CHAPTER 09

176 4 0
                                    

•••

TIN!

TIN!

Samuel menoleh pada sebuah mobil berwarna merah yang membunyikan klakson padanya padahal ia sudah berjalan di zebra cross.

"Woi!"

Dia terkejut saat mengetahui siapa yang ada di dalam mobil tersebut.

"Kim," gumamnya.

"Lo ngapain jalan?" tanya Kimberly sedikit berteriak, ia berbicara dari dalam mobil dan hanya membuka kaca mobilnya.

"A - Aku mau pulang."

"Rumah lo dimana?"

"Jalan Singgasana, nomor 45."

"Jalan kaki lo?"

Samuel menganggukkan kepalanya.

Kimberly berpikir sejenak seraya menatap Samuel yang berusaha menghindari tatapannya.

"Naik."

"Huh?"

"Naik mobil gue!"

Laki - laki itu mengedipkan matanya berulang kali, dia masih tak percaya dan berharap telinganya salah mendengar.

"Budeg lo? Naik mobil gue!" teriak Kimberly dari dalam mobil.

"A - Ah, iya!" Dia buru-buru masuk ke dalam mobil gadis itu.

"Pake seatbelt lo."

Baru saja Samuel ingin memakai sabuk pengamannya, Kimberly sudah melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata sampai dia merasa sedikit takut. Apalagi Kimberly melanggar lalu lintas namun ekspresi gadis itu tampak biasa saja.

"Yang mana rumah lo?" tanya Kimberly memelankan kecepatan mobilnya begitu memasuki jalan rumah Samuel.

Samuel menunjuk ke arah depan. "I - Itu, yang cat warna putih."

"Ini?" Kimberly memandang rumah yang menurutnya cukup sederhana itu.

"Ini?" Kimberly memandang rumah yang menurutnya cukup sederhana itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samuel menganggukkan kepalanya. "M - Makasih udah nganterin aku."

Saat Samuel berniat untuk membuka pintu mobil, Kimberly mengatakan sesuatu yang membuatnya kembali mengurungkan niat untuk keluar.

SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang