Chapter 07

481 62 5
                                    

"Luna, apa yang Anda lakukan di sini?" tanya salah satu koki yang terkejut melihat presensi Jeno sudah berada di dapur pagi-pagi buta sekali.

"Aku hanya ingin membantu membuatkan sarapan, dan ada masakan yang ingin aku sajikan khusus untuk Alpha."

Koki perempuan itu tersenyum gemas oleh jawaban malu-malu sang Luna. "Baiklah, Luna. Mari kita buat sarapannya bersama. Anda kalau ingin membuatkan sarapan khusus untuk Alpha Soobin terlebih dahulu, silakan. Jika perlu bantuan, Anda bisa bilang kepada saya."

Jeno dengan semangat menyala-nyala mengangguk antusias. Sebenarnya Ia bukanlah tipikal orang yang pandai urusan dapur—tidak sepenuhnya sih. Di rumahnya saja Jeno tidak sampai berulang kali ikut memasak, apalagi sekarang sok-sokan berinisiatif membuat makanan untuk suaminya.

Tapi apa salahnya mencoba?

Toh, sekarang Ia sudah bersuami. Jeno perlu banyak belajar menjadi pasangan idaman supaya Soobin tidak mencari selir yang bisa mengayomi suaminya itu lebih baik dari dirinya.

Jeno tidak mau berbagi suami. Meski pertemuan awalnya dengan Soobin tidak sebaik yang Ia harapkan, tapi Jeno tidak ingin sampai pernikahannya justru rusak karena orang asing. Walaupun Jeno pasangan abadi Soobin, tapi sebagai pemimpin kelompok, mereka bebas jika ingin mencari selir, bukan?

....

Jeno menaruh mangkuk berukuran sedang ke atas meja makan. Senyumnya mengembang lebar, merasa bangga lantaran telah berhasil menyelesaikan tugas memasaknya.

Percobaan awal sempat gagal, karena rasa masakannya sangat asin. Namun, di percobaan kedua ini Jeno berhasil.

"Apa kamu yang memasak semua ini?"

Jeno terkesiap, lantas menoleh ke belakang. Suara ayah mertuanyalah yang mengejutkannya.

"Ah, saya hanya membantu sedikit. Saya cuma bikin sup doenjang ini." Jeno menunjuk mangkuk masakannya dengan bangga.

Siwon terkekeh renyah dan mengangguk-angguk saja. Dia mendudukkan dirinya di kursi paling ujung, sebagaimana tempat yang seharusnya seorang ayah sekaligus pemimpin duduki.

"Selamat pagi Ayah, selamat pagi kakak ipar~"

Jeno melirik tak minat kedatangan Kai yang secara terang-terangan menggodanya. Dia tetap membalas sapaan Kai sebagai bentuk pencitraan saja agar tidak dicap sebagai menantu kurang ajar.

"Pagi," balasnya cuek.

Jeno kemudian menoleh ke samping saat merasakan sentuhan lembut di pinggulnya. Ternyata Soobin. Pria itu mendudukkan dirinya di samping kiri sang ayah tanpa sepatah kata terucap.

"Nah, karena sudah berkumpul semua, mari kita langsung sarapan. Habis ini kita akan mengunjungi desa Archer," ujar Siwon.

Soobin dan Kai mengangguk patuh.

Kini mereka berempat mulai makan. Jeno sempat dibuat sumringah manakala mendapat pujian tulus dari Soobin dan Siwon soal masakannya. Terkecuali Kai yang sepertinya memang suka sekali mencari gara-gara dengannya.

Pemuda itu dengan sangat menyebalkannya berkata, "Masakan kakak ipar tidak ada bedanya dengan masakan koki, dari mana letak enaknya?"

Mungkin jika tidak ada suami dan mertuanya, Jeno bisa langsung mengumpati Kai sepuasnya. Namun, adab seorang pasangan yang sebentar lagi suaminya akan menjadi seorang pemimpin, mengurungkan niat Jeno dan lebih memilih mengumpati Kai dalam batinnya.

Beruntunglah Jeno mendapat pembelaan dari sang ayah mertua. Sehingga tak menyurutkan api semangat dalam diri Jeno yang berinisiatif belajar masak untuk suami ataupun ayah mertuanya. Jeno tak mengikutsertakan Kai, biarkanlah dia. Jeno belajar juga bukan untuk sang adik ipar, hehe.

....

"Tetaplah di rumah. Kamu akan ditemani Jay, omega sepupuku, Jungwon. Dia akan ke mari, mungkin sebentar lagi dia sampai."

"Uhm, mengerti. Titipkan salamku untuk Ayah dan kak Jaehyun!"

Soobin tersenyum simpul lalu mengangguk. Sebelum pergi, alpha Choi itu mencium kening sang omega terlebih dahulu. Setelahnya dia menaiki kudanya, menyusul Siwon dan Kai yang lebih dulu pergi.

Jeno tak diperkenankan ikut, walau sebenarnya ingin. Namun, Jeno tidak bisa memaksa. Pada akhirnya omega cantik itu masuk ke dalam kediaman Choi, menunggu kedatangan seorang omega dari desa Endelse yang merupakan istri dari pemuda yang kemarin berbicara dengannya, Yang Jungwon.

....

"Halo, permisi, apakah ada orang?"

Seruan seorang pemuda manis dari depan pintu utama membuat Jeno yang sebelumnya berada di di ruang makan, seketika berjalan keluar.

"Oh, kukira tidak ada. Kamu pasti Jeno, 'kan? Namaku Jay Yang, secara tidak langsung menjadi sepupu alpha Soobin, hehe."

Jeno menjabat tangan pemuda bernama Jay itu sambil tersenyum canggung. "Benar, aku Lee Jeno. Masuklah. Buat dirimu nyaman, aku akan mengambilkan suguhan."

"Ey, tidak perlu repot. Justru aku ke mari membawa banyak camilan yang bisa kita makan berdua," tuturnya bersemangat. "Pak Kim, tolong bawa ke sini!" Dia melanjutkan sembari berteriak memanggil Pak Kim.

Tak lama kemudian dua orang pria dewasa masuk, membawakan dua keranjang besar berisi banyak sekali makanan.

Jeno sampai termangu di tempat. Kalau boleh jujur, Jay memang omega yang sangat menyenangkan. Dia tidak terang-terangan menunjukkan kalau dirinya canggung kepada orang baru.

Sebagai sesama omega, mereka sepertinya memiliki kesukaan yang sama.

"Mari kita makan-makan!" seru Jay heboh. Tak tanggung-tanggung menarik Jeno agar duduk lesehan di atas karpet bulu menghadap dua keranjang penuh makanan khas desa Endelse.

"Kamu tahu, Jen, Jungwon tidak akan membiarkanku menghabiskan ini semua. Tapi karena sekarang dia tidak tahu, kita bisa bersenang-senang selagi para alpha tidak di dekat kita," ujarnya seraya memakan bibimbap.

Jeno meraih setoples kue kering dan membukanya. "Tidak heran jika alpha Jungwon melarangmu, Jay. Kamu membawa makanan manis dari pada makanan yang sehat. Ada baiknya kita makan berdua, keranjang satunya bisa kamu bawa pulang. Satu keranjang saja tidak mungkin bisa langsung kita habiskan, bukan?"

"Ayolah, sekali-kali tidak masalah. Kita tidak akan bisa merasakan ini lagi jika para alpha sudah pulang. Kamu harus mencoba jeonggwa ini." Jay mengulurkan manisan itu ke depan mulut Jeno.

Sang omega Lee itu mengambil camilan tersebut dari tangan Jay, memasukkannya ke dalam mulut merasakan betapa luar biasa rasa manisan tersebut.

"Demi Moon Goddess, ini enak sekali!"

Jay tersenyum senang, lalu menyodorkan setoples kecil jeonggwa di depan Jeno. "Aku membuatnya sendiri, lho."

"Kamu luar biasa, Jay. Lain kali tolong ajarkan aku."

"Hei, aku tidak janji bisa datang lagi. Tapi kalau kamu bersikeras, coba mintalah bantuan alpha Soobin. Dia juga pernah membuat jeonggwa dan rasanya juga tidak terlalu buruk."

Jeno tergelak tawa oleh pernyataan Jay tentang suaminya yang bisa membuat manisan jeonggwa. "Sulit dipercaya. Aku pikir tidak ada alpha yang sudi menyentuh peralatan dapur, hahaha!"

"Kamu benar, tapi jangan ragukan para alpha. Sekali mereka memasak, makanan itu terasa sangat enak! Masakan buatan koki saja kalah."

"Aku akan coba bilang setelah alpha pulang!"

"Harus!"

Kedua omega itu berbincang seru menghabiskan waktu bersama. Jeno benar-benar merasakan rasanya memiliki teman, semenyenangkan itu!

Perbincangan pun selalu mengarah pada pasangan alpha mereka. Tak sadar bahwasanya yang diceritakan justru kini sedang bersin-bersin sampai membuat suasana ruang pertemuan sedikit terhibur oleh Soobin dan juga Jungwon yang tiba-tiba bersin bersamaan tanpa sebab.

....

Mendadak lupa alur plisss, maapkan kalau gaje. Book ini juga kemungkinan tidak terlalu memiliki konflik yang berat. Jadi, enjoy saja.

Cuma chapter ini gaje. Tolong dimaapkan.

PembatasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang