dan Michelle di pantai. Tampaknya gadis itu peduli dengan hubungan mereka.

"Kamu lapar? Ayo kita keluar cari makan." Bisik Greesel tanpa membuka matanya. Namun Cynthia hanya menggeleng. "Aku mau disini aja sama kamu." 

"Kan kalau kita keluar kan tetap sama aku." Namun gadis itu tetap aja menggeleng. "Mau tiduran aja sama Greesel." 

Greesel mulai sedikit jengkel dengan gadis itu. Padahal ini sudah jam makan siang. Greesel tidak boleh telat kalau soal makan siang. "Yaudah aku mau pesan makanan aja." Kali ini Cynthia mengangguk. Greesel pun beranjak mengambil ponselnya. Namun Cynthia menahannya. "Jangan kemana-mana. Disini aja." Ucap gadis itu santai. Greesel mulai frustasi "Jadi mesan makanan nya gimana? Handphone aku kan di meja." 

Cynthia mengerutkan dahi, menahan tangan Greesel agar tidak bergerak. "Kamu kan bisa ambil handphone-nya sambil tetap di sini," ujarnya dengan nada manja.

Greesel menghela napas dalam-dalam, frustasi mulai menguasai dirinya. "Tapi, sayang, itu di meja! Aku harus berdiri buat ngambilnya!" Ia berusaha tenang, tapi nada suaranya mulai meninggi. "Kenapa sih kamu kok jadi manja gini?"

Tiba-tiba, air mata Cynthia mengalir deras. "Greesel... kenapa kamu bentak aku?" Suaranya bergetar, dan Greesel merasa hatinya mencelos mendengar tangisan itu.

"Eh, aku... bukan maksudku," Greesel tertegun, merasa bersalah. Ia menarik napas, tapi Cynthia sudah terlanjur menangis. Greesel ingin meraih tangan kekasihnya, tapi ia hanya bisa terdiam, bingung harus berbuat apa.

Cynthia melanjutkan isaknya, semakin membuat Greesel merasa terpuruk. "Aku cuma mau kamu di sini sama aku," ujarnya di antara isak tangisnya.

Akhirnya, Greesel berusaha menenangkan gadis yang lebih tua darinya itu. "Cynthia, dengerin aku... aku minta maaf. Aku ngga mau bikin kamu nangis. Ayo, jangan nangis, ya?" Ia meraih wajah Cynthia dan mengusap air matanya dengan lembut.

Campus YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang